Fimela.com, Jakarta Film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 sudah meraih banyak rekor. D hari pertama pemutarannya saja, film produksi Falcon Pctures ini sudah meraih 300 ribu yang jadi rekor penonton film Indonesia terbanyak di hari pertama. Lalu apa hubungannya dengan mendiang komedian legendaris Benyamin Sueb?
Seperti Warkop DKI, Benyamin S juga dikenal lewat film-filmnya. Namun menjelang akhir hayatnya, pria yang akrab disapa Bang Ben ini lebih sering berkiprah di televisi. Maklum saja di era 90-an, perfilman Indonesia memang sedang mati suri.
Kita kembali dulu ke film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2. Bukan tidak mungkin penontonnya bisa melebihi angka perolehan penonton melebihi film pertamanya yang duduk di angka 6,8 juta penonton. Dengan sistem promosi spektakuler, tentu itu bukan hal yang mustahil.
Selain diperkuat para pemain dan kru yang mumpuni serta peran besar rumah produksi, Warkop DKI Reborn tentunya bisa terwujud karena ada trio Warkop yang terdiri dari Dono, Kasino dan Indro. Sejak era 70-an sampai 90-an, mereka sudah membintangi sejumlah film yang hampir semuanya sukses dan dipadati penonton.
Bagi saya, film-film Warkop DKI dan Benyamin S selalu menjadi favorit dan tak pernah bosan ditonton. Kadar lucunya terasa hampir sama meski sudah ditonton berkali-kali. Generasi 90-an mungkin mengenang mendiang Benyamin Sueb lewat sinetron Si Doel Anak Sekolahan (SDAS). Tema yang diangkat dari sinetron garapan Rano Karno ini tentang kehidupan seorang pemuda bernama Doel dan keluarganya yang keturunan Betawi.
Di tengah arus perkotaan dan modernisasi, keluarga ini masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional. Daya tarik utama dan nyawa sinetron ini sebenarnya adalah Benyamin Sueb yang berperan sebagai Babe Sabeni. Seniman serba bisa kelahiran 5 Maret 1939 ini bermain di dua musim pertama SDAS.
Saat masih ada Benyamin, sinetron ini bisa ‘menghipnotis’ banyak orang untuk menyaksikan SDAS. Setelah meninggal dunia karena sakit jantung pada 5 September 1995, SDAS terasa seperti ikut kehilangan ‘nyawa’. Benyamin memang identik dengan Si Doel. Ia sempat berperan sebagai ayah Si Doel yang juga diperankan Rano Karno di film Si Doel Anak Betawi (1974).
Di tahun 1976, Benyamin Sueb sendiri yang berperan sebagai Si Doel di film Si Doel Anak Modern. Bagi saya, Si Doel Anak Modern garapan sutradara Sjumandjaya ini termasuk film komedi Indonesia terbaik sepanjang masa. Meskipun masih meraih sukses, gema SDAS tanpa Babe Sabeni sudah agak berkurang.
22 Tahun Kepergian Bang Ben
Seperti dalam buku biografi Benyamin Sueb, Rano Karno menuliskan mendapat banyak ide cerita SDAS dari Benyamin. Belum lagi dialog dan celetukan improvisasi khas Benyamin yang bisa menyegarkan suasana dan menghadirkan gelak tawa tak terduga. Seperti kata seorang seniman senior, pria yang akrab disapa Bang Ben itu seperti sudah punya rekaman kata-kata lucu di dalam otaknya yang bisa ‘ditumpahkan’ kapan saja dan dimana saja.
Humor yang dilontarkan Benyamin memang sulit ditandingi siapa saja, bisa membuat banyak orang tertawa tanpa merasa tersinggung maupun terhina. Selain itu, ia juga punya banyak profesi dan keahlian. Selain dikenal sebagai aktor dan pelawak, Benyamin juga dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, pemain band, pemain Gambang Kromong, produser film sampai penyiar radio.
Bang Ben pun tak hanya bermain di SDAS menjelang akhir hayatnya. Ia menghibur kita melalui program televisi Benyamin Show, dan dua sinetron lagi yaitu Mat Beken dan Begaya FM. Benyamin pun masih menyempatkan siaran di Bens Radio, yang kini dikelola oleh anak-anaknya. Jadi wajar saja kalau kepergian Benyamin yang begitu mendadak di tahun 1995, ditangisi oleh banyak masyarakat Indonesia.
Seperti kata beberapa sahabat dan mungkin kebanyakan orang, Benyamin pergi di saat kita masih sangat membutuhkannya untuk menghibur dan membuat kita tertawa senang di tengah-tengah kesulitan hidup yang terus menghimpit. Siapa sangka setelah 22 tahun Bang Ben tiada, tepatnya pada 5 September 1995, banyak dari kita, termasuk saya, yang masih merindukan sosok Benyamin S.
Seandainya Bang Ben masih hidup, kita mungkin masih bisa menyaksikan program maupun sinetron komedi yang benar-benar lucu dan menghibur. Dunia Stand Up Comedy Indonesia mungkin bakal lebih hebat lagi kalau masih ada sosok Bang Ben. Pemirsa televisi yang membutuhkan hiburan setelah menjalani hari yang berat dan melelahkan, mungkin akan lebih terhibur dan semangat lagi setelah menyaksikan program televisi yang menampilkan Bang Ben.
Bayangkan, saat di gedung bioskop kita bisa terhibur lewat film-film komedi seperti Warkop DKI Reborn, di layar kaca kita juga bisa tertawa dan terhibur lewat aksi Bang Ben. Mungkin lewat versi terbaru SDAS, Begaya FM gaya baru, Stand Up Comedy yang menghadirkan Bang Ben sebagai mentor atau juri, atau program televisi lainnya yang menampilkan Benyamin S sebagai pembawa acara maupun sekedar bintang tamu.
Tapi sayangnya semua itu hanya angan-angan saja. Benyamin Sueb sudah dikebumikan di samping makam sahabat sekaligus gurunya yaitu Bing Slamet, di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Generasi 90-an maupun generasi lainnya akan selalu mengenang Benyamin Sueb dengan cara mereka sendiri. Bisa melalui SDAS maupun film-film dan karya-karya almarhum yang masih abadi sampai sekarang. Seperti juga Warkop DKI, kehadiran dan sosok Benyamin S akan selalu dirindukan para penggemarnya. Sampai kapan pun, sampai akhir hayat mereka, termasuk saya tentunya.