Fimela.com, Jakarta Film Ayat Ayat Cinta 2 (AAC 2) terbukti jadi salah satu film paling ditunggu di penghujung tahun 2017 kemarin. Film yang dibintangi Fedi Nuril, Chelsea Islan dan Tatjana Saphira ini sudah ‘diserbu’ penonton sejak hari perdana penayangannya pada 21 Desember 2017.
***
Memasuki delapan hari pemutarannya, AAC 2 sudah meraih 1,5 juta penonton, seperti dilansir dari akun twitter MD Pictures. Sejak film perdananya (2008) meraih tiga juta penonton lebih, tentu banyak yang penasaran ingin menyaksikan kelanjutan film tersebut. Tapi tentu bukan hal yang mudah untuk mewujudkan sekuel film yang masih diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy itu.
Banyak hal yang harus dipersiapkan dengan sangat matang, termasuk untuk kasting pemain. Sebagai salah seorang pemain, Tatjana Saphira sangat merasakan tantangan selama menjalani syuting AAC 2. Selain itu, wanita yang akrab disapa Tata ini juga jadi yang termuda diantara pemain utama lainnya.
“Waktu pertama nonton itu kan masih kelas 5 SD, jadi masih belum terlalu ngerti apa-apa. Tahunya film ini yang lagi ramai dan banyak yang nonton. Belakangan aku akhirnya mengerti kenapa filmnya banyak ditonton orang," kenang Tatjana saat ditemui di SCTV Tower, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Tatjana Saphira yang awal karirnya menjadi model video klip ini baru berkiprah di dunia akting di tahun 2011 lewat sinetron Bulan di Atas Mentari. Dua tahun kemudian, pemilik nama lengkap Tatjana Saphira Hartmann ini bermain di film layar lebar yaitu Crazy Love dan Get Married 4.
Selain wajah cantiknya, akting Tatjana di film Crazy Love cukup menarik perhatian. Film lain yang pernah dibintanginya antara lain, Runaway, Negeri Van Oranje, I am Hope, Stip & Pensil dan Sweet 20. Film Sweet 20 bisa dibilang jadi penampilan paling cemerlang Tatjana Saphira di dunia film sejauh ini.
Tak hanya tampil gemilang sebagai seorang nenek yang terperangkap dalam tubuh anak muda, Tatjana juga menyanyikan sendiri beberapa lagu di film adaptasi dari Korea tersebut. Berkat aktingnya di Sweet 20, Tatjana Saphira berhasil masuk nominasi di berbagai ajang penghargaan termasuk di FFI 2017.
Usai tampil cemerlang di Sweet 20, Tatjana Saphira dihadapi tantangan berbeda di AAC 2. Apa saja tantangan yang harus ditaklukkannya dan bagaimana ia menjalaninya? Pengalaman menarik apa saja yang didapatkannya di Ayat Ayat Cinta 2? Tantangan dan peran apa lagi yang ingin dijalaninya? Simak hasil wawancara dengan Tatjana Saphira berikut ini.
What's On Fimela
powered by
Tantangan Tatjana Saphira di AAC 2
Saat Ayat Ayat Cinta pertama di tahun 2008 menjadi film Indonesia terlaris waktu itu, .dara cantik kelahiran 21 Mei ini masih berusia 11 tahun. Meski begitu ada sejumlah hal yang membuat Tatjana Saphira terkesan dengan film drama-religi tersebut dan cukup berpengaruh dalam keputusannya menerima tawaran bermain di Ayat Ayat Cinta 2.
Apa dan bagaimana karakter kamu di Ayat Ayat Cinta 2?
Aku memerankan karakter Hulya, sepupu dari Aisha, yang diceritakan entah kemana dalam perjalanannya ke Palestina. Hulya ini seorang mahasiswi yang ingin mengejar pendidikan post graduate. Dia diceritakan sebagai seorang perempuan elegan, chic, cerdas, baik hati dan punya keingintahuan yang besar. Karakternya sendiri menurutku sangat loveable dan ceria.
Bagaimana bisa terlibat di Ayat Ayat Cinta 2?
Aku ditawarin peran sebagai Hulya dan aku suka perannya. Setelah baca skripnya juga, karakter Hulya setidaknya bisa menetralisir kegelapan yang ada dalam cerita ini terutama buat tokoh Fahri yang sudah mengalami banyak masalah dalam hidupnya. Waktu awal dateng dikasi potongan skrip yang ada Hulya aja. Setelah dua kali proses kasting, akhirnya aku dapet peran sebagai Hulya.
Kenapa tertarik bermain di film ini?
Bagi aku ini suatu kehormatan. Aku mau terlibat karena novelnya sangat menyentuh. Lalu waktu film pertamanya dulu aku masih SD dan sempat nonton . Aku suka dan tahu filmnya ngetop banget dan fenomenal, jadi salah satu film drama-religi terlaris di Indonesia, makanya pas ditawarkan jadi bagan dari sekuelnya, aku rasa ini peluang yang baik.
Apa yang membuat kamu yakin film ini bakalan sukses?
Karena, kalo AAC pertama aja sukses apalagi film keduanya. Pasti setidaknya sama atau bahkan dibikin lebih bagus dari yang pertama, karena semuanya sudah disiapkan dengan sangat baik.
Apa tantangan bermain di AAC 2?
Kalau buat aku tantangannya, harus memerankan karakter yang lebih dewasa dari aku. Selain itu aku ada transformasi peran dari seorang mahasiswa biasa jadi lebih dewasa lagi dan jadi seorang istri. Jadi buat mempelajari mind set seorang istri seperti apa, ya itu tantangan buat aku. Aku juga harus menjalin chemistry dengan pemain lain, meski udah kenal dengan beberapa pemain tapi kan baru kali ini main bareng dalam satu film.
Apa persiapan khusus sebelum syuting?
Seperti biasa, ada workshop sama reading. Terus aku sama mbak Dewi (Sandra) ada satu adegan yang harus latihan koreo dulu. Pas syuting, itu waktunya sampai seharian dan ternyata pas di layar cuma sekitar dua menit, hahaha.
Sebelum syuting, sempat nonton lagi film pertamanya?
Iya, karena waktu AAC pertama itu waktu aku masih kelas 5 SD. , Waktu dulu belum begitu ngerti ceritanya, makanya pas ditawari peran di film ini aku nonton lagi filmnya.
Ada kesulitan selama syuting?
Hmm, mungkin saat syuting di Skotlandia, kita kan banyak syuting outdoor dan waktu itu lagi pergantian dari summer ke autumn, apalagi cuaca di Inggris Raya kan sering berubah, paling kendala di cuaca. Pernah ada satu adegan yang sudah selesai tapi mesti diulang karena harus disesuaikan dengan cuacanya juga. Waktunya juga cukup padat karena ada banyak syuting di tempat umum. Itulah uniknya dan menariknya pekerjaan kita karena banyak sekali perjuangan di balik layar. Penonton kan sudah lihat hasil akhirnya, padahal banyak cerita dan perjuangan yang harus kita lakukan selama syuting.
Ada adegan tersulit atau paling berkesan?
Adegan yang paling sulit, ya agak spoiler sih. Jadi ada adegan di rumah sakit aku sama Fedi dan Dewi. Ini sebenarnyas udah ada di awal syuting tapi kemudian harus re-take khusus sekitar sebulan setelah syuting selesai. Wah itu berat juga karena kita sudah lama nggak syuting dan adegannya juga cukup berat. Kita harus ngumpulin energi lagi supaya bisa men-deliver emosi cukup dalam. Ya, cukup berat sih, apalagi di hari itu ada tujuh scene dengan tensi cukup tinggi dan semua dalam keadaan lelah juga.
Kabarnya kamu harus berdialog bahasa Jerman dan Turki di film ini?
Soal bahasa, tadinya mau pakai beberapa bahasa asing yaitu Turki dan Jerman. Tapi akhirnya aku nggak pakai bahasa Turki, dan hanya sedikit bahasa Jerman. Karena tetap diutamakan bahasa Indonesia, seperti di film pertamanya supaya lebih mudah dimengerti dan pesannya bisa lebih sampai.
Dunia Akting Tatjana Saphira
Sudah banyak peran yang pernah dimainkan oleh Tatjana Saphira,lalu peran seperti apa lagi yang ingin dimainkannya? Lalu apa pendapatnya soal sosok Fahri di Ayat Ayat Cinta 2 yang terkesan begitu sempurna?
Apa yang menarik dari AAC 2?
Yang menarik, film ini jadi proses pendewasaan dari yang pertama. Terus ensemble cast nya sangat menarik, dan karakter-karakter yang diperankan juga menarik, beda dan punya keunikan masing-masing. Penonton paling nggak bisa relate sama satu karakter di film ini.
Apa pesan dari film ini menurut kamu?
Pesannya, sebenarnya di dunia ini masih ada orang yang baik dan menginspirasi kita untuk memilih jadi orang baik.
Apa hal tak terduga dari film ini?
Yang spesial, ini merupakan sekuel yang luar biasa, dan akan berbeda dari pikiran dan ekspektasi banyak orang. Ayat Ayat Cinta kan selama ini identik dengan percintaan atau poligami, tapi AAC 2 ini cakupannya lebih luas, masih tentang cinta tapi yang lebih luas lagi, dan lebih relevan dengan situasi saat ini.
Ada beban bermain di AAC 2 yang diharapkan bisa sesukses film pertamanya?
Kalo dibilang beban, setiap peran pasti ada bebannya masing-masing Karena kita dalam setiap proyek ingin menghasilkan yang terbaik dan itu pun udah jadi beban tersendiri. Tapi aku senang karena tim film ini sangat solid, udah kayak keluarga. Kita menanggung beban itu sama-sama, justru beban itu bisa jadi motivasi untuk bisa memberikan yang terbaik. Awalnya mungkin memang terasa berat, tapi begitu dijalani ya kita sama-sama memberikan yang terbaik. Dan mudah-mudahan hasilnya yang terbaik juga.
Pendapat kamu soal sosok Fahri yang sepertinya begitu sempurna?
Tokoh Fahri menurut aku bisa mewakili sosok laki-laki yang termasuk hampir sempurna. Di film menurut aku Fahri banyak diberi cobaan tapi dia berusaha semakismal mungkin untuk jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Dia tak pernah memandang orang karena latar belakangnya, suku, ras maupun agamanya. Dia memperlukan manusia sama semua, dengan kebaikan dan rasa cinta yang sangat universal, ya sebenarnya dari karakter Fahri ini kita belajar untuk menjadi orang seperti itu.
Apa sosok seperti Fahri jadi cowok idaman kamu?
Aku sih maunya sih dikelilingi oleh orang-orang seperti Fahri, dikelilingi kebaikan. Tapi kalo buat pasangan, wah kayaknya jangan yang kayak Fahri banget , nggak enak juga kalo punya pasangan yang banyak disukai wanita lain. Malah jadi nggak tenang, saingannya banyak, hahaha.
Sudah banyak peran yang kamu mainkan, peran apa lagi yang diinginkan?
Kalau peran, aku sih nggak mau membatasi, sebagai aktris kan harus versatile. Karena tujuan aku bisa memerankan berbagai macam karakter supaya range aktingnya lebih luas. Jadi sebenarnya sih buat ke depannya peran apa pun aku sangat terbuka
Apa pertimbangan dalam memilih peran?
Yang paling utama, ada satu tantangan yang baru, mungki di genre yang berbeda. Tapi sebenarnya yang terpenting aku harus jatuh cinta dulu sama ceritanya. Jadi pertimbangan utamanya adalah ceritanya dan perannya.
Apa yang menarik dari dunia akting?
Banyak banget yang menarik. Aku sendiri merasa sangat bersyukur karena bisa melakukan yang namanya role-playing sebagai pekerjaan aku, karena sanagt mnyenangkan dan banyak kreatifitas. Dalam hidup ini kan kita terlahir denagan personality tertentu dan background tertentu, kalau di akting kita bisa menjadi apa pun, banyak banget kemungkinan untuk bisa menjadi pribadi tertentu dan mencoba jadi orang lain dan hidup seperti orang lain. Dari situ kita banyak dapat pelajaran, dan tentunya banyak hal yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pernah ada peran yang sulit dilepaskan atau terbawa dalam kehidupan nyata?
Pernah pastinya, karena pas syuting main film kita harus menjaga karakter kita supaya konsisten. Salah satunya di film Sweet 20, di situ peran aku kan beda banget karena perannya ekstrovert banget, lincah, enerjik dan bicaranya agak keras. Nah, teman-teman aku sempat bilang kok aku beda banget jadi lebih banyak ngomong, ya itu karena kebawa peran aku sebagai nenek-nenek yang kembali muda. Tapi itu pas sytuting aja sih, pas udah selesai udah nggak lagi, udah lepas lah, hahaha.
Film Ayat Ayat Cinta 2 yang disutradarai Guntur Soeharjanto kemungkinan besar akan kembali sukses seperti film pertamanya dan ikut melambungkan lagi pamor seorang Tatjana Saphira. Di usia yang masih 20 tahun, Tatjana sudah punya banyak pengalaman dan bukan tidak mungkin bakal lebih sukses lagi di dunia film.