Fimela.com, Jakarta Retno Puji Astuti akhirnya berhasil meraih cita-citanya yang sudah ia inginkan sejak lama. Retno dinyatakan lulus cumlaude dengan IPK 3.72 dari Akademi Kebidanan Yogyakarta (Akbidyo). Bagi orang lain yang memang berasal dari keluarga berada mungkin hal tersebut adalah hal yang biasa. Namun hal ini tentu saja sangat istimewa buat Retno.
Retno terlahir dari kedua orangtua tunanetra yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang pijat. Lalu darimana Retno mendapatkan uang untuk membayar kuliah? Sejak dulu, Retno dikenal sebagai siswa yang berprestasi. Kepada salah satu media nasinal Retno menceritakan bahwa dirinya lulus SMA pada tahun 2011.
Sejak kelas 5 SD ia sudah mendapatkan beasiswa, dari uang beasiswa tersebutlah ia menabung untuk biaya kuliah. "Sejak kecil memang sudah nyari uang sendiri untuk biaya sekolah, dulu pas SD juga dapat uang beasiswa, itu saya tabung buat biaya kuliah," katanya kepada salah satu media nasional.
Dari kecil Retno memang tak ingin menjadi beban bagi orangtuanya, tapi ia juga tak mau kekuarangannya menjadi penghalang untuk dirinya meraih cita-cita yang diinginkannya. Dukungan dari kedua orangtua jugalah yang membuat Retno menjadi sosok yang pantang menyerah.
Dilansir dari Tribunnews.com, Retno yang lahir dan besar di Jatirejo, Lendah, Kulonprogo ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Wakijo (65) dan Suprih Mulyani (66). Retno mengaku tak ingin berhenti kuliah lantaran ia ingin terus mengejar cita-citanya menjadi seorang bidan.
Anak Tukang Pijat yang Mandiri
Ayah Retno, Wakijo seorang tunanetra sejak umur delapan tahun, sedangkan sang ibu, sejak lahir sudah tak bisa melihat. Bersama kakak dan adiknya, Retno mencoba untuk hidup mandiri dengan berjualan. Ia dan saudara-saudaranya sadar bahwa mereka harus berjuang demi keluarganya, mereka pun tak ingin terlalu menjadi beban untuk orangtua yang dicintainya.
Keberuntungan Retno dimulai ketika ia ditawari beasiswa oleh guru SMA-nya. Retno ditawari beasiswa penuh untuk bersekolah menjadi calon bidan. Tanpa berpikir terlalu lama Retno pun menerima tawaran tersebut dan langsung mengikuti segala tes yang diadakan oleh Yayasan Akbidyo.