Novita Angie yang ditemui usai pemakaman sang ayah menceritakan kronologi penyakit sang ayah sampai akhirnya meninggal dunia. (Daniel Kampua/Bintang.com)
"Papa tuh bulan April awal tahun hidungnya bengkak, pertama pikirnya polip, bawa ke dokter pas operasi ternyata kanker," kata Novita Angie di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (1/12/2017). (Daniel Kampua/Bintang.com)
Kanker tersebut adalah kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening. Novita Angie dan keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan kemoterapi atas penyakit kanker ayahnya. (Daniel Kampua/Bintang.com)
"Keadaannya juga gak membaik malah membengkak. Kebetulan ada kerabat dokter, pas kesana ini memang harus kemo katanya. Kami pun memutuskan untuk kemo hari Senin kemarin, kemo pertama," lanjut Angie. (Daniel Kampua/Bintang.com)
Menurutnya, sang ayah begitu bersemangat untuk melakukan pengobatan demi kesembuhan. Menjalani kemoterapi, sang ayah terlihat mulai membaik meskipun efeknya tak bisa terlalu banyak makan. (Daniel Kampua/Bintang.com)
"Papa semangat sih mau sembuh, akhirnya ya udah kita jalanin kemo, seminggu kemudian Minggu malam udah agak membaik, baru efeknya gak bisa makan gitu," ucapnya. (Daniel Kampua/Bintang.com)
Beberapa hari sebelum meninggal, kondisi kesehatan ayah Novita Angie naik turun. "Udah stabil dini harinya drop, tensinya drop akhirnya dibawa ke ICU. Terus kemarin di ICU udah ngobrol, ramah kan orangnya," ujar Angie. (Daniel Kampua/Bintang.com)
"Kemarin jantung papa sempat berhenti, dengan pertolongan dengan alat semuanya, tapi papa gak kuat, tadi pagi sekitar jam 9.20 WIB meninggal," tandas Novita Angie. (Daniel Kampua/Bintang.com)