Fimela.com, Jakarta Inul Daratista, satu dari pedangdut senior yang masih eksis di dunia dangdut Tanah Air. Sempat membuat heboh dengan goyang ngebornya, kini Inul tampil lebih elegan dan penuh pesona. Bahkan saat ini, ia sangat memuji sosok Rhoma Irama yang dahulu pernah berseteru dengannya. Lantas bagaimana hubungan Inul Daratista dan Ikke Nurjanah, pedangdut yang pernah 'perang pendapat' di media sosial perihal 'akhlak mulia'?
***
Sosok Inul Daratista tidak pernah berubah, sejak ia menginjakkan kakinya di dunia dangdut profesional. Ia tetap ramah dan murah senyum, meski kegiatannya sangat padat dari hari ke hari. Mulai dari mengisi program acara di televisi, manggung ke berbagai daerah hingga mengurus bisnisnya di bidang rumah karaoke, kuliner dan kecantikan.
Inul mengaku tengah mempersiapkan diri untuk masa senjanya jika memutuskan untuk tidak lagi terjun ke dunia hiburan. Selain itu, ia pun tengah mempersiapkan masa depan buat anak semata wayangnya, Ivander Damares, untuk melanjutkan bisnisnya tersebut.
Kontroversi dan keberhasilan Inul Daratista membuatnya pula dibahas Majalah Time. Sebuah media asing bergengsi yang tak sembarangan tokoh bisa diwawancara. Belum lama, Inul memang kembali diwawancara majalah tersebut setelah sebelumnya ia pernah diwawancara perihal kontroversi goyang ngebornya di tahun 2003 silam.
"Bangga sih karena dipilih dan terpilih itu tidak mudah dan tidak gampang. Dipilih karena melihat background setiap orang beda-beda. Saya dikasih tahu foto-fotonyanya, ada ibu Susi yang habis diwawancara, ibu Risma walikota Surabaya. Selanjutnya mereka mau wawancara Bapak Jokowi," ujar Inul Daratista saat Bintang.com bertandang ke kediamannya, kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan belum lama ini.
Selain menceritakan tentang kebanggaannya bisa kembali diwawancara Majalah Time, Inul juga menceritakan kekagumannya terhadap Rhoma Irama dari segi musikalitas dangdut dan hubungannya dengan Ikke Nurjanah, setelah heboh pemberitaan perihal makna 'ahlak mulia' di media sosial beberapa waktu lalu. Berikut petikan wawancara lengkapnya.
Bangga dua kali diwawancara Majalah Time
Dua kali diwawancara Majalah Time, merupakan sebuah kebanggaan bagi Inul Daratista. Sebab, tidak semua tokoh bisa mendapatkan kesempatan seperti itu. Inul pertama kali diwawancara tahun 2003 perihal kontroversi goyang ngebornya. Kini ia diwawancara perihal perkembangan musik dangdut dan Indonesia secara global.
Selamat ya, kembali terpilih diwawancara Majalah Time. Apa saja sih materi pembahasannya?
Pertanyaannya global, masalah entertainment, bisnis da Indonesia. Tadinya saya pikir yang wawancara dari CNN, ternyata dari Majalah Times karena memang janjiannya dengan dua media, jadi kurang fokus di awal, hahaha. Suatu kehormatan bagi saya.
Tidak semua tokoh bisa mendapatkan kesempatan diwawancara dengan Majalah Time sampai dua kali, komentar kamu?
Bangga sih karena dipilih dan terpilih itu tidak mudah dan tidak gampang. Dipilih karena melihat background setiap orang beda-beda. Saya dikasih tahu foto-fotonyanya, ada ibu Susi yang habis diwawancara, ibu Risma walikota Surabaya. Selanjutnya mereka mau wawancara Bapak Jokowi.
Berbicara masalah perkembangan dangdut juga?
Ya, ceritalah panjang lebar. Awalnya memang di dunia dangdut itu seperti apa saat ini. Saat ini memang eranya berbeda, tapi yang saya harapkan sih, artis yang senior dan junior ittu kalau bisa saling berangkulan, berpelukan jangan sampai ada kotak-kotakan dan sepertinya sampai saat ini masih terjadi, itu yang saya tidak setuju.
Bangga juga dong, dangdut bisa dibahas dan tersebar ke seluruh dunia?
Iya dong. Dangdut kan musik khas Indonesia, mungkin seperti di luar negeri ada R and B, pop, rock dan lain-lain. Kalau di luar negeri nggak ada yang namanya dangdut karena dangdut khas warna musik Indonesia. Antara musik India, Melayu, hingga tradisional dari wilayah sendiri, di mix menjadi satu.
Kamu sendiri menilai dangdut saat ini seperti apa?
Mungkin bisa dilihat dangdut cukup dinamis. Kalau dulu dangdutnya pak Haji Rhoma Irama, mungkin klasik. Tapi tidak ada namanya dangdut seperti saat ini kalau tidak ada klasik. Memang kita harus menghorati awal muasal dari musik dangdut itu sendiri. Tapi kita tidak bisa menutup mata di era global, moderen dan robotik sekarang ini, kita harus mengikuti. Sekarang dangdut itu banyak macamnya, ada dangdut tarling, disco dut, reggea dut R and B dut pokoknya macam-macam.
Kamu sendiri ingin dangdut itu seperti apa?
Saya pengin dangdut itu mendunia bukan hanya di Indonesia saja yang mengenal dangdut, tapi orang di luar negeri. Sekarang artis yang go internasional atau nasional saja, artis dangdut di kampung perginya go internasional walaupun nggak pernah tayang di televisi, seperti saya dulu. Saya ingin orang melihat dangdut yang spektakuler, bukan mengkotak-kotakan, tapi musik dangdut yang universal dan bisa dinikmati. Sekarang lagu Despacito saja bisa didangdutin.
Oh iya, diwawacara tentang apa lagi oleh Majalah Time?
Tentang bisnis, bagaimana saya jadi pebisnis. Saya jawab, jadi pebisnis karena ingin masa depan keluarga. Artis di Indonesia beda dengan di luar saat masa tuanya. Kalau di luar negeri, mereka bisa menikmati tunjangan dari pemerintah dari asosiasi, makmur apalagi kalau lagunya berjaya. Kalau di Indonesia kan setiap hari bergulir dengan hadirnya artis pendatang baru. Kita bisa tenggelam dengan artis-artis baru. Saya belajar bisnis langsung terjun ke lapangan.
Wawancara tema global tentang apa?
Tentang Indonesia negara kaya dan investor nggak usah khawatir berinvestasi di Indonesia, syukur-syukur jadi warga negara Indonesia karena kenyamanannya. Kalau ada kehebohan yang negatif, itu anggap saja semut dibandingkan dengan lautan. Jadi nggak perlu didengerin dan khawatir.
Puji Rhoma Irama dan hubungan Inul dengan Ikke Nurjanah
Sempat berseteru gara-gara goyang ngebor, kini Inul Daratista memuji Rhoma Irama dari segi musikalitas. Inul mengaku banyak belajar dari sosok yang dipanggil Raja Dangdut tersebut. Selain Rhoma Irama, Inul juga menceritakan hubungannya dengan Ikke Nurjanah saat ini, pasca adu argumen di media sosial belum lama ini.
Banyak yang bilang, diwawancara Time kamu setara dengan Rhoma Irama, komentarnya?
Kalau dibilang setara nggak ya karena ilmu saya nggak ada seberapanya dengan Pak Haji (Rhoma Irama). Cuma saya masih sedih dengan pengkotak-kotakan itu karena masih berasa sampai hari ini. Saya tidak 100 persen mengerti musik seperti Pak Haji. Dia itu pencipta lagu, aransemen dan menyanyi. Pokoknya legend. Saya harus banyak belajar karena ingin lebih baik lagi ke depan.
Apa yang kamu pelajari dari sosok Rhoma Irama?
Saya belajar, bagaimana dia menjadi seorang legenda. Kan nggak mudah, dia harus cukup banyak ilmu dan pengalaman, meski setiap manusia ada plus minusnya. Saya melihat sosok Pak Haji utuh sebagai musisi yang memang layak menyandang predikat Raja Dangdut karena lagu-lagunya berkualitas.
Menurut kamu apakah sudah ada calon yang bisa menggantikan Rhoma Irama saat ini?
Menurut saya, sampai saat ini belum. Beliau itu pengalamannya dari cilik sudah ngerti musik. Lagunya berbobot, pinter main musik, nyiptain lagu dan masih berjaya sampai saat ini, legend. Kalau penyanyi perempuannya ada Elvi Sukaesih, ilmunya hampir sama dengan Pak Haji. Mengerti musik, notasi, ngerti bahasa musik. Kalaupun sekarang ada yang ngetop, itu karena lagunya, namun belum tentu berilmu tentang musik.
Mungkin ada yang punya potensi menjadi the next Rhoma Irama?
Menurut saya ya, kalau pun ada seperti Lesti dan Danang, mereka harus mau sekolah musik dan mau berkarya dengan mencipakan lagu.
Sempat ada masalah dengan Ikke Nurjanah, sekarang hubungan kalian bagaimana?
Aku sama ike baik-baik saja, nggak apa-apa. Itu hanya obrolan sepintas saja. Kalau ketemu ya say hello, cipika cipiki. Lalu bilang, kemarin ngomong apa sih?
Apa sih sebenarnya yang membuat kamu terlihat kesal dengan Ikke Nurjanah?
Yang saya lihat keangkuhan-keangkuhan itu masih ada. Saya berharap sih, kita-kita ini mengayomi yang muda-muda. Kan ada tulisan (di IG Ikke Nurjanah), bernyanyi dengan akhlak mulia. Seolah-olah penyanyi lainnya nggak berakhlak mulia. Jadi berharapnya, penyanyi yang muda-muda bisa menjaga warisan dari Rhoma Irama dan Umi Elvi.
Jadi menurut kamu apa yang harus dilakukan para pedangdut senior?
Ya jadi semisal masih ada penyanyi dangdut yang busananya dianggap tidak sopan, sebagai senior lebih baik mengingatkan. Karena mungkin mereka seperti saya dahulu tidak mengerti mengerti apa-apa saat berada di Jakarta. Mari kita giring dangdut itu menjadi lebih baik. Anak-anak yang berkualitas kita arahkan lebih baik lagi.
Inul Daratista memang memiliki prinsip yang sangat kuat, tentang persatuan dan persaudaraan. Hal itu pula yang membuatnya selalu tergugah untuk langsung bereaksi, begitu mengetahui ada yang ingin kembali mengkotak-kotakan penyanyi dangdut. Toh Inul tetap ingin berhubungan baik dengan semua penyanyi dangdut, termasuk Ikke Nurjanah dan Rhoma Irama yang pernah berseteru dengannya. Inul, ingin menjalani kehidupan ini jauh lebih baik lagi dan memberikan inspirasi bagi masyarakat luas. Sukses terus ya Mba Inul.