Editor Says: Payung Teduh Berlabuh?

Nizar Zulmi diperbarui 30 Nov 2017, 13:08 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketenaran ternyata tak menjamin kebahagiaan sebuah band. Hal tersebut mungkin cukup menggambarkan kondisi Payung Teduh yang saat ini sedang berada di ujung tanduk.

Seperti yang sedang ramai diberitakan, Payung Teduh bakal kehilangan vokalisnya, Muhammad Istiqamah Djamad alias Is. Agak ironis, ketika Is memilih pergi usai band asal Jakarta ini merilis album ketiga pada Desember mendatang.

Pertama kali menyaksikan Payung Teduh, rasanya masih membekas di ingatan. Sekitar 4 tahun lalu, Is dkk cukup sering terlihat di gigs yang sangat 'indie'. Interaksi yang terjadi sungguh luar biasa.

Nyaris seluruh penonton yang hadir hapal dan melantunkan lirik lagu Payung Teduh. Tak jarang nyanyian mereka terdengar lebih kencang karena venue yang besarnya tak seberapa, tapi justru membuat hangat dan terasa intim.

Cukuplah Payung Teduh populer di beberapa kalangan saja kala itu. Akhirnya dua album mereka rilis, yakni Payung Teduh dan Dunia Batas. Lirik puitis dan musik yang 'folk' jadi ciri khas mereka selama ini.

Di tahun 2017, Payung Teduh membuat inovasi melalui album Live and Loud featuring orkestra. Namun sesuatu yang benar-benar menyita perhatian adalah lagu Akad yang merupakan pembuka dari album penuh ketiga mereka.

Lagu ini berjasa mengantarkan Payung Teduh ke ranah yang lebih mainstream. Timbul banyak pendengar baru lantaran video klip Akad viral di mana-mana. Namun sayangnya lagu tersebut justru jadi boomerang bagi laju Payung Teduh.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menebak arah Payung Teduh dan Is

Akad dirilis setelah Lebaran, dan suksesnya melebihi ekspektasi. Payung Teduh meneguk manis dari berhasilnya lagu fenomenal ini. Permintaan manggung yang semula banyak jadi makin banyak lagi.

Alhasil Payung Teduh mulai bertualang dari bandara ke bandara, panggung besar ke yang lebih besar. Petualangan tersebut akhirnya menjadi rutinitas yang melelahkan jiwa dan raga.

Produksi karya yang tersumbat menjadi salah satu alasan Is untuk hengkang. Sudah menjadi rahasia umum jika sebagian besar lagu Payung Teduh merupakan hasil karya musisi yang kini tinggal di Makassar tersebut. Tak heran jika orang menyebut Payung Teduh adalah Is, dan sebaliknya.

Agak ironis memang, ketika Is harus pergi setelah album ketiga mereka Ruang Tunggu rilis Desember nanti. Karya yang begitu dinantikan ternyata menjadi salam perpisahan dari sang pentolan. Timbul banyak pertanyaan mampukah Payung Teduh bertahan tanpa ikonnya?

Nyatanya tak hanya Is yang akan keluar. Founder Payung Teduh lainnya, yakni Aziz Comi juga sempat menyatakan akan mundur. Besar kemunginan karier band asal Jakarta ini akan terhenti, atau sejenak vakum sebagai penyegaran.

Is kembali ke alam, bertemu anak-anak dan aktif dalam kegiatan sosial. Ia juga menyatakan akan tetap berkarya dan membuat lagu, dengan membawa musik kembali ke sarangnya. Lantas akankah Payung Teduh berlabuh? Biarlah waktu yang menjawabnya.