5 Hal tentang Album Ruang Tunggu Payung Teduh

Nizar Zulmi diperbarui 03 Jan 2018, 13:08 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahun 2017 menjadi tahun yang baik bagi sejumlah musisi dan band di Indonesia. Di saat yang sama momen ini juga jadi sesuatu yang mengharukan bagi para penikmat musik Payung Teduh.

Grup musik yang dikenal dengan bait-bait liriknya yang puitis itu akhirnya merilis album ketiga mereka, Ruang Tunggu. Sesuatu yang sudah dinanti-nanti terwujud di pertengahan Desember lalu.

Ruang Tunggu menyajikan 9 track dengan Akad sebagai single pertama. Melihat sukses hits tersebut tampaknya cukup membuat penasaran dengan kedelapan track lainnya.

Apa saja hal-hal menarik di album Ruang Tunggu, album ketiga Payung Teduh? Berikut beberapa poin yang bisa kamu simak.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Album Terakhir Is?

Is, vokalis Payung Teduh sudah cukup lama dikabarkan bakal hengkang dari Payung Teduh. Hal tersebut ternyata bukan isapan jempol belaka. Is mengakhiri kontrak pada penghujung tahun, 31 Desember 2017 dan bakal tetap produktif berkarya secara mandiri. Album Ruang Tunggu saat ini menjadi album terakhir Is bersama Payung Teduh.

Eksperimen dan Warna Baru

Payung Teduh cukup berani bereksperimen dengan hal baru di album ini. Akad merupakan contoh yang paling nyata tentang pendekatan Is dkk ke ranah yang lebih majemuk. Warna 9 tracknya ternyata cukup berbeda satu sama lain, membuat penikmat Payung Teduh era lama tak kehilangan gairah.

3 dari 4 halaman

Keterlibatan Steve Lillywhite

Selain karena lagu-lagunya, Ruang Tunggu memiliki daya tarik dari segi penggarapannya. Beberapa jagoan musik ikut terlibat di project ini. Salah satunya Steve Lillywhite, yang memproduseri track Di Atas Meja yang jadi single andalan kedua Payung Teduh.

Steve ikut andil di album Payung Teduh karena tertarik dengan musikalitas yang ditawarkan Is dkk. Gayung bersambut, produser yang pernah menggarap karya U2 ini akhirnya berjodoh dengan Payung Teduh.

Akad Bak Durian Runtuh

Akad mungkin termasuk salah satu hits paling unik di tahun 2017. Payung Teduh yang penikmatnya sebagian besar dari fans indie berhasil melebarkan sayap lewat lagu tersebut, Mengusung tema yang menyangkut banyak orang serta bahasa yang lebih sederhana mendatangkan ribuan pendengar baru.

Memang seperti durian runtuh, tapi lagu ini juga disebut-sebut jadi faktor penyibuk Payung Teduh dengan rentetan jadwal manggung. Kesibukan off air dianggap memudarkan semangat para personelnya untuk duduk bareng dan membuat karya baru.

4 dari 4 halaman

5. Penutup Perjalanan Payung Teduh?

Bukan hanya menjadi akhir perjalanan Is dari grup, Ruang Tunggu kemungkinan juga jadi penutup karier Payung Teduh. Tanpa Is, tak sedikit yang meragukan keberlangsungan band tersebut ke depannya.

Payung Teduh juga memberi isyarat tentang tahun 2017 bagi perjalanan mereka. Meski tak gamblang menjelaskan apa yang akan terjadi, penikmat musik tetap berharap yang terbaik bagi mereka.