Fimela.com, Jakarta Deddy Corbuzier bikin kejutan. Melalui akun Instagram pribadinya, Deddy mengungkapkan jika dirinya telah membayar pajak senilai Rp2,5 miliar. Pernyataan Deddy tentu membuat banyak orang terkejut. Pasalnya, uang yang dibayarkan tersebut terbilang sangat fantastis.
"Saya membayar pajak Rp2,5 miliar," ujar Deddy dalam akun Instagram pribadinya itu, Rabu (18/10/2017).
Namun, di luar hal tersebut tak banyak yang mengetahui tentang perjuangan Deddy hingga mencapai kesuksesan. Dalam sebuah acara, Deddy mengungkapkan sebelum menjadi sosok mentalist terkenal, ia datang dari keluarga yang sangat sederhana.
"Kalau orang melihat kesuksesan saya, orang lupa tentang siapa saya sebelumnya," ujar Deddy.
Dalam video yang diunggah lewat akun YouTube tersebut, Deddy Corbuzier mengungkapkan banyak hal. Mulai dari ayah dan ibundanya, belajar sulap, bayaran yang diterima, belajar sulap, hingga menjadi mentalist terbaik dunia selama dua tahun berturut-turut. Sebuah perjuangan yang tak mudah.
What's On Fimela
powered by
Ayah Sopir Mikrolet
Deddy Corbuzier lahir dari keluarga yang sangat sederhana atau tidak berkecukupan. Ayahnya, Omar Sundjojo, datang dari Banyuwangi ke Jakarta pertama kali sebagai sopir mikrolet.
Ibu Penjahit Rumahan
Ibundanya, Heniwaty, seorang penjahit rumahan. Deddy hidup bersama orang tua yang luar biasa. Hidup dalam kondisi sederhana, Deddy tak bisa berpikir tentang anak-anak orang kaya lainnya.
Belajar Sulap
Suatu kali Deddy menonton pertunjukan sulap di sebuah stasiun televisi. Ia takjub dengan pertunjukan tersebut. Ia kemudian mempelajarinya. Saat ia belajar sulap, orang-orang sekitarnya, mengatakan ia tak akan menjadi orang terkenal. Deddy terus berlatih. Pada 2010 ia mendapat penghargaan sebagai mentalist terbaik di dunia. Dalam dua tahun berurut-tutut dan banyak penghargaan lainnya.
Dua Miliar Sebulan
Saat itu, penghasilan Deddy sangat fantastis. Menurut Deddy, penghasilannya saat itu minimal Rp2 miliar.
200 Juta Sebulan
Sebelumnya, masih dalam video yang sama, Deddy Corbuzier mengungkapkan pernah dibayar sebesar Rp200 juta untuk sebuah permainan sulap yang ia berikan. Sementara ia hanya bermodalkan alat tulis kantor (ATK). Sekitar empat tahun lalu ia menyetop melakukan pertunjukan tersebut hingga penghasilannya berkurang secara drastis.