Fimela.com, Jakarta Dari: Meilinda Alfiani
Namaku mel, aku dan mantanku sudah tiga tahun pacaran, dan di tahun ketiga kami menjalani LDR. belum sampai setahun LDR hubungan kami putus ditengah jalan. Awalnya aku gak terima karena berakhirnya hubungan kami hanya karena ketidaklancaran komunikasi. Lebih lebih setelah LDR dia menjadi sangat sibuk bekerja, dan aku coba berusaha mengerti walau memang sifatku yang seringkali rewel meminta kabar darinya. Namun, semakin lama kurasa dia semakin mengabaikan sampai akhirnya kami bertengkar dan memutuskan mengakhiri hubungan. Beberapa bulan setelah kami putus, Dia kembali menghubungiku dan kami meminta saling bertemu karena kami merasa semuanya bisa diperbaiki lagi. Kebetulan saat itu aku akan pergi ketempat dimana dia berada. Lalu, dua minggu berjalan kami kembali berada pada masa pendekatan lagi, bahkan saat aku pulang ke kotaku dia mengantarku dan bertemu orang tuaku. Yang padahal pada saat kami berpacaran dulu, sama sekali aku belum pernah mengenalkannya pada orangtuaku. selain karna aku tak tinggal disatu kota yang sama bersama orangtuaku, juga karena dia belum siap menemui orang tuaku saat itu. Sejak saat itu, aku dan dia merasa lebih dekat. Sekali waktu aku pernah bertanya soal status hubunganku dengannya. Namun jawaban yang kudapat adalah bahwa dia tak ingin terburu buru karena tak ingin kesalahan yang sudah terjadi terulang lagi. Terkadang aku bingung, sikapnya kadang seperti membutuhkanku tapi juga tak jarang untuk mengabaikanku. Aku bingung, sikap apa yang harus aku ambil, kami masih saling sayang tapi dia tak juga memberi keputusan.
Terimakasih, Admin :)
***
Dear Mel,
Hubungan jarak jauh atau LDR, tanpa komunikasi memang takkan jadi apa-apa. Wajar kalau ketika itu kalian merasa lebih baik memutuskan hubungan karena proses komunikasi kalian tidak berjalan lancar. Tapi, perlu diketahui dalam masalah ini memutuskan hubungan bukan pilihan terakhir kok.
Kamu dan pacarmu (eh, mantanmu) sebenarnya cuma butuh penyesuaian. Namun memang, untuk melakukan penyesuaian itu kamu dan dia harus siap berusaha dua kali lebih keras dari biasanya. Misal; biasanya kamu rewel minta kabar, kali ini kamu harus sedikit bersabar tapi di sisi lain dia juga harus sadar untuk memberi kabar. Intinya sih, kalian harus bekerja sama dan berkompromi untuk mempertemukan kebutuhan serta kemampuan satu sama lain untuk memenuhinya.
Sementara ini, tidak masalah juga kalau dia, kalian, masih menjalani apa adanya tanpa ada tuntutan macam-macam terhadap hubungan kalian ke depannya. Mengingat kalian juga baru saja putus, jadi memang harus memastikan dulu bahwa berbagai masalah yang waktu itu bikin kalian putus, sudah benar-benar teratasi sebelum kalian memutuskan menjalin hubungan lagi. Untuk apa juga balikan kalau kondisi hubungan kalian masih begitu-begitu saja? Kalian tidak ingin terjerumus ke dalam lubang yang sama dua kali, kan?
Perbaiki dulu pola komunikasi antara kalian, khususnya saat sedang berjauhan. Lalu pastikan kalian sama-sama mau berkomitmen untuk berusaha lebih keras dari biasanya agar hubungan kalian tetap stabil saat menghadapi berbagai kondisi. Komitmen itu diperlukan untuk mempertahankan hubungan, apalagi yang LDR begini.
Jangan lupa berikan batas waktu, kamu harus tahu kapan saatnya meminta kejelasan hubungan dan melanjutkannya dengan komitmen. Semoga segera menemukan titik cerah, Mel!
***
Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!