Eksklusif, Jamrud Hadirkan Nostalgia di Album Baru

Putu Elmira diperbarui 06 Sep 2017, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Album bukan hanya sebagai bentuk aktualisasi dan eksistensi Jamrud dalam berkarya di industri musik Tanah Air. Tetapi juga lebih kepada sebuah persembahan istimewa mereka untuk Jammers, demikian fans Jamrud biasa disapa.

***

Terhitung 21 tahun sudah grup musik rock pelantun Putri ini menyuarakan banyak tema di setiap karya, baik di masa keemasan dahulu hingga saat ini. Usai menelurkan belasan album, Jamrud siap lahir kembali dengan menawarkan nostalgia.

Adalah 80's, demikian tajuk yang Jamrud usung untuk album terbaru mereka. Sebelumnya, 80's sendiri telah resmi dirilis Maret lalu, namun karena adanya perpindahan manajemen, mereka memutuskan untuk menariknya kembali.

Meski bertajuk 80's, tetapi album grup yang digawangi Krisyanto (vokal), Azis (gitar), Ricky Teddy (bass), Danny (drum), dan Irwan (gitar) ini mantap dengan konsep back to basic alias nostalgia ke musik 90-an. Album yang akan mengajak pendengar kembali ke album pertama.

"Karena album ini konsepnya back to basic, 90-an musiknya lebih sederhana kayak kita album pertama. Mungkin kurang lebih seperti itu. Warna musiknya nggak beda-beda," ungkap Azis Jamrud ketika bertandang ke Bintang.com, di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Setelah melewati berbagai pertimbangan, Jamrud siap meluncurkan kembali album terbaru ini pada awal tahun 2018 mendatang. Mereka juga berjanji memberi sentuhan berbeda dengan menambahkan beberapa materi baru.

Jamrud berbagi kisah lebih rinci terkait album terbaru yang sempat dirilis, kemudian ditarik, dan siap untuk diluncurkan ulang, berbincang soal penggarapan, makna, harapan untuk album. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama grup rock legendaris Indonesia, Jamrud lewat rangkuman berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Album 80's

Jamrud memberikan sentuhan nostalgia di album terbaru mereka, 80's. (Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Perpindahan manajemen menjadi satu alasan Jamrud menarik kembali album terbaru mereka, 80's. Meski begitu, mereka berjanji akan merilis ulang album tersebut dengan beberapa materi baru.

Bisa diceritakan soal album terbaru?

Azis: Album baru itu sebenarnya kita sudah rilis di Maret kemarin tapi karena ada satu hal kita di bulan Maret itu juga kita lepas dari manajemen lama, Log Zhelebour, kita manajemen sendiri makanya kita tarik lagi album itu. Karena baru berjalan 2 minggu kita tarik lagi dan rencananya kita mau edarkan secara indie label, label kita sendiri awal tahun depan. Kita juga nggak mau ribet dengan urusan manajemen lama.

Kisah di balik album 80's?

Azis: Sudah terjual ke community, sudah masuk iTunes, tapi karena kita ada perubahan manajemen akhirnya kedua belah pihak minta ditarik dulu album itu. Baru kita ngurusin urusan internal, begitu keluar kita nggak mau itu dilanjut karena masih ada urusan-urusan belum beres seperti logo Jamrud, foto-foto lama itu buat kita agak repot karena orang sudah akrab dengan logo Jamrud yang 21 tahun itu. Kalau tiba-tiba diganti nggak mungkin.

Bakal dirilis awal tahun 2018, akan ada perubahan?

Azis: Kita harus memasukkan beberapa materi baru kayak 2 atau 3 lagu baru karena kalau nggak kasihan yang sudah sempat beli. Kita masukin materi baru supaya nggak terlalu kecewa. Tapi untungnya belum terlalu luas (penjualan album) jadi kita masih agak tenang.

Bagaimana dengan konsep album ini?

Azis: Musik khas Jamrud, benang merahnya rock karena kita nggak bisa mengubah total konsep dasar.

Penggarapan album yang akan dirilis ulang?

Azis: Belum, rencananya Agustus kemarin album itu karena saking padatnya jadwal konser kita undur karena biasanya di dunia showbiz bulan Januari atau Februari itu kosong paling banter kita main di klub di situlah kita ambil konsen ke album itu.

Proses penulisan lagu berjalan seperti apa?

Azis: Seperti kalau mau beberapa bulan ke depan itu mau tur, bisa lebih semangat karena disitulah kita sambil promo tapi kalau santai nggak ada apa-apa, otomatis bukan malas-malasan tapi santai aja.

Kris: Jadi ada lecutan, di depan sudah menunggu 20 atau 30 jadwal malah makin cepat jadi lagunya.

Harapan Jamrud untuk album 80's yang dirilis ulang?

Kris: Harapannya bisa diterima lagi cuma kalau lihat suasana promosi di Indonesia sekarang agak susah juga untuk promosi di televisi, melalui tur. Paling dengan cara online saja dan komunitas, komunitas kita juga lumayan.

 

3 dari 3 halaman

21 Tahun Bersama

Jamrud memberikan sentuhan nostalgia di album terbaru mereka, 80's. (Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Kebersamaan Jamrud terhitung 21 tahun sudah. Selama itu pula mereka mempertahankan dengan kiat tersendiri. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri ada hal yang berubah dari mereka, apakah itu?

Bagaimana memaknai kebersamaan ini?

Azis: Yang jelas makin solid dari sebelumnya karena sudah 21 tahun dari tahun 1996.

Bagaimana cara untuk tetap solid?

Azis: Nggak aneh-aneh, kita seperti kawan dan keluarga, tidak ada batasan. Profesional memang harus dijaga, di luar itu kita berusaha seperti kawan.

Kris: Banyak guyon, saling ledek itu tidak menjadi masalah dan sudah biasa.

Krisyanto sempat keluar dan akhirnya kembali bergabung, bisa diceritakan?

Kris: Ibaratnya band itu suatu ikatan pernikahan, kadang-kadang ada perpisahan juga. Kata orang bilang mood nya nggak dapat (solo). Ternyata grup itu lebih kuat, semangatnya beda. Saat solo, soul nya nggak dapat. 2011 kita rujuk lagi, saya juga kontrak sudah habis dengan label itu.

Melihat Jamrud dulu dan kini seperti apa?

Kris: Jelas beda, kalau dulu kita era 90 itu era rock, pakaian harus mengikuti, rambut panjang kalau sekarang kan bebas. Kalau musik makin mantap, sound makin lebar, di panggung pengalaman yang sudah-sudah jadi pelajaran buat selanjutnya.

Azis: Tapi yang nggak bisa ditipu itu stamina, kalau dulu kita tur 50 sampai 70 kota dalam setahun masih bisa. Kalau sekarang kondisi konser di Indonesia juga nggak kayak dulu, jadi hanya sistem kayak hari ini main di mana nanti balik lagi, minggu depan main lagi di mana. Itu kan lebih capek dan lebih lama di jalan.

Bagaimana makna sebuah album bagi Jamrud?

Azis: Kalau album untuk sekarang lebih ke eksistensi saja karena kayak Yanto bilang bahasa sombongnya kita sudah dapat semuanya, pengalaman sudah kita alami. Kita berusaha membuat album selain untuk menyenangkan Jammers untuk eksistensi Jamrud sendiri karena sampai saat ini kita masih excited untuk tetap bermain di panggung. Lain kalau kita mikir kalau sudah capek, kalau Jamrud sendiri beberapa tahun terakhir invasi di luar pulau Jawa ternyata di luar pulau Jawa itu kita makin semangat karena antusias mereka berbeda di pulau Jawa.

Mengapa merasa antusias fans berbeda?

Azis: Karena zaman dari album Ningrat yang meledak-ledak kita selalu main banyak di pulau Jawa di kota-kota besar mungkin ada juga ibu kota provinsi kayak kabupaten kita masuk dan memang lebih excited. Itu salah satu kita tetap membuat album. Per dua atau tiga tahun sekali, kalau dulu setahun sekali, hanya untuk mengikat mereka. Tapi bukan berarti kita bikinnya asal-asalan tetap konsep dan benang merah harus dijaga.

Basis fans Jamrud terbilang besar, bagaimana melihat hal tersebut?

Danny: Yang membuat mereka update adanya regenerasi, Jammers yang dulu sudah punya anak dan adanya yang generasi sekarang.

Azis: Band kalau ditinggalin fansnya mending bubarin aja. Bukan sekedar datang tapi mendukung, kalau kita melihat fans kita begitu bukan yang dateng ramai tapi lebih mendukung.

Kobaran semangat Jamrud tidak pernah padam demi mempersembahkan karya terbaik. Besarnya kekuatan dukungan dari Jammers membuat mereka konsisten merilis album termasuk album 80's yang siap dirilis ulang awal tahun 2018. Sukses selalu, Jamrud.