Fimela.com, Jakarta Sosok pianis Ananda Sukarlan mendadak menjadi sorotan publik. Bagaimana tidak, Ananda melakukan walk out (WO)saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berpidato di acara HUT ke-90 Kanisius, Kemayoran, Sabtu (11/11/2017) malam lalu.
Adapun Ananda mempunyai alasan tersendiri melakukan hal demikian. Sebagai alumnnus, Ananda menilai, jika sosok Anies tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Kanisius tentang bersatu dalam perbedaan.
What's On Fimela
powered by
"Kita di Kanisius bersatu dalam perbedaan, karena itu saya mau mengkritik panitia, bahwa kita telah mengundang seseorang yang mendapatkan jabatannya dengan cara-cara yang berbeda integritasnya dengan cara-cara yang diajarkan di Kanisius. Next time kita harus lihat dulu sosok seperti apa yang layak diundang," ungkap Ananda dalam pidatonya di acara tersebut.
Terkait protes tersebut, Anies Baswedan pun angkat bicara. Menurutnya, perbedaan pandangan adalah hal yang wajar terjadi. "Saya menghormati pandangan yang berbeda dan saya memberikan hak kepada siapa saja mengungkapkan dengan caranya," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (13/11/2017), seperti dikutip Liputan6.com.
"Bagian kami adalah menyapa semua, mengayomi semua, jadi itu tanggung jawab saya sebagai gubernur. Jadi, saya akan menyapa semua, mengayomi semua. Kalau ada reaksi negatif yah itu bonus buat saya, biasa aja," sambungnya.
Mengenal sosok Ananda Sukarlan
Ananda Sukarlan merupakan pianis dan komponis kenamaan Indonesia. Namanya lebih dikenal oleh para pencinta musik klasik. Selain pianis dan komponis, Ananda juga dikenal sebagai penulis, pendidik serta aktivis kebudayaan.
Pria kelahiran Jakarta, 10 Juni 1968 ini diketahui menjadi satu-satunya orang Indonesia dalam buku The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century, yang berisikan riwayat hidup 2.000 orang yang dianggap berdedikasi pada dunia musik.
Selama kariernya dari rentang 1995 - 2006 ini, Ananda telah menggelar 50 konser setahun di seluruh bagian dunia dihadiri oleh para anggota kerajaan dan para pejabat tinggi banyak negara, dan sejak 2006 ia mengurangi kegiatan konsernya untuk lebih berkonsentrasi ke menulis musik.
Prestasi Ananda Sukarlan
Sebagai pianis handal, Ananda Sukarlan telah memenangkan banyak kompetisi internasional. Sampai saat ini, ia telah memperdanakan lebih dari 300 karya baru yang ditulis khusus untuknya oleh komponis-komponis dunia, seperti Peter Sculthorpe, David del Puerto, Per Norgard, dan Gareth Farr.
Tak banyak yang tahu, Ananda Sukarlan merupakan penderita Tourette - Asperger Syndrome yang berhubungan dengan autisme. Atas apa yang dialaminya tersebut, Ananda kini berkonsentrasi dalam aplikasi pendidikan musik untuk anak-anak yang menderita penyakit serupa serta telah menulis beberapa artikel serta menjadi pembicara.
Ananda Sukarlan juga telah membuat musik untuk anak-anak difabel di Spanyol, bekerjasama dengan Fundacion Musica Abierta, dan di Indonesia melalui yayasan yang didirikannya, Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI).