Fimela.com, Jakarta Alat musik harpa selama ini lekat dengan image mewah, eksklusif dan anggun. Karena itu mungkin instrumen petik ini agak jarang peminatnya di tanah air.
Namun ternyata hal itu pula yang membuat seorang harpist bernama Maria Pratiwi tertarik. Tak tanggung-tanggung, Maria mendalami harpa sampai belajar ke luar negeri.
Maria menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar master di bidang musik, terutama harpa. Ia belajar banyak hal saat mengenyam pendidikan Harp Performance di Goldsmiths University of London.
"Memang dari kecil aku bercita-cita jadi pemain harpa, dan suatu hari ditawarin sama orang tua. Akhirnya kuliah di London, belajar sama Professor Gabriella d'all Olio yang bikin Trinity, semacam kurikulum harpa di seluruh dunia," ujar Maria Pratiwi saat berkunjung ke redaksi Bintang.com belum lama ini.
Dengan berbagai pengalamannya tampil dan berkolaborasi dengan musisi internasional, Maria juga ingin memberi kontribusi di tanah air. Selain menggelar pertunjukan dan membuka sekolah musik harpa, ia juga berharap musisi instrumental seperti dirinya bisa diterima di masyarakat kita.
"Di Indonesia kan orang lebih menerima yang ada vokalnya. Bukannya nggak bisa nyanyi, tapi pengen aja seorang musisi instrumental seperti saya, Tohpati, Jubing Kristianto dan lainnya mendapat tempat di masyarakat," pungkas Maria Pratiwi.