Tolak Beasiswa Australia, Pria Ini Pilih Jadi Guru di Pelosok

Karla Farhana diperbarui 21 Sep 2017, 15:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Momen wisuda merupakan momen yang paling membahagiakan. Namun, wisuda bagi Alif, anak dari deosen Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada, I Made Andi Arsana. Alif malah murung dan merasa sedih. Ternyata, saat melaksanakan proses wisuda, Alif menulis sebuah surat untuk sang ayah yang saat itu berhalangan hadir. 

Dalam surat tersebut, Alif mencurahkan kesedihannya karena I Made tak bisa datang lantaran ada tugas ke luar negeri. Padahal, Alif lulus dengan predikat cumlaude dan memiliki nilai yang setara dengan first class honour. Surat yang lantas diuanggah I Made di akun Twitternya kemudian menjadi viral. Namun, bukan cuma keluhan Alif yang menjadi sorotan netizen. 

Dalam surat itu, Alif bercerita kalau mendapat tawaran untuk kuliah di Australia dengan beasiswa. Tawaran itu datang dari seorang dosen yang mengajar di University of New South of Wales Sydney, Australia. Dosen itu bukan cuma menerimanya menjadi mahasiswa, tapi juga akan menjaminnya dengan beasiswa langsung S3. 

Namun, tawaran itu malah membuatnya ragu. Sang dosen di Sydney merupakan teman ayahnya. Di ragu, apakah tawaran tersebut memang karena kemampuannya yang luar biasa, atau karena dia teman sang ayah. Belum lagi sang ibu ingin Alif melanjutkan studi ke Inggris atau Amerika. 

Namun, di tengah kebimbangan itu, Alif justru mengambil keputusan yang sangat mengejutkan. Dia memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia Mengajar. Itu artinya, dia menolak beasiswa yang diberikan dosen di Sydney. Juga menunda impian ibunya untuk kuliah di Inggris atau Amerika. 

Di akhir suratnya, dia mengatakan ingin melihat Indonesia dari berbagai daerah. Dia meminta restu I Made untuk mengajar dan hidup sederhana di pelosok-pelosok Indonesia. 

Pa, kali ini aku mohon papa mengabulkan permintaanku. Aku ingin melihat Indonesia dari tepi Danau Toba atau lereng Gunung Rinjani atau tepian Sungai Mahakam. Aku ingin melihat Indonesia dari pinggiran hutan di pedalaman Papua. Aku ingin melihat puncak Monas dari sabana di Bima. Aku ingin mengagumi julangan Indonesia yang tinggi sambil duduk bergelayut di akar pohon ratusan tahun di hutan Kalimantan. Aku ingin bergabung dengan Indonesia Mengajar. Menjadi pengajar muda. Aku mohon restu papa,” tulis Alif di akhir surat.

What's On Fimela