Fimela.com, Jakarta Serupa dengan Hari Raya Idul Fitri, jelang Idul Adha, umat Islam pun menjalani serangkaian puasa. Jika menjelang Idul Fitri puasa dilaksanakan selama 30 hari penuh di bulan Ramadan, maka, pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah, puasa dilaksanakan selama 9 hari, yakni pada 1-9 Dzulhijjah.
Puasa Dzulhijjah tersebut memiliki hukum sunah, yang artinya jika dikerjakan mendapat pahala, tapi, jika tak dilakukan nggak berdosa. Awalnya, beberapa pendapat mengungkapkan bahwa puasa Dzulhijjah dianjurkan pada tanggal 8 Dzulhijjah (puasa Tarawiyah) dan 9 Dzulhijjah (puasa Arafah). Namun, rupanya anjuran puasa Dzulhijjah tak hanya dianjurkan pada tanggal-tanggal tersebut, tapi hari-hari sebelumnya sebelum Idul Adha tiba. Seperti hadits dari HR. Tirmidzi berikut ini.
"Tidaklah ada hari-hari di mana amal baik yang dikerjakan di dalamnya itu lebih dicintai Allah dibanding hari-hari ini (10 hari awal Dzuhijjah).” Lalu para sahabat bertanya, “Bahkan lebih baik dari jihad wahai Rasul?". Rasul SAW menjawab, "Lebih dari Jihad! Kecuali orang yang keluar dari rumahnya untuk berjihad dengan harta dan jiwanya dan ia tak kembali lagi (mati syahid).". (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah).
Meski bersifat sunah, namun, bukan berarti kamu bisa condong untuk mengabaikannya. Sebab, ada sederet keutamaan dan pahala yang bisa diraih oleh umat Islam yang menjalankannya. Dikutip dari almanhaj.or.id, dari hadits nabi yang diriwayatkan Imam Muslim, "Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.".
Sedangkan dikutip dari sumber lain, Muslim meriwayatkan, "Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.". (HR. Muslim no. 1162). Dua hadits tersebut sama-sama mengungkapkan keutamaan serta pahala yang akan didapat dari puasa Arafah, so, jangan sampai absen puasa Arafah, yaaa!