Jatuh Bangun Purwacaraka Dirikan Sekolah Musik

Dadan Eka Permana diperbarui 04 Feb 2018, 15:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Musikus Purwacaraka telah banyak mencetak penyanyi maupun pemain musik andal Tanah Air lewat lembaga musik yang didirikannya, Purwa Caraka Musik Studio (PCMS). Penyanyi yang meraih popularitas dari sekolah music bentukannya adalah Afgan dan Rossa.

Kini, setelah hampir 30 tahun, PCMS yang didirikan Purwacaraka pada 1 Oktober 1988 di Bandung, telah berkembang dan memiliki 93 cabang di seluruh Indonesia. Adapun tenaga pengajarnya berjumlah 1600 dengan siswa didik kurang lebih 20.000 orang. Menurut Purwacaraka, bukan hal yang mudah mengembangkan sekolah musik hingga seperti saat ini. Ia mengaku pernah mengalami jatuh bangun dalam mengembangkan PCMS.

“Saya gak pernah bilang hal tersulit. Tapi problem itu selalu ada ya. Enam tahun pertama saya pernah menjalankan ini tanpa profit sama sekali. Ada korupsi kecil-kecilan dari staf dengan berbagai modus, ada juga beberapa cabang yang harus ditutup karena masalah tempat,” kenang Purwacaraka saat ditemui di Pisa Café Menteng, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Karena kecintaannya terhadap musik dan keinginannya untuk terus mencetak generasi penyanyi dan pemain musik andal Tanah Air, membuatnya tidak menyerah dengan setiap masalah yang membelit PCMS.

Ia berupaya akan memberikan kualitas terbaik bagi siswa siswinya. "Mendirikan sekolah musik yang pertama untuk saya, dan semua yang menjadi bagian penting adalah pelayanan, makanya kami akan terus meningkatkan standar kualitas dari PCMS itu sendiri," kata Purwacaraka.

Dalam perjalannya membuat sekolah music, Purwacaraka juga banyak ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial, seperti adanya program membina pengamen dan CSR di beberapa Sekolah Dasar yang terfokus pada daerah asal berdirinya PCMS, yakni Bandung.

"Agar para pengamen lebih kaya chord gitarnya karena dengan begitu mereka bisa memberikan sajian musik yang lebih baik," kata Purwacaraka.

"Kita juga sudah melakukan CSR di beberapa Sekolah Dasar di daerah Bandung, dulu mereka (siswa SD) pulang sekolah pada ambil sampah, sekarang adanya alat musik yang sudah diberikan, habis pulang sekolah mereka main musik,"kata Purwacaraka menambahkan.