Fimela.com, Jakarta Fridtjof Nansen, pria asal Norwegia yang jadi salah satu orang berperngaruh di dunia ini meninggalkan kenangan mendalam, terlebih jika mengingat jasanya dalam membantu para pengungsi korban Perang Dunia I. Tak hanya pada masa Fridtjof Nansen, hingga kini permasalahan terkait pengngsi pun menjadi salah satu isu yang sulit.
Bicara soal pengungsi, melansir laman Quartz, usai dirinya diangkat sebagai Presiden Uni Norwegia untuk Liga Bangsa-bangsa pada Konferensi Perdamaian Paris tahun 1919, Fridtjof Nansen pun membantu memulangkan hampir setengah juta tahanan perang pada tahun 1920-1921.
Tak sampai disitu, ia pun membantu menyelamatkan para imigran agar dapat diterima di berbagai wilayah pemerintahan dengan Paspor Nelsen yang dibuatnya. Ya, Paspor Nelsen dapat digunakan oleh para imigran dari negara-negara yang dilanda perang seperti Rusia, Turki, Armenia dan Suriah agar bisa mendapatkan tempat tinggal dilebih dari 50 pemerintahan asing.
Perjuangan Fridtjof Nansen yang juga seorang petualang legenda dan menjadi orang pertama yang mencapai Kutub Utara ini pun terus dilakukan hingga akhir hayatnya. Hingga pada tahun 1922, Nansen pun mendapatkan Nobel Perdamaian atas peran pentingnya dalam bidang kemanusiaan.
Tutup usia pada tahun 1930, perjuangan Fridtjof Nansen menyelamatkan para pengungsi pun terus berlanjut, yang mana kemudian didirikan Kantor Nansen Internasional untuk Pengungsi yang didirikan oleh Liga Bangsa-Bangsa. Namun, organisasi tersebut tak bertahan lama, yang mana dibubarkan setelah menerima hadiah Nobel pada tahun 1938.