Fimela.com, Jakarta Yosi Mokalu atau akrab disapa Yosi Project Pop cukup kecewa dengan pidato Gubernur DKI Baru, Anies Baswedan yang menyebutkan adanya istilah 'pribumi' dan 'non pribumi'. Sebagai warga Jakarta, Yosi merasa perlu untuk mengingatkan gubernur yang baru dipilih menggantikan Djarot yang sudah berakhir masa tugasnya.
Melalui akun instagramnya, Yosi mengungkapkan protesnya terhadap pidato Gubernur DKI yang baru, Anis Baswedan. Ia juga memposting fotonya sendang mengerenyitkan dahi.
"Berdasarkan penelitian Von Heine Geldern, Austrian Ethnologist (1885-1968) disimpulkan bahwa, pribumi asli Indonesia adalah kaum astronesia yaitu: siapa yang asli Maluku/ Papua/ NTT/ NTB adalah salah satu kaum astronesia, masyarakat yang berkulit gelap dan rambut keriting," tulis Yosi memulai tulisannya.
Lebih lanjut, Yosi menjelaskan, sesuai dengan referensi yang ia baca, sejumlah masyarakat yang ia sebutkan sebelumnya merupakan masyarakat yang pertama kali menghuni kawasan Nusantara.
"Dan di era Soekarno-Hatta sudah diterangkan bahwa tidak ada kategori pribumi/non-Pribumi," tulis Yosi lebih lanjut.
What's On Fimela
powered by
Jelaskan penggunaan istilah pribumi dan non pribumi
Masih menurut Yosi, sesuai referensi yang diketahuinya, terungkap jika golongan yang dinamakan pribumi diciptakan di era Hindia Belanda dan populer untuk memudahkan mereka menjalankan strategi 'Divide et Impera'.
"Di era Soeharto dipakai kembali karena Soeharto adalah pasukan KNIL. Beliau mengkategorikan hal tersebut agar dapat menjadi kambing hitam jika terjadi sesuatu. Persis seperti era Hindia-Belanda," tulis Yosi lebih lanjut.
Di era reformasi, Yosi menjelaskan, sudah ada aturan tertulis dari pemerintah yang menghilangkan penggunaan istrilah pribumi dan non pribumi.
"Tahun 1999 ada instruksi Presiden (Inpres) no.26," tulis Yosi.
Protes pidato Gubernur DKI baru
Yosi menyimpulkan, jika dalam pidato Gubernur DKI baru, Anis Baswedan, ada hal yang mengganjal bagi dirinya. Ia mengingatkan Anies, agar lebih bijaksana dalam menggunakan kata-kata dalam pidato resmi.
"Jadi ketika kata pribumi disebut pada sebuah pidato pelantikan, menjabat sebagai Gubernur dari Ibukota negara yang pluralis, dengan segala rasa hormat, saya rasa tidaklah bijaksana," tulis Yosi.
Meski bukan pendukung Anies, namun Yosi Project Pop tetap akan menghormati segala kebijaksanaan yang dibuat untuk memajukan Jakarta.
"Dan saya diajarkan untuk menghormati pemimpin saya, walaupun pidato Anda tidak membuatnya mudah. Selamat bertugas," tulis Yosi Project Pop mengakhiri protesnya tersebut.