Fimela.com, Jakarta Setelah September lalu banyak kabar hoax beredar jika Gunung Agung dikabarkan meletus, Selasa (21/11), Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Bali, tersebut benar-benar dipastikan telah meletus pada 17.05 WITA. Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gede Suantika.
Dihubungi oleh Liputan6.com, Gede Suantika mengatakan jika Gunung Agung telah erupsi. "Sudah erupsi," ucap Suantika saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (21/11). Lebih lanjut, Suantika mengatakan jika dari erupsi tersebut, Gunung Agung juga telah mengeluarkan abu vulkanik. "Abu sudah keluar," ujarnya.
Sedangkan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil menerangkan bahwa asap masih terlihat. "Asap teramati bertekanan sedang dengan warna kelabu tebal dan dengan ketinggian maksimum sekitar 700 m di atas puncak. Abu letusan bertiup lemah ke arah timur-tenggara. Letusan masih terus berlangsung," terang Devy.
Wilayah yang Terkena Dampak Letusan Gunung Agung
Akibat erupsi gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, menurut Devy sejumlah daerah terkena imbasnya. Antara lain Dusun Banjar Belong, Pucang, dan Pengalusan (Desa Ban); Dusun Banjar Badeg Kelodan, Badeg Tengah, Badegdukuh, Telunbuana, Pura, Lebih dan Sogra (Desa Sebudi); Dusun Banjar Kesimpar, Kidulingkreteg, Putung, Temukus, Besakih, dan Jugul (Desa Besakih), serta Dusun Banjar Bukitpaon dan Tanaharon (Desa Buana Giri); Dusun Banjar Yehkori, Untalan, Galih dan Pesagi (Desa Jungutan); dan sebagian wilayah Desa Dukuh.
Dari erupsi Gunung Agung tersebut juga berpotensi menimbulkan bahaya lain, seperti hujan abu lebat. Namun, bahaya tersebut bergantung pada arah dan kecepatan angin. "Hujan abu lebat juga dapat meluas dampaknya ke luar zona perkiraan bahaya bergantung pada arah dan kecepatan angin," jelas Devy.
Dikutip dari Liputan6.com sekitar pukul 18.30, angin bertiup dominan ke arah selatan-tenggara. Oleh karena itu, Devy berharap agar bahaya bisa diantisipasi. "Karena itu, diharapkan agar hal ini dapat diantisipasi sejak dini terutama dalam menentukan lokasi pengungsian," imbuh Devy.