Fimela.com, Jakarta Penyanyi Sandhy Sondoro memilih untuk mematenkan setiap karya musiknya di Jerman ketimbang di Indonesia. Alasannya, Sandhy menilai di Jerman lebih menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi para musisi.
Pembagian royalti, misalnya. Meski di Indonesia sudah ada lembaga manajemen kolektif seperti YKCI, WAMI dan sebagainya, dalam penerapannya masih belum maksimal.
“Jerman lebih jelas daripada di Indonesia. Kalau lagu kita dimainkan di radio dan di TV, kita dapat uang di sana,” kata Shandhy Sondoro di Ancol, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Keuntungan lain yang bisa diraihnya adalah penghasilan royalti dari karya-karyanya, masih bisa terus diturunkan kepada anak meskipun kelak ia sudah tiada. "Saya pegang hak cipta seumur hidup dan nanti anak saya yang pegang," Sandhy melanjutkan.
Merasa sudah “aman” dalam urusan hak cipta, Sandhy mengatakan tak terlalu peduli dengan sistem hak cipta di Indonesia. Apalagi ikut melakukan aksi memperjuangkan kesejahteraan musisi Tanah Air yang lain.
“Susah mas, capek, mendingan kerja saja. Saya sendiri sudah aman, saya lebih baik urus diri saya sendiri saja. Itu menyita waktu dan energi. Saya fokus main musik buat saya aja,” kata Sandhy Sondoro.