Fimela.com, Jakarta Akhir-akhir ini ada begitu banyak kasus bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang yang menderita depresi. Hal serupa pun terjadi pada Christen McGinnes yang mengalami depresi setelah ditinggal orang-orang terkasihnya.
Kehilangan orang-orang yang dicintai memang bukan sebuah hal yang mudah untuk diterima, saking beratnya Christen pun memilih untuk mengakhiri hidup dengan menembakkan senapan ke kepalanya.
Keputusan Chisten untuk mengakhiri hidupnya ia ambil setelah satu tahun memendam kesedihan, kehilangan pekerjaan, nenek tercinta meninggal dunia dan berpisah dengan pria yang dicintainya.
"Aku kehilangan pekerjaan, nenekku meninggal. Aku berpacaran dengan pria yang benar-benar baik. Aku tinggal bersamanya dan kemudian putus. Aku telah kehilangan semua tabungan dan mabuk berat," katanya dilansir dari laman Dailymail.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat itu ia merasa sangat tertekan dengan keadaan. Ia pun meminta orang lain untuk membantunya, namun ia tetap merasa terisolasi. "Saat itu aku berpikir kalau bunuh diri adalah hal yang benar untuk dilakukan. Keputusan yang tepat," lanjutnya.
Berpikir jika bunuh diri adalah hal yang tepat, Christen kemudian menembakkan senapan milikinya ke kepala hingga membuat wajahnya rusak parah. Temannya yang mendengar suara tembakan tersebut pun kemudian berteriak dan mencoba menyelamatkan Christine yang berusaha bunuh diri.
49 Kali Operasi Rekonstruksi Wajah
Ditemukan di balkon dengan luka tembak, Christen pun dilarikan ke rumah sakit dan mengalami koma selama tiga minggu. Peluru telah menghancurkan sisi kanan wajahnya, merusak rahang kanan, sepertiga dari gigi dan lidah, mulut juga mata bagian kanannya.
Mengenang kejadian yang terjadi pasa tahun 2010 itu, Christen mengatakan bahwa hal pertama yang ia ingat ketika sadar adalah sosok sang ayah yang ada disisinya dan memegang tangannya sambil meyakinkan jika semuanya baik-baik saja dan ia hanya perlu sembuh.
Saat itu Christen pun tak merasa sedih atau marah, ia bangun dengan perasaan bahagia, di mana ada banyak hadiah dari orang-orang yang menyayanginya, meski ia harus menjalani banyak rangkaian operasi untuk memperbaiki wajahnya.
Ya, Chriten telah menjalani 49 operasi untuk merekonstruksi wajahnya. Tak sampai di situ, ia pun masih harus menjalani operasi lainnya di masa depan. "Aku banyak tidur karena tubuhku membutuhkannya, sampai sekarang, dan aku masih menjalani banyak terapi dan rencana operasi," tuturnya.
Tak Ada Rasa Penyesalan
Dengan kondisi tubuhnya yang tak lahi sempurna, Christen tak menyesali perbuatannya. Baginya hal tersebut telah memberikan banyak pelajaran hidup untuknya, terlebih kini ia bisa benar-benar mengetahui orang-orang yang mencintai dan menyayanginya.
"Aku pikir perubahan terbesar bagi saya adalah melihat berapa banyak dukungan yang saya miliki dan berapa banyak orang yang benar-benar peduli dengan saya. Beberapa dari mereka benar-benar marah karena saya telah melakukan ini. Mereka masih mencintai saya," katanya.
Kini usai mengalami depresi dan hampir bunuh diri, Christen kini menjalani kehidupan yang baru dengan menghabiskan waktunya menjadi relawan dan membantu banyak orang yang mengalami kesehatan mental di Trauma Network Centre di Virginia.