Editor Says, Peran Besar Bali dan Kemajuan Pariwisata Indonesia

Henry Hens diperbarui 30 Des 2017, 13:23 WIB

Fimela.com, Jakarta Di sepanjang tahun 2017 banyak momen dan prestasi membanggakan bagi dunia pariwisata Indonesia. Seperti misalnya, kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi di awal tahun. Bersama keluarga dan rombongan besarnya, Raja Salman menghabiskan waktu cukup lama di Indonesia termasuk berlibur selama beberapa hari di Bali.

Selain itu beberapa prestasi membanggakan juga berhasil diukir. Salah satunya, Indonesia mengungguli negara-negara di Asia Pasifi setelah dinobatkan sebagai Best Destination of the Year dalam ajang perhargaan bergengsi The 28th Annual TTG Travel Awards 2017.

Menurut Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, penghargaan tersebut jadi bukti Indonesia memang pantas berada di deretan pemain global di bidang pariwisata. Lalu apa saja yang terjadi di dunia pariwisata Indonesia di sepanjang tahun 2017 yang akan kita tinggalkan dalam beberapa hari mendatang ini.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan rapot kementerian pariwisata selama tahun 2017 secara transparan dan strateginya di tahun 2018 mendatang pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata di Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017).

Menurut Menpar, pencapaian sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode Januari sampai Oktober 2017 secara kumulatif sebesar 11.617.828 wisman atau tumbuh 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebanyak 9.403.614 wisman. Diproyeksikan hingga akhir Desember 2017, jumlah kunjungan wisman mencapai 14 juta wisman.

Posisi pariwisata Indonesia pada Januari-Oktober 2017 menempatkan negara kita dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan tertinggi, sedangkan Malaysia hanya 0,87 persen pada Januari-Mei 2017, Singapura 3,83 persen pada Januari-Juli 2017, Thailand 6,69 persen pada Januari-Oktober 2017, sedangkan Vietnam mengungguli kita tumbuh 25,2 persen pada Januari-November 2017.

“Pertumbuhan pariwisata Indonesia sebesar 24 persen jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN 7 persen dan pariwisata dunia 6,4 persen ini menguatkan keyakinan kita untuk meraih target pada 2018 sebesar 17 juta wisman,” ucap Arief Yahya. 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Revolusi Digital dan Pariwisata

Menpar juga berharap kondisi Bali segera pulih kembali dengan mengingat Great Bali merupakan pencetak wisman terbesar kontribusinya 40 persen terhadap pariwisata nasional. Pertumbuhan pariwisata Indonesia yang cukup pesat ini memberikan pendapatan bisnis yang besar, serta menciptakan lapangan kerja.

Pertumbuhan ekonomi ini juga diikuti dengan perubahan gaya hidup yang semakin go digital, komunikasi lebih bersifat personal, mobile, dan interaktif. Sekitar 70 persen dari pencarian dan sharing data menggunakan cara digital. Media digital bahkan dinilai empat kali lebih efektif dalam menyampaikan pesan daripada media konvensional.

Revolusi digital tidak bisa dihindari. Secara alamiah akan mengubah dunia dan menciptakan model bisnis baru. Adapun tiga revolusi dalam bidang bisnis yang terpengaruh oleh perubahan gaya hidup digital antara lain komunikasi, transportasi, dan pariwisata.

Menurut Menpar Arief Yahya, untuk mencapai target 17 juta kunjungan wisman pada 2018 telah dipersiapkan Visit Wonderful Indonesia (VIWI) 2018 dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata yang terhimpun dalam kekuatan pentahelix (Akademisi, Industri pariwisata, Komunitas, Pemerintah, dan Media) dengan semangat Indonesia Incorporated.

VIWI 2018 merupakan program penguatan unsur 3A (Aktraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) yang diwujudkan dalam kegiatan selama satu tahun penuh. Untuk VIWI 2018 telah disiapkan beberapa produk wisata di antaranya yaitu paket hot deal, Calendar of Event (Color of Indonesia), dan destinasi digital yang akan dijual secara digital.  Paket-paket wisata ini akan dijual melalui indonesia.travel.com serta bookingina.com.

“Dari 100 event ini kita memiliki event unggulan sebagai multi event yaitu; Asian Games di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018 dan Annual Meeting IMF-WB pada Oktober 2018 di Bali,” kata Arief Yahya. Tentunya kita berharap pariwisata Indonesia bakal lebih maju di tahun-tahun mendatang. Masih banyak daerah di negeri ini yang menarik buat dikunjungi dan tak kalah mempesona dari negara-negara lain.