Gagal Jadi Miss Grand International, Ini Pesan Dea Rizkita

Febriyani Frisca diperbarui 27 Okt 2017, 10:11 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebagai perwakilan dari Indonesia di ajang Miss Grand International 2017 Dea Goesti Rizkita atau akrab disebut Dea Rizkita memang gagal. Namun, masyarakat tetap boleh berbangga akan hadirnya di ajang tersebut. Apa pasal? 

Sejak kemunculannya sebagai Puteri Indonesia 2017, Dea Rizkita memang concern pada isu-isu kemanusiaan, khusunya yang ada di Indonesia. Melalui media sosial, ia kerap menyampaikan pendapatnya soal itu. Bahkan, pada saat diberikan kesempatan speech di Top 10 Miss Grand International 2017 pada Rabu (25/10) di Phu Quoc, Vietnam, Dea Rizkita membahas soal kehidupan warga di Maluku yang penuh konflik.

"Cerita dimulai ketika saya mengunjungi Maluku, salah satu provinsi di negara saya beberapa bulan lalu. Konflik dan perang besar terjadi di sana pada 1999 yang disebabkan oleh propaganda agama. Ribuan orang meninggal dunia. Banyak anak-anak melihat orangtuanya meninggal di depan matanya. Namun, sekarang jauh lebih baik. Ketika saya tanya apa yang bikin Maluku bisa lebih baik, jawabannya hanya satu, bagaimana orangtua bisa mengedukasi anak-anaknya tentang toleransi," kata Dea Rizkita.

Tak cukup sampai di situ, Dea Rizkita pun tak bosan untuk menyuarakan toleransi antar sesama manusia. Lewat media sosial Instagram, Dea menyampaikan beberapa kalimat yang menyerukan kedamaian. 

"Kita semua mungkin tahu bahwa perang, propaganda, konflik mungkin adalah sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan karena secara sistematis dan politis itu akan terjadi, tapi setidaknya dengan menjadi Provocator of Peace, saya masih akan memprovokasi pesan positif, saya menyebarkan pesan penuh kedamaian melalui kegiatan sehari-hari dan media sosial, saya memberi empati penuh kepada orang-orang yang membutuhkannya, saya mendengarkan mereka dengan saksama, saya mendorong orang-orang terutama orang tua untuk menjadi contoh Provocator of Peace kepada anak-anak mereka, saya memberikan pembelajaran pengalaman interaktif kepada anak-anak tentang penuh kasih; berbagi; peduli; menghormati orang tua; saling memahami; dan hidup dalam harmoni sehingga kita bisa menyelamatkan satu generasi untuk menciptakan dunia yang penuh kedamaian di masa depan. Dan tentu saja Provocator of Peace adalah perwakilan sejati bagaimana menciptakan kedamaian batin saya dan memancarkannya melalui sikap dan kepribadian kita karena saya telah mengalami organisasi yang tak terlupakan ini. Saya bangga berada di sini sekarang, karena ini lebih dari sekedar mahkota," tulis Dea dengan mengunggah foto dirinya bersama anak-anak sekolah di Vietnam.

Mahkota Miss Grand International 2017 jatuh ke tangan Maria Jose Lora yang mewakili Peru. Perempuan kelahiran 1990 berhasil mengalahkan 76 kontestan lain dari berbagai negara termasuk Dea Rizkita. Meski demikian, Dea Rizkita mampu menyabet piala kategori kostum terbaik.