Fimela.com, Jakarta Film Satu Hari Nanti baru saja diputar sejak Kamis, 7 Desember 2017. Ternyata, pecinta film tanah air cukup antusias menyambut kehadiran film ini dalam pemutaran hari pertama di bioskop. Di berbagai kota penonton dibuat penasaran dengan label klasifikasi usia 21 tahun ke atas.
“Satu Hari Nanti memang tontonan tepat untuk mereka yang berusia 21 tahun ke atas,” demikian ucap produser Dienan Silmy saat dihubungi Jumat (8/12/2017).
Sejak film ini selesai dibuat, pihak rumah produksi Rumah Film dan Evergreen Pictures sudah yakin untuk mengklasifikasikan produksinya kepada penonton dewasa usia 21 tahun. “Bahkan, saat kita submit ke LSF, kita langsung minta untuk 21+ karena secara konten untuk usia sekitar itu, tidak bisa dikonsumsi untuk 21 tahun ke bawah,” tuturnya optimis.
“Narasinya tepat karena yang dibahas dalam kontennya memang demikian,” papar Silmy.
Tak pelak, faktor ini justru membuat khalayak jadi penasaran. “Ya, ini kan bikin orang jadi kepo. Seperti apa sih yang dibilang film dengan klasifikasi usia 21 tahun dan ternyata tontonan yang tepat untuk usianya.”
What's On Fimela
powered by
Satu Hari Nanti mendapat sambutan positif dari penikmat film nasional.
Silmy menambahkan pilihan rating ini memang berdasarkan hasil riset. “Menurut data analisa pasar saat ini para Brand Manager memang sedang menyasar market pada usia itu. Potensi pemasukan pasar pada segmen usia 21-35 sedang naik-naiknya. Mungkin karena mereka sudah bisa di tahap heavy cost,” tukasnya lagi.
Hal senada diaminkan oleh Salman Aristo. Pilihan kategori usia 21 tahun ini didukung hasil riset dari IKJ di 16 kota besar pada 2016. Di sana terungkap bahwa penonton film Indonesia usia 25-38 berada di posisi kedua setelah 18-25.
“Beda tipis 2% dengan range 18-25 tahun di nomor pertama. Jadi ini memiliki pasar yang sangat besar,” kata sutradara dan penulis skenario Satu Hari Nanti ini.
Satu Hari Nanti mendapat sambutan positif dari penikmat film nasional.
Alhasil, dia pun enggan setengah-setengah dalam menggarap konten film ini. Hal itu dia tunjukkan dalam skenarionya. Tak ada celah untuk bermain aman agar filmnya bisa dinikmati oleh penonton usia remaja.
“Kalau kita biat agar bisa disasar segmen remaja, filmnya jadi nanggung. Makanya kita garap pasar dewasa ini. Bicara betul-betul tentang mereka. Jangan terpancing untuk meleset,” tambahnya.
Film ini diperkuat oleh Adinia Wirasti, Ringgo Agus Rachman, Ayushita, dan Deva Mahenra. Kemudian ada pula aktor senior Donny Damara yang berperan sebagai sosok ayah di sana.
Satu Hari Nanti berkisah tentang pilihan dan kegelisahan anak muda dalam membangun komitmen di Swiss. Entah itu komitmen tentang cinta, keluarga, maupun pekerjaan mereka. Wacana pertemanan dan romansa yang kelam ini tumbuh bersamaan dengan pencarian makna atas jati diri mereka di negeri rantau.