Cerita Cinta, Ferry Salim dan Merry Prakasa

Komarudin diperbarui 21 Okt 2017, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Usia pernikahan Ferry Salim dan Merry Prakasa sudah 22 tahun pada 13 Oktober 2017 lalu. Sebuah perjalanan yang cukup panjang bagi sebuah rumah tangga. Hebatnya, sepanjang waktu itu, kehidupan rumah tangga mereka jauh dari terpaan kabar tak sedap dan tetap harmonis.

"Ya, kita tetep sayang sama istri. Kita selalu saling merindukan," ungkap lelaki kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, 8 Januari 1967, baru-baru ini.

Saat ulang tahun pernikahannya, pemeran Tan Peng Liang dalam film Ca Bau Kan menulis kalimat penuh makna kepada Merry.Ia juga mengunggah sebuah foto romantis kebersamaan bersama istri tercintanya. Dalam foto tersebut, ia mengucapkan terima kasihnya kepada sang istri yang telah menemani, memberikan dukungan, menyayangi dan mencintainya selama dua puluh dua tahun tanpa mengeluh.

"Kamu terlalu baik hingga menjadi kenyataan. Betapa beruntungnya saya mempunyai istri, tak hanya sebagai istri yang baik, tapi juga juru masak yang baik, masak yang lezat, ibu favorit bagi anak-anak kami, tetapi juga sebagai teman, lawan, separuh jiwa dan pasangan kritis saya," jelas pemain film Perfect Dream.

Ferry sangat mencintai Merry dan akan mencintainya untuk waktu yang tak terbatas. Menghabiskan sisa hidup dengan waktu yang berkualitas. Berjemur di pantai, berjalan-jalan di tempat-tempat nan indah.

"Berjalan-jalan di tempat-tempat indahmu, berbelanja di toko favoritku, menginap di vila dan bersenang-senanglah semuanya akan membuat hatimu bahagia. Mari kita simpan saat-saat indah kita di dalam hati kita, membawa semua itu bersama kita sampai selamanya!" tandas Ferry Salim.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kenalan hingga Menikah

Ferry Salim dan Merry Prakasa bertemu saat usia belia. Saat duduk di bangku SMP, Ferry berteman dengan kakak Merry. Suatu saat ia belajar bersama dengan kakak Merry di rumah keluarga Prakasa. Ferry bertemu dengan Merry, kemudian berkenalan.

Namun, Merry dilarang pacaran oleh sang ayah. Alasannya karena ia masih terlalu kecil untuk berpacaran. Mereka harus ngumpet-ngumpet agar bisa bertemu. Mulai dari alasan ke gereja hingga tugas sekolah.

Ferry perlu waktu lama untuk mendekati ayah Merry agar mendapat restu untuk hubungan mereka. Berbeda dengan ibunda Merry yang sangat welcome. Suatu kali kesempatan itu datang, saat berniat melanjutkan studi ke Amerika, Ferry melamar Merry sebagai bukti keseriusan hubungan tersebut.

Ayah Merry akhirnya setuju. Mereka tukar cincin setelah itu mereka berangkat ke Amerika Serikat. Di sana Ferry kulaiah di Jurusan Fashion Marketing Art Institute of Seattle, Amerika Serikat, sedangkan Merry mengambil jurusan Cosmetology atau tata rias dan kecantikan.

Usai menyelesaikan pendidikan di sana, mereka pulang ke Tanah Air. Cinta yang telah lama bersemi itu kemudian dikukuhkan dalam ikatan pernikahan. Ferry Salim menikahi Merry Prakasa di Jakarta pada 14 Oktober 1995.

3 dari 3 halaman

Fokus Anak

Ferry Salim dan Merry Prakasa kini fokus mengawal tumbuh kembang tiga putranya; Brandon Nicholas Salim, Brenda Nabilla Salim, dan Raoul Sebastian Salim. Si sulung terlihat mengikuti jejaknya menekuni dunia entertainmen.

Pemain film Winter in Tokyo termasuk ayah yang tidak bisa jauh dari anak. Ia sempat menghadapi hal dilematis, saat buah hatinya memutuskan kuliah di luar negeri. Namun di satu sisi, ia ingin sekali anaknya sekolah di luar negeri.

"Salah satu anak nggak ada, saya suka sedih. Berangkat sekolah saja, saya sudah merasa kesepian. Saya bangun tidur breakfast cuma sama istri saya," aku Ferry, baru-baru ini.

Brandon sempat diterima di sebuah sekolah di Australia, begitu pula dengan Brenda. Brandon diterima di sekolah musik dan dapat semi beasiswa. Namun, saat ini ia sedang banyak pekerjaan.

"Tapi saya bilang ke dia kamu tetap harus kuliah, tetap harus belajar," kata lelaki yang telah 12 tahun menjadi Duta Unicef ini.

Sebagai pasangan suami istri, Ferry Salim dan Merry Prakasa berharap tetap utuh hingga tua. Sebagai orang tua, mereka juga berharap ketiga anaknya bisa berkembang  sesuai bakat dan kemampuan yang mereka miliki serta beriman pada Tuhan.