Fimela.com, Jakarta Seorang remaja 16 tahun asal Jepang, bernama Daiki Tagami yang cerdas.Saat dia masih kecil, dia melihat saudara perempuannya sering digigit nyamuk. Sementara orang lain tidak.
Dari situ, Daiki bertanya-tanya, apa yang membuat orang lebih sering digigit nyamuk. Mungkin, kamu berpikir karena orang tersebut berdarah manis. Ternyata, hal ini ditepis oleh penelitian Daiki saat dirinya masih duduk di bangku sekolah.
"Saudara saya, Chiemi, alergii terhadap nyamuk, jadi saya ingin menolongnya," katanya kepada NHK World.
Dia mulai mempelajarinya ketika dia masih duduk di bangku SMP. Dia melakukan penelitian observatif terhadap perilaku nyamuk terhadap baju, topi, dan lainnya.
Dia menemukan, ternyata nyamuk lebih tertarik pada kaus kaki. Karena kaus kaki yang dibuat penelitian tak bau, dia akhirnya fokus dengan bakteria yang ada pada telapak kaki.
Dia menemukan, ternyata Chiemi yang lebih gampang digigit nyamuk ketimbang dirinya, memiliki 3 kali lebih banyak bakteria hidup pada telapak kakinya, dibandingkan dengan orang lain.
Daiki kemudian menyuruh Chiemi untuk mengoleskan kakinya dengan alkohol. Ternyata, jumlah nyamuk yang menggigitnya menurun 2/3! Ternyata, kekhawatiran Daiki terhadap saudaranya menuntunnya ke sebuah penelitian setingkat dunia! Kini, Daiki bersama penemuannya pun sudah didengar banyak orang di Jepang, dan termasuk juga hampir seluruh orang di dunia.