Editor Says, Bakal Ada Banyak Bali Baru di Indonesia

Henry Hens diperbarui 13 Des 2017, 13:17 WIB

Fimela.com, Jakarta Siapa yang tidak suka berpergian atau traveling? Rasanya lebih banyak yang suka daripada sebaliknya. Apalagi belakangan ini makin banyak orang Indonesia yang gemar traveling terutama di negeri sendiri. Indonesia memang menyimpan banyak potensi kawasan wisata yang belum diketahui atau belum digarap secara maksimal.

Meski begitu dalam beberapa tahun terakhir sudah banyak kawasan wisata baru yang jadi tujuan para traveler lokal. Peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) harus diakui cukup besar. Menurut pendapat saya pribadi, program Kemenpar terutama di sepanjang tahun ini termasuk menarik dan cukup gencar dipromosikan.

Setidaknya makin banyak potensi kawasan wisata yang mulai terungkap dan terekspos, tidak hanya Bali saja yang dikenal banyak orang. Salah satu program Kemenpar yang cukup gencar di tahun 2017 ini adalah “10 Destinasi Pariwisata Prioritas sebagai Bali Baru” yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.  Berbagai macam kreasi dan promosi dilaksanakan, termasuk dengan menggandeng media sebagai sarana promosi yang dinilai cukup ampuh.

Karena itu, Kemenpar mengadakan acara Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2017. APWI merupakan apresiasi bagi pewarta pariwisata oleh Menteri Pariwisata terhadap karya tulisan dan tayangan televisi terbaik.  Kegiatan ini berlangsung sejak tahun 2003, dan mendapat sambutan yang sangat positif dari berbagai media cetak, media on-line, blogger dan stasiun TV.

Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Sesmen Kemenpar, Ukus Kuswara, Deputi BPDIP Dadang Rizky Ratman, dan Staf Khusus Bidang Komunikasi, Don Kardono menghadiri acara APWI) 2017 yang diadakan di Balairung Soesilo Sudarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2017). Acara tersebut juga diramaikan oleh penampilan band D’Masiv.

Tema APWI 2017 adalah “Pesona 10 Destinasi Pariwisata Prioritas sebagai Bali Baru”, sebagai upaya mengenalkan potensi 10 destinasi prioritas. Sepuluh destinasi tersebut adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Kawasan Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Morotai (Maluku Utara).

 

2 dari 2 halaman

Pariwisata dan Destinasi Digital

Peserta merupakan pewarta wisata se-Indonesia yang mengirimkan karya feature dan tayangan program pariwisata di stasiun televisi yang sudah dipublikasikan pada periode bulan Januari 2017 hingga bulan September 2017. Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2017 diselenggarakan dengan total hadiah sebesar 200 Juta Rupiah untuk pemenang juara 1 sampai harapan 2 dari 5 (lima) kategori.

Menpar Arief Yahya dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap acara APWI. “Ingatkan terus kami agar Atraksi di 10 Destinasi Prioritas harus kelas 1 di dunia, bandara di Destinasi Prioritas harus menjadi international airport, dan Amenitas di 10 Bali Baru harus kelas dunia,” tuturnya.

Menpar dalam sambutannya juga menjelaskan mengenai 3P dalam Pariwisata. Yang pertama adalah Proximity. Kalau di telekomunikasi, semakin dekat akan semakin padat trafficnya. Sedangkan di Pariwisata, border tourism Indonesia hanya 20 persen, padahal di negara lain bisa mencapai 50 persen.

Yang kedua adalah Purchasing Power, yaitu kalau harga turun, maka daya beli masyarakat akan naik. Sedangkan yang ketiga adalah Portability. “Kalau wisman dan wisnus itu mobile, tapi akomodasi itu statis di 1 tempat. Jadi akomodasi yang bisa mudah didirikan di tempat-tempat baru adalah seperti Caravan, Glam Camp dan Home Port,” urai Menpar.

Menpar mencontohkan bagaimana Generasi Pesona Indonesia sudah membuktikan bagaimana cara beradaptasi dengan zaman, yaitu  dengan membuat Destinasi Digital. Program tersebut sesuai dengan ekonomi model baru, yaitu Esteem Economy, di mana model dari tindakan ekonomis seseorang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan likes, comment, repost dan interaksi positif di jejaring sosial (Instagram, Facebook, Twitter).

Maka Destinasi harus Digital, harus Instagrammable, untuk menyesuaikan dengan Esteem Economy. Dengan semakin banyak dan beragamnya usaha yang dilakukan untuk memperkenalkan maupun mempromosikan kawasan wisata di Indonesia, kita sepertinya bisa optimis bakal ada banyak ‘Bali Baru’ di negeri ini.