Fimela.com, Jakarta Shandy Aulia dan Eiffel I'm in Love adalah kenangan indah. Bagaimana tidak, film yang menjadi debut pertama bagi Shandy itu langsung meledak di pasaran para tahun 2003. Padahal kala itu film Indonesia baru bergeliat usai mati suri di era 90-an.
****
Wanita kelahiran Jakarta, 23 Juni 1987 ini berhasil mengalahkan 5000 peserta casting dan mendapatkan peran utama di film Eiffel I’m in Love (2003) yang kemudian sukses besar dan melambungkan namanya hingga saat ini. Bakat, kecintaan, dan passion-nya di dunia seni peran bermula dari Eiffel I'm in Love.
Lewat film ini, nama Shandy Aulia dan Samuel Rizal semakin menapaki tangga popularitas. Tak heran jika Shandy sangat antusias ketika mendapat kabar pembuatan sekuel Eiffel I'm in Love 2 untuk pertama kali. Perannya sebagai Tita di film Eiffel I'm in Love masuk dalam kategori Best Crying Scene.
Masih dengan bintang yang sama, film kedua ini disutradarai oleh Rizal mantovani. Shandy Aulia yang kembali bersanding dengan Samuel Rizal mengaku sangat senang dan tak merasakan beban ketika membesut film kedua.
"Nggak (terbebani). Fun banget, seru banget, ga ada beban. Saat dikabari mau dibuat sekuel malah seneng banget. Kayak ketemu sama cinta pertama," kata Shandy Aulia di kantor Bintang.com, Senin (15/1/2018).
Selain beradu akting dengan Samuel Rizal, dalam film yang disutradarai oleh Sunil Soraya tersebut juga diramaikan oleh peran Tommy Kurniawan, Saphira Indah, Helmi Yahya, Hilda Arifin, dan Shakira Alatas.
Lewat film Eiffel I'm In Love, Samuel Rizal dan Shandy Aulia dipertemukan. Dalam film tersebut, chemistry mereka sebagai sepasang kekasih pun sangat terlihat jelas. Mereka pun sukses membuat penonton merasa terbawa dengan kisah percintaan keduanya.
14 tahun kemudian sekuel film ini diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Seperti apakah sosok Adit dan Tita di Eiffel I'm in Love 2? Bagaimana film ini memberikan semangat untuk Shandy Aulia? Simak perbincangan Puput Puji Lestari, Hasan Mukti Iskandar, dan Abraham Tyron eksklusif dengan Shandy Aulia berikut ini.
What's On Fimela
powered by
Shandy Aulia Jatuh Cinta pada Akting
Eiffel I'm in Love 2 menghadirkan kembali Samuel Rizal dan Shandy Aulia. Hebatnya, kedua pemeran tersebut mengaku tak canggung menjalin chemistry. Bahkan mereka mengaku makin dewasa dalam film ini.
Kesan main di film ini?
Sebenarnya saat dikabari mau dibuat Eiffel I'm in Love 2 itu surprise banget, semangat. Karena Eiffel I'm in Love itu film yang membuat saya jatuh cinta sama akting. Ibaratnya kayak fisrt love, bisa mengenal akting dan dunia film lewat film ini.
Kenangan di Eiffel I'm in Love?
Mungkin kalau kita bicara Eiffel itu Paris, itu tempat yang sangat romantis. Saya kesana saat usia 15 tahun. Itu benar-benar menyenangkan buat saya. Dan saat saya kembali ke saya kota tersebut mengingatkan saya pada pertama kali saya berkarir di film.
Paris itu sesuatu yang memiliki banyak kenangan. Nggak cuma liburan tapi juga tempat yang berkesan untuk pertama kali akting itu menjadi memori yang nggak pernah dilupakan.
Jedanya lama, ada tantangannya?
14 tahun berlalu, wow pastinya lama banget. Tapi untuk chemistry dengan Sammy sih kebetulan kita memang udah lama ga satu produksi. Tapi kehidupan pribadi kita sering ketemu. Sering ngobrol juga.
Tantangannya adalah mengembangkan karakternya Adit dan Tita. Di film dibuat LDR selama 12 tahun. Bagaimana mereka menjaga hubungan itu yang ingin kita lihatkan.
Kalau sama pemain lain saya memang jarang bertemu tapi begitu ketemu kita langsung komunikasi intens. Kita reading sampai 6 bulan, total persiapan sampai dengan syuting itu satu tahun sendiri. Ini membuat kita bisa klop lagi.
Bagaimana menghubungkan dengan penonton yang belum nonton Eiffel I'm in Love pertama?
Untuk penonton yang sudah nonton tentu antusias karena tahu ceritanya. Tapi untuk generasi yang sekarang, aku malah terkejut karena mereka juga antusias menunggu sekuelnya. Aku tanya mereka tahu ceritanya dari mana? Ternyata banyak yang tahu karena sering ditayangkan berulang di TV dan juga ada yang nonton di DVD.
Mereka juga bisa menerima ceritanya. Banyak yang panggil saya Kakak, rasanya mereka bisa relate sama film ini. Kalaupun mereka nggak nonton sekalipun, untuk nonton film ini nggak perlu pemikiran tingkat tinggi. Nggak harus nonton yang pertama, tapi akan lebih menggemaskan kalau nonton yang pertama.
Bagaimana hubungan Tita dan Adit nanti?
Pastinya akan ada pendewasaan juga, tapi seperti kehidupan kita aja. Seseorang tumbuh tua tentu masih memiliki kebiasaan, gesture yang kita bawa sejak kita kecil atau dewasa.
Lebih seru ya karena sekarang mereka punya pekerjaan masing-masing. Adit jadi arsitek, dan Tita jadi dokter hewan. jadi ada pertimbangan-pertimbangan yang lebih dewasa di hubungan mereka. Adit dan Tita juga bukan cuma senang-senang doang, sekarang mikirnya mau hubungan lebih serius.
Wah jadi dokter hewan, ada kenangan seru saat syuting?
Ah iya, aku itu sebenarnya alergi bulu. Tapi pas syuting harus memegang anjing yang besar. Anjingnya lebih besar dari aku malah. Suasana Jakarta yang panas dan tempat yang sempit sempat membuat aku merasa berat. Tapi Puji Tuhan bisa selesai dengan baik scene itu. Harus megang dan membiasakan diri. Harus enjoy dan menikmati untuk profesional.
Syuting yang paling menyenangkan?
Sebenarnya saya suka semua scene yang ada. Karena ini kesempatan kedua saya untuk mengembangkan karakter Tita. Kalau dulu kan saya telan pentah semua arahan sutradara Almarhun Cepry. Kali ini saya bisa diskusi sama Mas Rizal Mantovani sebelum take. Jadi lebih berkembang karakter Tita yang saya bawakan.
Mimpi dan Dukungan Suami untuk Akting Shandy Aulia
Menurut catatan, film Eiffel I'm In Love itu telah meraup perolehan angka penonton sampai 3,8 juta. Sebuah angka yang terbilang sangat tinggi mengingat kondisi perfilman tanah air ketika itu yang belum seramai sekarang. Tak heran jika Shandy Aulia mendapat kepercayaan tinggi untuk membangun karir aktingnya dari film ini.
Apa yang membuat Shandy bertahan sama akting sampai sekarang?
Saya rasa ini seperti tanggungjawab sama Tuhan ya. Saya diberi talent untuk akting, jadi saya merasa bertanggungjawab untuk mengembangkannya. Kalau ditanya mau akting amapi kapan? yang pasti sampai saya masih dibutuhkan.
Saya rasa akting itu sampai dengan kita tua masih punya tempat untuk mendapat karakter di sebuah film. Sekarang saya punya bisnis, tapi akting itu bukan pekerjaan untuk mendapatkan uang saya. Tapi tanggungjawab atas talent saya itu tadi. Cuma bedanya sekarang bagaimana prioritasnya.
Prioritas kamu sekarang apa?
Saya bersyukur ya punya suami yang open minded. David nggak terlalu mengekang apa yang saya suka selama masih positif. Dalam hal karir itu dia sangat mendukung. Tidak mempersulit istrinya untuk berkarir. Selama pernikahan keenam, kita saling support untuk berkarir juga.
Pernah nggak suami kasih rambu-rambu untuk memilih peran?
Ya ya, dia suka kasih masukan. Aku juga suka cerita kalau dapat tawaran peran. Aku ceritain kisahnya bagaimana, lalu main sama siapa. Tapi untuk into dalam bisnis akting dia nggak ikut campur. Dia paling bilang kalau aku suka, yakin banget bakal bagus ya jalan aja. Dia simple, fun, seru.
Pernah nggak dia nunggui kamu syuting?
Kami dari pacaran nggak membiasakan dianterin, dijemput. Selama enam tahun pernikahan, paling cuma dua tiga kali aja ikut ke lokasi syuting. Karena waktu kerja kami beda.
David itu tipe yang bangun pagi, tidur tepat waktu. Sedangkan saya kalau kerja bisa pulang pagi. Jadi ya nggak ketemu. Dari kecil dia dididik untuk bangun pagi. Kalau sekarang sih saya jadi ikut menyesuaikan.
Waktu awal nikah ini ceritanya pengin kelihatan bisa bangun pagi dan masakin suami. Itu bangun pagi, tapi hari kedua udah nyerah deh. Pesan makan aja deh. Tapi dia nggak nuntut juga. Semua ada online pesan aja.
Komunikasi sering nggak?
Kita memang menjaga komunikasi untuk tahu kita dimana dan ngapain. Tapi nggak yang tidak setiap jam mesti ngasih kabar ya.
Meminta ijin kepada suaminya saat ada adegan romantis dalam filmnya?
Enggak (ijin) sih, karena dari film-film sebelumnya, contoh kissing scene ya tiap baca script ada kissing scene, ya untungnya suami saya orangnya open-minded.
Ke depan pengin main apa?
Komedi, komedi yang benar-benar full komedi. Orag-orang bilang film saya film komersil dan saya suka itu. Film itu buat saya jadi luar biasa karena bisa diterima. Penonton bisa keluar bisoskop dan mengingat adegannya itu seru sekali buat saya.
5 alasan buat nonton film Eiffel I'm in Love 2?
Menggemaskan, bisa senyum senyum sendiri ketika nonton, bikin baper, nostalgia, dan nggak akan bisa dilupakan.
Bagi Shandy Aulia, apa yang sudah diraihnya bukanlah semata-mata karena kemampuannya tapi juga karena kasih karunia Tuhan. Dan menurutnya, kepuasan dan kesuksesan di dunia seni peran bukanlah hanya soal popularitas, jumlah materi yang didapatkan, dan penghargaan tapi bisa berdiri menjadi sesuatu yang bukan hanya sekedar hiburan yang akan dilupakan. Akankah Eiffel I'm in Love 2 menjadi sesuatu yang fenomenal dan dikenang sepanjang masa? Kita tunggu di bioskop, 14 Februari 2018.