Diduga Sejenis Flakka, Obat PCC Bisa Bikin Efek Kayak Orang Gila

Febriyani Frisca diperbarui 14 Sep 2017, 15:37 WIB

Fimela.com, Jakarta Kota Kendari tengah dihebohkan oleh sejumlah warganya yang tumbang dan hilang kesadaran usai mengonsumsi obat PCC diduga narkoba Flakka. Dikutip dari Antaranews.com, sejak Rabu (13/9), korbannya dilarikan ke lima rumah sakit terbesar di Kendari, salah satunya yakni Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Dikutip dari Liputan6.com, seorang warga Kendari yang diminta keterangan soal peristiwa tersebut mengatakan bahwa efek yang ditimbulkan oleh obat PCC tersebut seperti orang gila. "Bagaimana tidak, korbannya banyak dan seperti orang gila. Mana ada lagi anak-anak," kata Lilly kepada Liputan6.com, Kamis (14/9).

Sebagian warga di Kendari juga menyimpulkan jika dilihat dari efeknya, obat tersebut mirip narkoba Flakka yang sempat heboh pada September 2016 lalu. "Banyak yang bilang sama saya kalau itu Flakka. Saya sih belum tahu, tapi kan bisa saja. Apalagi kalau dilihat efeknya mirip," imbuh Lilly.

Menanggapi dugaan tersebut, pihak BNN Kota Kendari membantahnya. Sebab, hingga kini pihak BNN Kota Kendari dan pihak kepolisian masih menyelidiki peredaran obat PCC tersebut. "Dari mana bisa simpulkan kalau itu Flakka? Kita saja masih melakukan penyelidikan, tapi dugaan sementara itu adalah obat jenis PCC," kata Murniati, Kepala BNN Kota Kendari, dikutip dari Liputan6.com.

Sementara itu, dari hasil penyelidikan, para korban yang tak sadarkan diri mengonsumsi obat tersebut dengan dicampur ke minuman bernergi, minuman bersoda, dan minuman beralkohol. "Sejumlah korban yang masih sadar kemarin sempat kita interogasi. Mereka mengaku bahwa barang tersebut didapatkan dari sumber yang berbeda, ada dalam bentuk minuman Extra Joss, Ale-ale, bir, whisky, serta tablet," jelas Murniati.

Para korban juga telah menyebutkan sejumlah nama yang diduga kuat penyalur dan pengedar obat PCC. "Beberapa korban sempat menyebut nama, nah nama-nama yang tersebut itu sedang dicari tahu keberadaannya," kata Murniati. Hingga saat ini, para korban obat tersebut masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Kendari, yakni Rumah Sakit Jiwa Kendari, RS Bhayangkara, Rumah Sakit Abunawas, Rumah Sakit Ismoyo, dan Rumah Sakit Bahteramas.