Ashanty Ungkap Masa Lalu Millendaru

Riswinanti diperbarui 15 Sep 2017, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Cukup lama menjadi sorotan di media sosial, akhirnya Millendaru harus menghadapi masalah yang cukup serius. Akun media sosial keponakan Ashanty ini rupanya dibajak sehingga menampilkan video yang tidak seharusnya menjadi konsumsi publik.

Sebagai keluarga, awalnya Ashanty memang enggan memberikan komentar. Namun lewat video yang diunggahnya di YouTube, persisnya di akun Hijau Musik, akhirnya dia memberikan klarifikasi panjang lebar tentang apa yang menimpa Millen.

"Kita tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi keluarga kita, orang tua kita, anak kita, semua sudah diatur sama Yang Kuasa. Millen ini, aku yakin ada dua faktor yang membuat orang bisa menyukai sesama jenis," ungkap Ashanty.

"Genetik, satu. Karena dari kecil dia merasakan perbedaan. Dia selalu bilang 'Aku ada di tubuh yang salah'. Which is itu memang banyak. Atau kedua, memang lingkungan. Jadi kepengaruh. Yang kedua aku ga bisa nerima sama sekali karena itu bisa balik, sebenarnya, kamu hanya kepengaruh karena lingkungan," lanjut Ashanty.

Sebagaimana diketahui, Millen adalah keponakan Ashanty yang di media sosial selalu menampilkan seolah dirinya seorang wanita. Selain itu, dia juga kerap menampilkan kehidupan remaja yang terlalu bebas di media sosialnya.

Ashanty sendiri mengaku marah atas apa yang terjadi. Namun sebagai keluarga, tentunya dia tak mungkin lepas tangan begitu saja. Tanpa bermaksud membela Millen, dia pun mengungkap cerita sebenarnya di balik perilaku Millen yang kontroversial, termasuk awal mula Millen bisa sampai seperti sekarang.

 

2 dari 5 halaman

Berbeda Sejak Kecil

Ashanty mengungkapkan bahwa dia melihat gejala yang tidak biasa sejak Millen masih kecil. Sebagai seorang anak laki-laki, saat itu Millen justru lebih tertarik pada makeup, menyanyi, dan melukis.

"Dari kecil, Millen ini sudah berbeda, artinya punya hobi nyanyi, punya hobi lukis, kalau lihat kita lagi makeup, dia lihatin gitu. Dari dia TK SD, anak ini kok lihatin terus kalo aku lagi makeup, atau apa," ungkap Ashanty.

"Terus dia juga suka nyanyi. Mungkin kalo anak cowok SD nyanyi lucu ya. Terus orang tuanya pernah bilang kalau Millen jago nyanyi. Tapi aku yang lihat tanda-tanda ini 'Waduh jangan sampai gimana-gimana'. Aku masih mikir gitu. Tapi aku lihat yang lain di anak ini," lanjut Ashanty.

3 dari 5 halaman

Ayah yang Tegas dan Kelainan Orientasi Seksual

Pada masa SMP, kondisi Millen rupanya semakin parah. Ashanty mengakui bahwa Millen dibesarkan oleh ayah yang cukup keras dan tegas. Karenanya, dia pun bersikap sangat tertutup dan tak berani bercerita kepada siapapun.

"Waktu SMP, dia ga berani curhat sama siapapun, apalagi orangtua, karena bapaknya keras banget, aku tahu banget. Akhirnya dia mencurahkan isi hatinya ke aku. "Tante aku kok aku ga suka sama perempuan ya. Aku dari kecil ngerasa
gini gini. Aku kalau lihat laki-laki tuh (maaf bahasanya) bergairah gitu, tapi kalau lihat perempuan tuh enggak," kenang Ashanty. 

Ketakutan Ashanty pun seolah terbukti. Bukan sekedar menyimpulkan, selama ini Ashanty banyak bergaul dengan orang-orang yang memiliki gejala seperti Millen.

"Waduh. Karena aku juga punya temen kaya begitu aku mikir ini ga boleh diterusin. Kamu harus coba gimana caranya lawan itu semua. Tapi balik lagi aku ga mau terlalu keras waktu itu karena ga ada orang yang dia percaya, jadi aku
harus berusaha agar dia ga salah langkah. Aku ga mau dia ngobrol sama temen kemudian salah langkah, atau merasa berada di keluarga yang tidak mau mengerti," lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Masa SMA

Menginjak masa SMA, kegelisahan Millendaru rupanya semakin menjadi-jadi. Keinginannya untuk berontak semakin kuat sehingga membuat Ashanty kewalahan dan tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aku kalo denger cerita dia, apalagi yang pas SMA gitu. Aduh ya Allah. Tapi aku ga bisa berbuat apa-apa. Karena dia merasa berada di badan yang salah, merasa dia perempuan. Aku tanya apa mau terapi apa mau gimana. Dia ga mau," papar Ashanty.

Ashanty pun berusaha mengarahkan keponakannya agar tidak sampai salah langkah. Namun pada akhirnya, Millen tak bisa menerima dan memilih untuk menjauh.

"Sampai akhirnya aku sering ngajak dia ikut aku sama Aurel cari kegiatan positif, desain baju atau belajar makeup. Karena dia aku suruh melakukan kerjaan laki udah pasti ga mau. Ya udah kamu kaya gini tapi diarahkan gitu biar ga lari ke lingkungan yang salah. Tapi mungkin makin ke sini aku bukan jadi orang yang dia percaya. Mungkin aku
terlalu banyak marah karena lihat teman-temannya dia mulai melakukan hal di luar batas," lanjut Ashanty.

5 dari 5 halaman

Meninggalkan Ashanty

Ashanty rupanya mulai putus asa karena keponakannya mulai ke luar batas. Alhasil, dia kerap memarahi Millen untuk mencegahnya melangkah ke arah yang salah. Namun hal ini membuat Millen tidak nyaman dan mulai menjauh.

"Aku bilang sama dia, dengan kamu merasa di badan yang salah, kalau di agamaku, Tuhan itu menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, jadi aku ga pernah bisa bilang ini kesalahan siapa, kesalahan ada di diri dia sendiri. Tapi aku kan ga bisa melawan saat dia merasa 'Aku perempuan banget'," ujar Ashanty.

"Sampai akhirnya aku ga mau dia ke rumahku lagi. Aku bilang ke dia 'Aku sudah mau mengerti kamu untuk kelainan yang kamu rasakan, tapi untuk menyetujui perilaku kamu yang di luar batas aku ga bisa terima. Sampai akhirnya ketika orang tuanya tahu, aku pasrah aku hanya bisa bilang, hanya bisa kembalikan ke ortunya, aku hanya tantenya, hanya bisa memberi saran," lanjut Ashanty terkait perilaku Millendaru.