Fimela.com, Jakarta Dari: SI***
Sebelumnya perkenalkan nama saya Si**** saya mempunyai hubungan selama 5 tahun. Awalnya kami beda agama tetapi pasangan saya di tahun ke tiga dalam hubunggan kami, masuk muslim karena keinginannya sendiri tidak ada paksaan apapun dari saya. Sebelumnya dari dua tahun lalu pasangan saya meminta saya menjadi istri nya. Tetapi setelah itu bapak saya meninggal sehingga harus ditunda. Setelah ditunda kami melanjutkan perencanaan pernikahan kami kembali. Tetapi ada pertentangan dari orang tua nya sehingga mengundur ngundur waktu untuk datang ke rumah saya. Kami sudah dp gedung dan dp baju pernikahan. Seiring berjalannya waktu keluarga mulai memberikan lampu hijau. Bapak dan kakaknya merestui namun ibunya tidak. Dan pasangan saya selalu siap jika ditanya kapan akan menikah. Mengingat umur saya semakin bertambah. Tetapi saya tidak mengerti apa yang ada di pikiran pasangan saya. Dia bilang sia ttp menikah walau ibu tidak merestui, karena seiring berjalannya waktu orang tua akan mendukjng pilihan jalan kehidupan anaknya. Saya lelalh dengan semua. Dari sikap pasangan saya sangat mencintai saya, tidak igin melempaskan saya. Dilain sisi saya cukup sakit tidak ada kepastian seperti ini. Saya lelah. Tekanan dari keluarga saya mulai muncul yaitu tekanan pertanyaan kapan menikah. Saya harus bagaimana, ? Saya melepaskan pasangan saya tidak sanggup. Karena saya dengan dia dimulai dari Nol . Dari belum mapan sampai sudah mapan. Dan sudah bisa menghidupi saya. Mohon dibantu jalan keluarnya seperti apa.
***
Dear Si****
menikah bukan cuma perkara umur. Memang butuh faktor kesiapan baik secara mental maupun finansial, yang didukung dengan restu kedua belah pihak keluarga, khususnya orang tua. Sayangnya, beberapa pasangan tidak bisa melengkapi faktor-faktor tersebut secara utuh, seperti kamu yang belum kunjung mendapat restu dari ibunya.
Apakah itu masalah? Tergantung bagaimana kamu memandangnya. Jika kamu dan dia merasa restu ibu adalah yang utama, tentu saja ini akan jadi masalah yang pelik. Namun jika kamu mau menyangkal soal pentingnya restu ibu dan yakin seiring berjalannya waktu beliau akan merestui, maka kamu bisa melenggang ke pernikahan tanpa restu ibu.
Coba diskusikan dengan keluargamu, khususnya orang tuamu. Siapa tahu mereka bisa memberimu pencerahan karena bertambahnya pandangan dari sudut pandang orang tua.
Jika memang kamu tak yakin menikahinya karena masalah ini, berarti memang hubunganmu tidak bisa dilanjutkan. Sudah memulai dari nol, sudah terlanjur cinta dan lain-lain sebagainya itu bukan alasan untuk menjalani sesuatu yang tidak kamu yakini, apalagi pertaruhannya masa depanmu sendiri. Namun jika memang kamu tetap ingin maju meski tanpa keyakinan, setidaknya bulatkanlah keberanianmu untuk menanggung segala risikonya.
Yang penting ingat, menikahlah saat kamu dan dia merasa benar-benar siap. Jangan menikah dengan terpaksa karena merasa umur sudah tua ataupun tuntutan keluarga. Semoga masalahmu lekas terselesaikan, ya. :)
***
Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!