Editor Says: Jonghyun SHINee dan Pergulatan Depresi sebagai Idola

Regina Novanda diperbarui 22 Des 2017, 13:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Berita Jonghyun SHINee yang meninggal dunia pada Senin (18/12/2017) lalu memang cukup menyedot perhatian. Bagimana tidak, idola muda asal Korea itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Jonghyun menggunakan motode bunuh diri yang tengah menjadi 'tren' di Korea, yakni membakar briket batubara. Sebagaimana diketahui, dari pembakaran briket batubara akan dihasilkan gas karbon monoksida, yang bisa menyebabkan kematian untuk penghirupnya.

Siapa yang menyangka dibalik cemerlangnya karier Jonghyun, ternyata ia mengalami depresi. (CHOI Hyuk/pool/AFP)

Sebelum meninggal dunia, Jonghyun sempat menuliskan pesan terakhir yang ia tunjukkan kepada sang kakak. "Ini sangat sulit. Biarkan aku pergi. Katakan padaku, aku telah bekerja keras. Ini adalah perpisahanku," tulis Jonghyun, seperti dikutip AllKpop.

Santer diberitakan, Jonghyun SHINee meninggal dunia karena menderita depresi hebat. Jonghyun kabarnya sudah tak tahan lagi dengan bebannya sebagai seorang idola. Apalagi selama beberapa waktu belakangan Jonghyun disibukkan dengan kegiatan konser serta peluncuran single.

2 dari 3 halaman

Depresi karena kepopuleran

Sebelum meninggal pada 5 April 1994, Kurt Cobain pernah hilang untuk beberapa hari. Bahkan ibunya sempat lapor pada polisi. (Hazlitt.net)

Bukan baru sekali ini saja kasus depresi melanda para artis hingga berujung bunuh diri. Sebelum Jonghyun, musisi Kurt Cobain sudah terlebih dulu melakukan aksi nekat itu di tahun 1994 silam.

Cobain yang sedang berada di puncak popularitas kabarnya menderita depresi hebat, hingga dirinya harus ketergantungan obat-obatan. Vokalis Nirvana itu ditemukan tewas di kediamannya di Lake Washington dengan secarik kertas catatan bunuh diri dan senapan di dagunya.

Jonghyun SHINee. (foto: allkpop.com)

Kepopuleran memang rentan membuat seseorang menderita depresi. Sebelum kematiannya yang tragis, Jonghyun sempat mengaku menderita Seasonal Affective Disorder (SAD), di mana penderitanya merasa gelisah hingga depresi jika musim berganti, terutama musim dingin ke gugur.

Dalam akun media sosialnya, artis Mellissa Grace yang kini menjadi psikolog itu pun menjabarkan makna dari SAD, serta gejala-gejala umum penderitanya. Namun, artis yang terkenal karena Lenong Bocah itu enggan berkomentar lebih jauh tentang kasus meninggalnya Jonghyun.

3 dari 3 halaman

Jangan remehkan depresi

Jangan diabaikan karena berpikir hanya stres, ini tanda-tanda kamu mengidap depresi. (Sumber Foto: Shutterstock/The List)

WHO memuat data, setidaknya sebanyak 350 juta orang di dunia mengalami depresi dan lebih dari 800 ribu orang meninggal bunuh diri akibat depresi. Dari data tersebut, kita semestinya sadar satu fakta penting: Jangan remehkan depresi.

Ya, depresi yang selama ini dianggap sepele, mungkin saja akan berdampak besar untuk seseorang. "Ah, jangan lebay (berlebihan) lo!". Kata-kata tersebut merupakan respon yang biasa didapatkan seseorang ketika mengaku mengalami depresi akibat masalah yang dialaminya. Bagi kamu yang tengah menghadapi anggota keluarga atau teman yang menggalami depresi, ada baiknya jika kamu melakukan pendekatan mendalam pada mereka.

Merangkul dan membiarkan mereka bercerita tentang beban hidupnya. Karena dengan bercerita, beban yang dialami seseorang bisa saja berkurang. Sebagai orang terdekat, kita sudah semestinya menunjukkan kepedulian di saat-saat sulit. Namun, apabila depresi itu dirasa sudah parah, maka ajak mereka pergi ke dokter untuk mendapatkan penganganan lebih lanjut. Ayo lebih respect dengan sekitar!