Fimela.com, Jakarta Belakangan ini ada sejumlah artis Malaysia yang bermain di film-film Indonesia. Salah satunya adalah Bront Palarae yang film terbarunya, Ayat Ayat Cinta 2 (AAC 2), sedang tayang di bioskop.
***
Kesuksesan AAC 2 yang sudah meraih 2 juta penonton lebih tentu tak lepas dari kontribusi gemilang para pemainnya, termasuk Bront. Rasanya wajar saja karena pria kelahiran 27 September 1978 sudah cukup lama berkiprah di bidang akting. Pemilik nama asli Nasrul Suhaimi bin Saifuddin itu mengawali karir aktingnya di tahun 2000.
Tak hanya menjadi pemain, Bront Palarae juga dikenal sebagai penulis skenario, produser dan sutradara. Sedangkan perjalanan karir Bront di Indonesia dimulai dari serial Halfworlds di HBO Asia yang disutradarai Joko Anwar. Setelah itu ia bermain di film Headshot, My Stupid Boss di dan Pengabdi Setan dimana ia berperan sebagai Bapak.
Remake dari film berjudul sama di tahun 1980 itu ternyata sukses besar, meraih 4 juta penonton lebih dan menjadi film Indonesia terlaris di tahun 2017 lalu. Bukan hanya laris, film yang disutradarai Joko Anwar itu juga meraih sejumlah penghargaan termasuk di Festival Film Indonesia 2017.
Nama Bront Palarae pun semakin berkibar dan dikenal di Indonesia. Usai Pengabdi Setan, Bront mendapat tawaran bermain di film Ayat Ayat Cinta 2 yang juga dibintangi Fedi Nuril, Dewi Sandra, Chelsea Islan dan Tatjana Saphira. Ia mengaku senang bisa mendapat peran di film yang diangkat dari novel laris tersebut.
“Saya senang bisa jadi bagian dari Ayat Ayat Cinta 2. Selain ceritanya yang bagus, film pertamanya kan sukses besar dan juga jadi hits di Malaysia. Saya nggak nyangka ternyata bisa ikut bermain di sekuel Ayat Ayat Cinta,” tutur Bront Palarae waktu ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Di AAC 2 yang diproduksi MD Pictures, Bront mendapat tantangan baru yang belum pernah didapatkannya selama ini. Seperti apa peran dan kesulitan yang dihadapi Bront Palarae di film Ayat Ayat Cinta 2? Apa harapannya untuk film yang disutradarai Guntur Soeharjanto itu? Lalu bagaimana dengan karirnya di Malaysia dan apa proyek film Bront selanjutnya terutama di Indonesia?
What's On Fimela
powered by
Bront Palarae dan Ayat Ayat Cinta 2
Keberhasilan Pengabdi Setan membawa Bront Palarae ke peran yang sama sekali beda di Ayat Ayat Cinta 2. Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapinya di film drama-religi tersebut. Lalu apakah kesuksesan film pertamanya sempat menjadi beban bagi Bront?
Apa peran dan karakter kamu di Ayat Ayat Cinta 2?
Aku berperan sebagai orang Yahudi bernama Baruch. Ini peran antagonis karena ceritanya dia sangat membenci muslim terutama yang ada di Eropa. Salah satunya ya Fahri yang dimainkan Fedi Nuril, dia kan muslim yang tinggal di Skotlandia, di negara Eropa dimana muslim masih jadi minoritas.
Bagaimana bisa terlibat bermain di Ayat Ayat Cinta 2?
Setelah main di Pengabdi setan, saya ditelpon sama cast coordinator yang dulu pernah kerjasama di serial Halfworlds karya bang Joko Anwar. Katanya, ada peran di Ayat Ayat Cinta 2, lalu diajak ke kantor MD buat kasting Lalu aku dan ternyata ditawari peran antagonis. Aku senang bisa jadi bagian dari film ini meski harus jadi pemeran antagonis.
Apa yang membuat kamu mau bermain di Ayat Ayat Cinta 2?
Menurut aku, aku senang sekali ya bisa membawakan peran yang membawa kegelapan, haha. Isu yang ada di cerita film ini sangat menarik dan relevan dengan situasi saat ini, lalu ada love story yang memikat hati. Apalagi film pertamanya sukses, jadi rasanya susah untuk menolak bermain di film ini.
Kamu nonton film pertamanya?
Pasti saya nonton karena Ayat Ayat Cinta pertama juga sukses di Malaysia, disana banyak penggemarnya. Istri aku juga sempat nonton dan suka banget. Malahan dia lebih excited daripada aku, hahaha. Dia sampai mau baca skripnya tapi nggak jadi karena katanya mau nonton langsung aja filmnya. Di Malaysia sukses karena waktu itu belum ada film religi yang digabung dengan kisah cinta yang menarik, dan itu baru ada di Ayat Ayat Cinta.
Ada kesulitan bermain di film ini?
Kalo aku kesulitannya, harus bisa bahasa Ibrani, bahasanya orang Yahudi. Bahasa Indonesia di film saja aku masih suka kurang lancar, nah ini harus pakai bahasa Ibrani, hahaha. Aku juga harus paham persoalan dan konflik di Timur Tengah dan bagaimana jadi pembenci orang Muslim, ya seperti itulah, harus banyak tambah wawasan. Aku juga harus main emosi untuk membangun kebencian.
Bagaimana cara mengatasinya?
Persiapannya cukup matang di film dan aku jadi nggak perlu waktu lama untuk masuk dalam karakter Baruch. Buat bahasa ada pelatih khusus. Lalu untungnya aku pas di film Pengabdi Setan ada scene tahlilan. Itu termasuk sulit karena aku berperan sebagai orang yang tidak suka tahlilan. Padahal aslinya enggak pernah merasa nggak suka dengan tahlilan atau perayaan agama lainnya, jadi aku sudah ada bayangan bagaimana memerankan karakter Baruch.
Lalu proses syuting berjalan lancar atau sebaliknya?
Syuting sebenarnya cukup lancar tapi masalahnya ada pada soal waktu dan cuaca, karena ada sejumlah adegan yang harus mengejar waktu belum lagi ditambah cuaca yang suka berubah. Ada beberapa adegan dimana aku harus diburu waktu jadi harus bisa tampil sebaik mungkin.
Bagaimana kerjasama dengan pemain lainnya?
Di film ini aku banyak jalani adegan sama Dewi Sandra. Yang menarik, tadinya aku belum dikasih tahu kalau Dewi main di film ini dan baru ketemu pas syuting. Settingnya di penjara, adegannya cukup seru dan menguras emosi ya terutama buat Dewi karena ceritanya saya menyiksa dia.
Bront Palarae Antara Indonesia dan Malaysia
Ada beberapa cerita menarik kenapa Bront Palarae bermain film di Indonesia. Aktor asal Malaysia yang bermain di Ayat Ayat Cinta 2 ini juga mengungkapkan peran penting Joko Anwar dalam karir aktingnya di negeri ini.
Apa yang menarik dari film ini?
Saya rasa ini menarik karena mereka yang sudah menunggu selama 10 tahun ini jadi momen yang ditunggu-tunggu. Buat yang belum nonton film pertamanya, ini tetap cerita yang menarik buat ditonton, relevan dengan situasi sekarang. Apalagi dengan deretan pemain yang luar biasa, dengan visual yang luar biasa, ini film yang wajib ditonton dan sayang buat dilewatkan.
Kamu sendiri sudah nonton Ayat Ayat Cinta 2, menurut kamu bagaimana hasilnya?
Aku belum nonton dan kayaknya nggak akan nonton karena memang jarang nonton film sendiri. Waktu Pengabdi Setan aja aku akhirnya nonton karena dipaksa bang Joko dan istri aku juga pengen nonton. Soalnya aku merasa kalau nonton kita jadi ngeliatin kekurangan kita sendiri, jadi merasa nggak puas.
Bisa cerita bagaimana awal kamu bermain film di Indonesia?
Aku main di Indonesia di akhir 2014 karena diajak bang Joko. Jadi bang Joko nonton salah satu film aku di Malaysia. Dia ternyata suka sama akting aku terus ngajak aku ketemuan. Setelah itu beberapa waktu kemudian, aku diajak bang Joko katanya mau syuting serial Halfworlds, dan aku terima tawarannya. Setelah main di situ, aku diajak Upi main di film My Stupid Boss, itu setelah Upi dapet rekomendasi dari bang Joko. Aku jadi salah satu pemain yang nggak ikut proses kasting, hahaha. Ya, itu nasib baik lah.
Semua film kamu sukses juga di Malaysia?
Iya ada Headshot, My Stupid Boss dan Pengabdi Setan. Paling sukses Pengabdi Setan karena jadi film Indonesia terlaris yang pernah diputar di Malaysia. Kalau Ayat Ayat Cinta 2 belum tahu hasilnya karena rencananya baru di bulan Januari ini main di Malaysia.
Pernah menyangka Pengabdi Setan bisa sukses besar?
Kita sama sekali nggak nyangka kalau Pengabdi Setan bisa sukses. Waktu syuting kita berusaha yang terbaik aja, waktunya juga cuma 18 hari dan ternyata bisa sukses besar. Ya kita bersyukur saja dengan hasil seperti ini karena bisa melebihi ekspektasi.
Bagaimana dengan karir kamu di Malaysia?
Aku masih syuting di Malaysia, di sana aku juga punya rumah produksi dan memproduksi beberapa film. Jadi ya harus bolak-balik Malaysia dan Indonesia.
Kenapa kamu mau bermain film di Indonesia?
Karena di Malaysia aku pikir kurang ada tantangan lagi, makanya aku cari tantangan baru di Indonesia. Aku merasa perfilman Malaysia masih kalah dan tertinggal jauh dari perfilman Indonesia.
Apa proyek terbaru kamu?
Proyek baru, ada film Love is a Bird sama Richard Oh. Lalu di Malaysia ada 2 film lagi, dan baru syuting film Indonesia tapi judulnya masih rahasia. Rencananya ada sekuel My Stupid Boss dengan pemain yang sama, tapi aku belum bisa banyak kasih informasi dan masih nunggu skripnya. Mudah-mudahan bisa tayang di tahun ini juga, kita tunggu saja.
Selain Bront Palarae, ada dua artis Malaysia lainnya yaitu Chew Kinwah dan Nur Fazura yang dikenal luas. Nama Bront termasuk terdepan terutama karena keberhasilan Pengabdi Setan yang jadi film Indonesia terlaris di tahun 2017. Perannya di Ayat Ayat Cinta 2 sepertinya akan semakin melejitakan pamor Bront karena ia mampu tampil dengan karakter beda di tiap filmnya. Kita nantikan saja kiprah Bront Palarae berikutnya.