Fimela.com, Jakarta Film produksi studio besar Hollywood identik dengan bujet besar dan pemain bintang. Begitu juga dengan film Blade Runner 2049 yang diproduksi Columbia Pictures bersama sejumlah studio dan diedarkan oleh Warner Bros Pictures dan Sony Pictures.
Blade Runner 2049 yang dibintangi Ryan Gosling dan Harrison Ford ini dirilis di AS bersamaan dengan di Indonesia di awal bulan ini.Seperti diketahui, film fiksi-ilmiah ini merupakan remake sekuel dari Blade Runner yang dirilis pada 1982.
Film ini mengambil setting waktu tiga puluh tahun setelah peristiwa film pertamanya, yang bersetting di tahun 2019.Blade Runner 2049 menceritakan tentang sepak terjang seorang anggota polisi LAPD bernama K (Ryan Gosling) yang menemukan sebuah rahasia besar yang lama tersimpan.
Situasi tersebut mempertemukannya dengan Rick Deckard (Harrison Ford), mantan anggota LAPD yang sudah hilang selama 30 tahun.Ford sendiri adalah pemain utama di film pertamanya. Selain Ryan Gosling dan Harrison Ford, Blade Runner 2049 juga dibintangi oleh Ana de Armas, Dave Bautista, Sylvia Hoeks, Jared Leto dan Robin Wright.
Dengan bujet sekitar 160 juta dolar AS, sejauh ini film yang disutradarai Denis Villeneuve ini baru meraih pemasukan sekitar 150 juta dolar AS. Meski sempat memuncaki box office AS di pekan pertamanya sebelum digeser Happy Death Day, pendapatan sekuel Blade Runner ini kurang memuaskan.
Diproduksi studio besar, bujet besar dan deretan pemain terkenal, film ini tentunya diharapkan akan sukses dan jadi box oofice. Setidaknya ada lima alasan Blade Runner 2049 kurang diminati penonton.
What's On Fimela
powered by
Durasi Blade Runner 2049
Blade Runner 2049 berdurasi sekitar 163 menit dan dianggap terlalu lama untuk sebuah film fiksi-ilmiah yang tidak banyak menampilkan adegan spektakuler oleh sejumlah pengamat film. Bandingkan dengan film pertamanya yang hanya berdurasi 117 menit. Durasi yang terlalu lama membuat film ini hanya bisa diputar sekitar 3-4 kali dalam sehari, beda dengan film berdurasi standar yang bisa diputar 5 kali dalam sehari.
Film Pertama Blade Runner 2049
Film Blade Runner yang pertama memang mendapat banyak pujian dan disebut-sebut sebagai salah satu film fiksi-ilmiah paling cerdas dan berbobot. Tapi film besutan Ridley Scott itu bukan termasuk box office karena hanya diminati penyuka berat genre fiksi-ilmiah. Dengan pemasukan 33,8 juta dolar AS, Blade Runner hanya berada di urutan ke-27 film terlaris 1982. Jadi agak aneh kalau film ini dibuatkan sekuelnya bahkan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Target Penonton Blade Runner 2049
Film pertamanya dirilis pada 1982, jadi wajar saja kalau tak banyak yang tahu kisah awal Blade Runner 2049. Ditambah lagi, penggemar fiksi-ilmiah sejati sebagian besar pria dewasa yang hanya punya sedikit waktu menonton di bioskop dibandingkan remaja atau mereka yang masih muda. Penonton wanita terutama di bawah usia 25, juga kurang menyukai film seperti ini sehingga Blade Runner 2049 bukan prioritas utama untuk ditonton.
Blade Runner 2049 Terlalu Lambat
Blade Runner 2049 hampir seperti film pertamanya, alurnya agak lambat, bahkan terasa lebih lambat karena durasinya lebih panjang. Jelas ini bukan ciri khas film blockbuster yang bisa meraih banyak penonton. Meski mendapat banyak pujian, bagi sejumlah penonton film ini tidak terlalu menggugah keinginan mereka untuk nonton. Apalagi kalau promosi ‘mulut ke mulut’ kurang berjalan lancar karena banyak kecewa setelah menyaksikan Blade Runner 2049.
5. Promosi dan Pesaing Blade Runner 2049
Materi promosi Blade Runner 2049 dianggap terlalu banyak tapi banyak yang tak terkait satu sama lain. Kabarnya ada sejumlah adegan yang dihapus ditampilkan di materi promosi seperti teaser dan trailer. Karena itu banyak penonton yang merasa kurang nyaman dan kurang tertarik saat menyaksikan teaser maupun trailer Blade Runner 2049.
Ditambah lagi, di saat yang hampir bersamaan ada sejumlah film seperti American Assasson dan Kingsman: The Golden Circle yang lebih disukai banyak golongan penonton karena lebih ringan dan menghibur dibandingkan Blade Runner 2049.