Fimela.com, Jakarta Sutradara film Susah Sinyal, Ernest Prakasa mengungkapkan baru saja merampungkan proses syuting film terbarunya tersebut. Syuting hampir dua pekan di daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) diakuinya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa.
Dalam urusan skenario ia turut mengajak serta sang istri, Meira Anastasia untuk terlibat dalam penulisan skenario film. Diakui Ernest, ia butuh sebuah pandangan wanita yang sudah berkeluarga tentang cerita yang diangkat di dalam film Susah Sinyal tersebut.
"Gue butuh pandangan seorang wanita atau seorang ibu tentang cerita drama yang diangkat di film ini. Ya gua minta dia (Meira) untuk terlibat dalam penulisan skenario dan ide cerita juga," ungkap Ernest Prakasa ditemui di Senayan City, Jakarta, Senin (16/10/2017).
Dengan terlibatnya sang istri, kata Ernest, memang dirinya sangat terbantu menghadirkan cerita yang bisa dimasukan dalam skenario film Susah Sinyal. Meski demikian, segala keputusan tetap di tangannya.
"Kalau sampai ada perbedaan udah sepakat sih dari awal. Keputusan tetap ada di gua, akan disorot nama gua walaupun kita tandem. Jadi kita udah sepakat itu dan dia juga lebih legowo kalau ada perdebatan yang nggak berujung dan nggak ada yang mau ngalah, ujung-ujungnya dia yang mau ngalah," terang Ernest.
Meskipun semuanya sudah dipersiapkan dengan matang, tetap saja ada tantangan yang harus diselesaikan Ernest ketika syuting Susah Sinyal. Bahkan, Ernest menganggap tantangan itu sebagai kutukan karena sesuai dengan naskah yang disusun. Berikut 5 kutukan yang didapat Ernest Prakasa saat syuting Susah Sinyal.
1. Susah Sinyal
Sesuai dengan judulnya, seluruh kru diakuinya mendapat kutukan benar-benar tidak mendapatkan sinyal selama syuting.
"Baru selesai syuting, kemarin baru pulang dari Sumba tanggal 9, sekarang editing. Total syuting 25 hari kita di Sumba selama 2 minggu. Ternyata kutukan jadi beneran susah sinyal hahaha. Kadang-kadang di lokasi syuting cuma yang Edge," ungkap Ernest Prakasa ditemui di Senayan City, Jakarta, Senin (16/10/2017).
2. Main Kartu
Lantaran "kutukan" tersebut, kata Ernest banyak hal yang terjadi diluar dugaan ketika selama proses syuting. Banyak hal berkesan selama syuting karena susah mendapatkan sinyal.
"Tapi akhirnya malah jadi unik karena kita melakukan hal-hal yang udah lama nggak kita lakukan. Tiba-tiba main ABC lima dasar, mau ngapain lagi, enggak ada sinyal, main kartu. Jadi berkesan pengalamannya," jelas sutradara film Cek Toko Sebelah ini.
3. Lokasi Susah Dijangkau
Selain karena sudah mendapatkan sinyal, perjuangan lainnya selama syuting adalah soal destinasi. Menurut Ernest, syuting di Sumba memang luar biasa sulit dijangkau.
"Lokasi, akhirnya kalau nanti liat filmnya ada air terjun, air terjun itu lokasinya terpencil dan mobil itu kita punya sekitar 26 mobil dari yang biasa sampe truk yang bawa logistik," ceritanya.
4. Amankan Logistik
"Ya, ini pertama kali gue syuting di luar Jabodetabek bisa dibilang. Waktu Ngenest di Bandung doang. Puji tuhan timnya ini solid banget. Kita sangat prepare banget buat logistik karena lokasinya sangat tidak mudah untuk dijangkau," kata Ernest.
5. Harus Kejar Jadwal
Pun mengalami kesulitan dalam merambah lokasi di Sumba, Ernest dan tim akhirnya mampu menyelesaikan syuting dengan waktu yang tidak molor.
"Jadi itu harus melalui jarang lereng tebing berpasir, pernah nyangkut terus harus ditarik. Perjuangan temen-temen logistik sangat berat tapi ga ada insiden yang terlalu gimana banget, semuanya relatif lancar, selesai sesuai rencana, kita nggak nambah hari," tandas Ernest Prakasa.