Slamet Rahardjo: Film Sejarah Seperti G30S/PKI Tak Boleh Bohong

Anto Karibo diperbarui 25 Sep 2017, 01:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pro kontra atas niatan untuk membuat ulang film G30S/PKI terjadi di masyarakat. Seperti diketahui, film sebelumnya dinilai merupakan propaganda orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pasalnya, setelah reformasi banyak fakta yang ternyata tak sesuai dengan film tersebut. 

Namun, karena merupakan film sejarah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Hal paling mendasar menurut pemeran Teuku Umar dalam film Tjut Njak Dhien adalah kejujuran dalam film sejarah.

"Sejarah itu data, fakta, sejarah itu nggak bisa bohong," tegas Slamet Rahardjo di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta Pusat, Jumat (22/9) malam.

Namun, Slamet Rahardjo mengatakan jika membuat film sejarah sesuai dengan data dan fakta saja tak akan pernah mudah. Karena setiap sineas pasti ingin menyuguhkan karya yang juga berakhlak.

"Ya film sejarah tidak boleh bohong. Dalam hal ini film sejarah itu harus seperti apa adanya. Tetapi apakah orang berani membuat apa adanya? Kan kita diberi akhlak untuk berbaju. Supaya nggak kelihatan cacat-cacat dalam tubuh saya kan?" imbuhnya.

Menurut Slamet Rahardjo, ia tak bisa melarang pihak-pihak yang mau memproduksi film tentang komunisme di Indonesia seperti G30S/PKI. "Ya tapi kan kejujuran itu dalam tanda kutip. Ya kalau misalnya saya orang yang percaya bahwa agama itu baik. Kan nggak mungkin saya bikin film bahwa agama itu nggak baik. Sederhana," tandas Slamet Rahardjo. 

What's On Fimela