Fimela.com, Jakarta Pemberitaan tentang para perebut pasangan orang sedang marak belakangan ini. Mereka jadi berita karena memang berasal dari kalangan publik figur, padahal yang bukan publik figur juga banyak. Hal itu juga bukan baru terjadi sekarang-sekarang ini, tapi sudah sejak lama, dan mungkin akan terus terjadi.
Kisah perselingkuhan seperti itu memang bukan berita baik. Bagi yang hanya melihat saja itu akan membuat geram dan sakit hati, gimana yang merasakannya secara langsung?
Semua--kecuali pelaku--pasti nggak habis pikir, kok bisa-bisanya ada orang yang tega merebut pasangan orang lain, apalagi kalau orang tersebut sudah berkeluarga dan memiliki anak. Apa yang salah? Apa yang terjadi?
Apa yang ada di pikiran para pelaku saat ia sampai hati menjalin hubungan dengan orang yang sudah punya pasangan, seakan ia nggak peduli bagaimana perasaan pasangan dari orang tersebut? Apa yang menyebabkannya bertindak demikian?
Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa kemungkinan seseorang memilih untuk merebut pasangan orang lian ketimbang cari yang single.
What's On Fimela
powered by
1. Adanya pengalaman hubungan yang buruk di masa lalu
Mungkin dulu dia pernah jadi selingkuhan atau diselingkuhi. Pengalaman tersebut secara nggak langsung mendorong dia untuk melampiaskan "dendam" yang tercipta tanpa dia sadari, akibat pengalaman tersebut.
2. Punya kepercayaan diri yang rendah
Sebuah pencapaian akan mampu mendongkrak kepercayaan diri seseorang. Dalam hal ini, itu bisa terjadi kalau yang bersangkutan berhasil merebut pasangan orang lain.
3. Senang merasa berkuasa
Dilansir dari sebuah artikel di situs crystalhollenbeck.com tentang mate poaching, seseorang lebih senang menjadi perebut pasangan orang lain ketimbang menjalin hubungan yang berkomitmen, karena itu membuat mereka merasa berkuasa penuh atas hubungan itu. Dalam arti, dia tidak terikat komitmen, dan bisa meninggalkan kapanpun dia mau. Padahal kenyataannya nggak seperti itu.
4. Butuh pemuas ego
Ingat-ingat bagaimana rasanya berhasil mencapai target yang kamu kejar. Seperti misal; mendapat posisi tinggi di perusahaan yang kamu incar. Pasti rasanya menyenangkan dan membuat hidupmu bergairah, kan? Nah, begitu juga yang terjadi pada mereka yang merebut pasangan orang. Meski cara mereka terbilang jahat, sih.
5. Mencari tantangan
Ya, alasan ini adalah alasan yang naif, tapi memang benar terjadi. Merebut pacar orang dianggap seperti sebuah cara untuk mendapatkan "pengakuan", mungkin tentang pesona dirinya. Mendapatkan pasangan yang single itu mudah, tapi bagi mereka mengejar yang sudah punya pasangan akan lebih menyenangkan.
6. Ada rasa iri
Bisa jadi, seseorang merebut pasangan orang lain karena sebenarnya ia merasa iri dengan apa yang didapatkan orang lain dalam hubungannya. Ia merasa dirinya pantas merasakan kebahagiaan yang sama, tapi alih-alih menciptakan bahagia versinya sendiri mereka malah tega merebut yang sudah ada pemiliknya.
7. Memiliki emosi yang labil
Orang-orang yang merebut pasangan orang lain cenderung memilii beban psikologis yang sangat kompleks sehingga nggak mampu mengontrolnya. Mereka jadi lack of empathy.
Seseorang yang merebut pasangan orang lain hanya butuh perasaan aman sebab mereka telah merasa begitu disakiti di masa lalu, dan mereka pikir bahwa mereka dapat mengontrol hubungan perselingkuhannya. Kenyataannya, mereka yang terlibat hubungan dengan seseorang yang sudah punya pasangan itulah yang dikontrol. Orang itu, yang sudah punya pasangan, dialah yang menentukan kapan akan menemui selingkuhannya, dia yang menentukan akan meninggalkan pasangan aslinya atau nggak, dia pula yang berkuasa untuk mengakhiri hubungan perselingkuhan itu dan kembali pada pasangannya nanti.