Fimela.com, Jakarta Dwi Hartanto, pria berusia 32 tahun yang tengah menempuh pendidikan di Technise Universiteit Delft, Belanda ini telah menebarkan kebohongan atas prestasi yang telah diraihnya kepada publik Indonesia. Di tengah riuhnya rasa bangga terhadap pria yang digadang-gadang menjadi The Next Habibie tersebut, sekelebat kejanggalan pun muncul yang kemudian menuntun terbongkarnya kebohongan Dwi Hartanto.
Kejanggalan tersebut muncul saat salah satu anggota Tim Investigasi yang dibentuk untuk menyelidiki kebenaran prestasi Dwi Hartanto, menemukan kejanggalan pada September 2017 lalu. Kepada Liputan6, anggota yang tak mau disebutkan namanya itu menemukan situs Delft University of Technologi menyebut Dwi akan mempertahankan disertahi PhD.
Dari situlah kejanggalan akan kebenaran prestasi Dwi dipertanyakan, mengingat ia telah mengaku sebagai Assistant Professor diberbagai kesempatan dan saat itu pula harunya gelar PhD telah ia dapatkan.
Tak hanya itu, Dwi juga disebut tak ingin membagi publikasi karya-karyanya dengan alasan perkuliahan yang padat dan bersifat rahasia.
"Terkait mengapa baru ter-blow up sekarang, selain baru melihat kejanggalan di September ini, kami di TU Delft, jika bertanya tentang karya Dwi Hartanto (misalnya tanya jurnal dia), beliau selalu tidak mau share dengan alasannya top secret," ujar narasumber yang melihat kejanggalan atas pengakuan prestasi Dwi Hartanto.
What's On Fimela
powered by
Pembentukan Tim Investigasi Dwi Hartanto
Beberapa hal di atas lah yang kemudian menjadi dasar dibentuknya Tim Investigasi Dwi Hartanto. Selain itu, pihak TU Delft pun membentuk tim serupa untuk menyelesaikan kasus Dwi Hartanto.
Sampai akhirnya pada tanggal 7 Oktober 2017, lewat pernyataan tertulisnya yang dimuat pada situs Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Delft, Dwi Hartanto menyampaikan klarifikasi dan prmohonan maafnya.
"Saya mengakui bahwa kesalahan ini terjadi karena kekhilafan saya dalam memberikan informasi yang tidak benar (tidak akurat, cenderung melebih-lebihkan), serta tidak melakukan koreksi, verifikasi, dan klarifikasisecara segera setelah informasi yang tidak benar tersebut meluas," aku Dwi Hartanto.
Dalam pernyataan tersebut, Dwi pun menyebutkan prestasi-prestasi yang pernah ia akui yang sebenarnya tak pernah ia dapatkan. Salah satunya adalah pengakuan dirinya yang telah memenangkan lombat riset teknologi wm-space agendy dunia di Cologne, Jerman.
"Saya memanipulasi template cek hadiah yang kemudian saya isi dengan nama saya disertai nilainominal EUR 15000, kemudian berfoto dengan cek tersebut. Foto tersebut saya publikasikan melaluiakun media sosial saya dengan cerita klaim kemenangan saya," jelas Dwi hartanto.