Sindrom Dandy-Walker, Penyakit Langka yang Diderita Adam Fabumi

Karla Farhana diperbarui 23 Nov 2017, 09:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Adam Fabumi, bayi kecil tangguh yang mengidap sindrom Dandy-Walker mengembuskan napas terakhir pada Rabu (22/11) pukul 15.35 di kediamannya di Jakarta. Buah hati pasangan Kiagoos Herling Kamaludin dan Ratih Megasari lahir pada 24 April 2017 lalu.

Sebelumnya, Adam yang masih di dalam perut memang sudah didiagnosa dengan sindrom langka ini. Nggak banyak orang yang tahu soal Dandy-Walker. Meskipun begitu, Kiagoos dan Ratih berusaha untuk mempersiapkan diri untuk menerima Adam dengan kondisinya. 

Banyak orang awam mengira, sindrom ini dimiliki Adam lantaran sang ibu terkena virus atau juga salah makan. Padahal, sindrom ini bisa terjadi begitu saja pada saat bayi mengalami pembentukan. Artinya, ada yang salah pada pembelahan sel. 

Dilansir dari Dandy-Walker.org, kondisi ini menurut ilmu medis, merupakan sebuah malformasi otak bawaan yang melibatkan cerebellum atau otak kecil (otak bagian belakang yang mengatur dan mengendalikan gerakan) serta ruang berisi cairan di sekitarnya. 

Secara sederhana, bayi dengan sindrom ini nggak memiliki 'pintu keluar' cairan otak. Hal ini tentu saja menjadi masalah besar buat sang anak. Salah satu kemungkinannya, anak bisa menderita hidrosefalus atau pembesaran kepala. 

Pasalnya, ada gangguan aliran cairan otak yang mengakibatkan penumpukan sehingga kepala menjadi besar. Padahal, pada bayi dengan kondisi normal, cairan otak yang diproduksi secara rutin itu akan dikeluarkan dan disalurkan ke seluruh tubuh. Bukan cuma pembesaran kepala, sindrom yang diderita Adam Fabumi ini juga memiliki gejala atau ciri lainnya. 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Gejala

Selamat Jalan Adam Fabumi. (Sumber Foto: Instagram/adamfabumi)

Sindrom yang dimiliki Adam ini merupakan kondisi yang sangat langka. Menurut Dandy-Walker.org, 1 dari 2500 bayi lahir dengan Walker-Dandy. 

Nggak semua bayi dengan sindrom ini memiliki umur yang sangat pendek. Pada beberapa kasus, penderita mampu tumbuh hingga usia tertentu. Namun, ada gangguan-gangguan yang dialami seiiring dengan perkembangannya. 

Seperti gangguan pada tumbuh kembang anak. Secara kognitif, perkembangan anak dengan sindrom ini lebih lambat dari anak lainnya. Sementara secara fisik, juga ada perbedaan. 

Sebanyak 70-90 persen penderita Dandy-Walker mengidap hidrosefalus. Selain itu, sebagian penderita juga mengalami gangguan pada keseimbangan, pengaturan otot, dan juga koordinasi tubuh.