Fimela.com, Jakarta Ringgo Agus Rahman, menjadi salah satu pemain dalam film Satu Hari Nanti. Awalnya, Ringgo mengaku sempat ragu untuk menerima tawaran main dalam film yang dikhususkan untuk penonton berusia 21 tahun ke atas itu.
Film Satu Hari Nanti merupakan film yang diproduksi oleh Evergreen Pictures dan Rumah Film yang akan tayang di bioskop Tamah Air pada 7 Desember 2017. Film ini bercerita tentang kehidupan sepasang kekasih yang tinggal di Swiss, Bima (Deva Mahenra) dan Alya (Adinia Wirasti).
Singkat cerita mereka kemudian bertukar pasangan dengan sepasang kekasih lainnya yang merupakan sahabat mereka, yaitu Din (Ringgo Agus Rahman) dan Chorina (Ayushita).
Tak banyak film yang berani mengambil keputusan untuk memberi batasan 21 tahun ke atas. Banyak yang menyakini usia ini akan mengurangi kesempatan mendapat banyak penonton. Namun, film Satu Hari Nanti berani melawan sugesti tersebut.
Dienan Silmy selaku produser mengungkapkan rating film 21 + merupakan atas dasar permintaannya kepada Lembaga Sensor Film (LSF), karena menurutnya secara konten cerita, drama ber-setting kota Swiss tersebut sesuai dengan usia 21 tahun ke atas.
Banyak alasan yang membuat Ringgo Agus Rahman ragu untuk ikut terlibat dalam film garapan sutradara Salman Aristo itu. Berikut lima alasan Ringgo ragu memainkan karakter Din dalam film Satu Hari Nanti yang diungkap saat dijumpai di Jakarta, Selasa (5/12/2017).
1. Bukan Komedi
Selama ini Ringgo kerap bermain dalam film bergenre komedi. Film Satu Hari Nanti adalah film yang menuntut Ringgo harus berakting serius.
“Selama ini gue main film seperti apa, apakah ada yang mempercayai gue saat serius? Tapi gua berpikir ini adalah tantangan buat gua, dan salah satu kepercayaan yang menurut gua, tumben amat percaya gua bisa memainkan karakter Din,” kata Ringgo.
2. Kendala Bahasa
Dalam film Satu Hari Nanti, Ringgo Agus Rahman berperan sebagai Din, seorang Tour Guide yang mengusai lima bahasa. “Apa kabar kalau misalnya gue nggak bisa berbahasa dengan baik pas syuting, yang kelimpungan kan gua juga,” kata Ringgo
3. Waktu
Ringgo mengaku hanya diberi kesempatan untuk mendalami karakter Din selama 10 hari. Sebagai profesional, bukan karakter Din yang menjadi masalah. Namun masih berkaitan dengan bahasa yang membuatnya takut mengecewakan sutradara dan penonton tentunya. “Dua kali gua ditawarin, ah nggak bisa kayanya gua bilang, karena waktunya hanya tersedia 10 hari, jadi kalau gue ambil film ini 10 hari berikutnya gue berangkat dan gua harus sudah bisa belajar semua bahasa itu, nggak sanggup gua. Tapi akhirnya diyakinkan nanti akan disediain guru bahasa, akhirnya gue bilang iya, meskipun gue merinding, gimana ya bisa gak nih nanti jadi tour guide” kata Ringgo.
4. Skenario Berat
Ketika disodorkan naskah film Satu Hari Nanti oleh Salman Aristo, banyak keraguan dalam diri Ringgo. “Awalnya pas baca skenario, gua bilang kayanya gua nggak bisa, tapi pas gua baca terus skenarionya ternyata bagus,” kata Ringgo.
5. Meninggalkan Keluarga
Film Satu Hari Nanti merupakan film drama Indonesia-Swiss yang banyak menampilkan panorama keindahan di beberapa tempat di Swiss. Lokasi syuting yang jauh, membuat Ringgo harus rela jauh dari keluarga.
“Gua cerita sama istri gue, dia bilang kamu kayanya tertarik banget untuk main film Satu Hari Nanti, kalau begitu ambil saja,” kata Ringgo Agus Rahman.