Eksklusif Vina Panduwinata, Konser Bukan Hanya Soal Pembuktian

Nizar Zulmi diperbarui 30 Agu 2017, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Mendengar nama Vina Panduwinata ingatan akan terngiang dengan suaranya yang sangat khas. Meraih masa keemasan di era 80an, penyanyi yang dijuluki Si Burung Camar ini masih begitu antusias dengan kariernya hingga detik ini.

***

Tak kurang dari 15 album studio telah membuktikan kelas Dewi Sastaviyana Panduwinata sebagai salah satu penyanyi terbaik Indonesia. Sederet lagu hitsnya seperti September Ceria hingga Aku Makin Cinta menjadi memoar yang mampu membangkitkan berbagai kenangan manis dalam sekali dengar.

Masih aktif bernyanyi dari panggung ke panggung, Vina Panduwinata tengah menyiapkan sesuatu yang spesial. Di usia yang sudah lewat setengah abad, sang diva kelahiran Bogor ini akan menantang diri untuk menggelar konser tunggal. 

September Ceria with Vina Panduwinata akan menjadi show yang memiliki makna tersendiri bagi Vina Panduwinata. Bukan hanya sekedar menguji eksistensi, tapi lebih kepada kepuasan dirinya sebagai seniman musik.

"Mungkin konser itu jadi ajang untuk mengukur diri. Tapi di sisi lain bukan cuma untuk mengukur diri, tapi juga memberikan sesuatu kepada orang-orang yang merindukan kita. Musik itu cantik, dan kalau ngena di hati akan bisa membuat orang merindu," tutur Vina Panduwinata kepada Bintang.com baru-baru ini.

Konser tunggal September Ceria with Vina Panduwinata rencananya bakal digelar pada 8 September mendatang. Akan ada sederet kejutan dan tema menarik yang diusung Mama Ina di konsernya ini, apa saja? Simak kutipan wawancara eksklusif Bintang.com dengan Si Burung Camar ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Konser September Ceria yang Penuh Makna

Vina Panduwinata memaknai konser tunggalnya lebih dari sekedar bukti eksistensi. (Fotografer: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sekitar dua tahun berlalu sejak Vina Panduwinata menggelar konser terakhirnya. Tajuk September Ceria masih jadi sesuatu yang mewakili kiprah dan tujuan Vina dalam bernyanyi. Namun di konser kali ini, ada hal menarik yang mendasarinya.

September Ceria with Vina Panduwinata bisa dibilang sebagai salah satu konser akbar, karena bakal dilangsungkan di Balai Sarbini, Semanggi Jakarta. Sekitar 1000 penonton diprediksi akan meramaikan konser ini.

Kenapa konser ini diberi tajuk September Ceria?

Kayanya terakhir konser dua tahun lalu ya. Mungkin banyak pertanyaan juga kenapa September Ceria, ya karena kita ambil di bulan September dan kita ingin menggambarkan sebuah kecerian-keceriaan di bulan September yang ingin membawa Indonesia lebih ceria lagi. Kayanya belakangan banyak hal yang bikin pusing, takut dan banyak kekecewaan. Jadi inginnya yuk kita buat September jadi bulan yang ceria.

Konsepnya sendiri akan seperti apa?

Konsepnya adalah ada Vina di masa kecil, disaampaikan lewat lagu pastinya. Jadi ada Vina di msa kecil, Vina bicara cinta, dan Vina dengan sahabat. Dibuat ada segmen-segmennya gitu. 

Siapa saja yang bakal terlibat di konser September Ceria ini?

Ingin mengajak Hedy Yunus, dia tumbuhnya bareng sama aku di era 80an. Dan sampai sekarang kita masih hadir di panggung-panggung. Sebenarnya Mama Ina udah lama pengen berduet dengan anak-anak muda, misalnya pengen duet dengan Ariel, Marcell, banyak sekali. Salah satunya Rian D'MASIV. Nah di tanggal 8 Mama mengajak Rian di panggung.

Kemudian ada Citra (Scholastika). Kan banyak yang mengatakan Citra kalau nyanyi kayak Mama Ina waktu muda. Dari cara nyanyinya, gaya-gayanya. Citra diajak untuk ikut di dalam panggung ini mengingatkan kepada orang-orang bahwa Mama Ina mudanya kaya gini nih. Ada tema yang berbeda dari show yang sebelumnya.

Ada persiapan khusus yang dilakukan?

Setiap konser besar atau kecil yang perlu disiapkan pertama adalah mental. Tapi pasti ada bedanya terkait berapa banyak penonton yang akan kita hadapi. Seperti di konser besar ini mental harus dipersiapkan, kalau menjaga istirahat dan menjaga vokal itu otomatis.

Bagi Mama Ina, konser tunggal di era 80an dengan sekarang tantangannya seperti apa?

Pasti berbeda ya, di era 80an eranya Mama Ina. Sekarang eranya bukan lagi adek tapi anak Mama Ina. Tapi kita harus selalu berkeyakinan bahwa musik itu nggak ada hubungannya dengan umur. Musik itu milik semua manusia, lintas generasi. Musik itu masalahnya ngena di hati atau nggak, bukan bagus atau nggak. Musik itu semua bagus, indah. Konser pasti ada bedanya. Apakah kita masih eksis, diterima atau tidak. Jadi konser ini jadi ajang untuk mengukur diri, tapi di sisi lain bukan cuma untuk mengukur diri, tapi juga memberikan sesuatu kepada orang-orang yang merindukan kita. Musik itu cantik, dan kalau ngena di hati akan bisa membuat orang merindu.

Memang yang sekarang akan lebih berat karena udah bukan zamannya Mama Ina. Tapi ketika ingin melakukan sesuatu yang baik kita harus yakin, dan nggak menganggap itu sulit. Karena kalau kita tertekan atau ngerasa grogi pasti mereka akan nangkep. Jadi kalau ingin berjalan dengan baik harus sama-sama membangun itu.

Makna konser September Ceria kali ini buat Mama Ina?

Jadi kita sebagai penyanyi hadir di sebuah konser itu saatnya kita kangen-kangenan. Kangen sama temen lama, pacar lama. Dulu pasti banyak yang ngerasa jadi pacarnya Mama Ina waktu denger lagu ini, lagu itu. Nah ini akan ketemu sama mereka, jadi harus cantik bukan hanya fisik, tapi keseluruhan. Kayak kita kedatangan tamu, kita suguhkan dengan minuman yang manis, dengan kue, lalu ngobrol. Itu yang Mama Ina lakukan di konser nanti.

3 dari 3 halaman

Kilas Balik dan Visi sebagai Penyanyi

Vina Panduwinata memaknai konser tunggalnya lebih dari sekedar bukti eksistensi. (Fotografer: Bambang E Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Tak mudah merajut eksistensi dalam berkarier di dunia hiburan, termasuk tarik suara. Namun Vina Panduwinata berhasil menjadi diva yang sampai kini masih sering terdengar kiprahnya di blantika musik.

Tapi seperti apa cerita masa lalu Vina Panduwinata di era keemasan? Siapa saja sosok yang berpengaruh dalam kariernya?

Di antara banyak lagu Vina dari masa ke masa, lagu apa yang paling personal?

Yang personal banyak banget sih ya. Karena dulu aku sama Dodo Zakaria dan Addie MS kalau milih lagu buat album bisa sampe 6 bulan. Jadi banyak banget yang ngena, kayak lagu Aku Cinta Kepadamu, waktu itu Mama Ina bilang ke almarhum Dodo Zakaria 'Do, aku mau lagu dong aku lagi jatuh cinta,' kayanya cucok banget, nempel banget di hati aku. 

Ada juga lagu judulnya Si Bogel, ciptaan Dodo juga. Jadi lagu itu yang tahu benar artinya ya almarhum. Tapi secara keseluruhan lagu ini aku minta ke Addie MS dan Dodo bikin karena waktu itu baru saja kehilangan Karen Carpenter. Jadi aku selama berhari-hari di kamar, nangis karena Karen adalah Dewi-nya aku. Aku sangat cinta sama dia. Makanya aransemennya sangat amat Carpenters. Makanya kalau orang bilang lagunya mirip Carpenters, itu bukan mirip tapi aku memang persembahkan lagu itu untuk Karen. 

Di masa muda dulu, lagu apa yang jadi soundtrack Mama Ina?

Ya lagunya Karen Carpenter itu, seperti lagu Sing, atau You dari The Carpenters. Mama Ina waktu remaja hidup dengan percintaan, tumbuhnya dengan lagu-lagu Karen Carpenters. Memang banyak lagu-lagu luar yang nempel, karena masa mudanya kan di Eropa, jadi yang tertanam lagu-lagu mereka. Trus ada lagi lagu Anner Murray, yang You Needed Me itu.

Tren musik kan terus berkembang, menurut Mama Ina haruskah penyanyi mengikuti tren?

Kalau menurut Mama Ina ada dua hal yang perlu diperhatikan. Satu kita nggak boleh meninggalkan diri kita sendiri. Kita harus jujur kepada diri, tentang apa yang kita suka, seperti apa kita harus jujur. Tapi kita juga harus perhatikan bisnisnya seperti apa, karena nyanyi kan profesi ya. Kalau nggak gitu namanya idealis. Kalau idealis keras kan resikonya juga harus kita terima.

 

Adakah cita-cita atau keinginan yang belum tercapai?

Kayanya nggak ada ya. Kalau Mama Ina dari dulu jalanin aja apa yang harus dijalanin. Kalau dibilang waktu itu Mama Ina berada di titik teratas menjalani karier di Indonesia, ya memang sudah di titik teratas. Yang sulit adalah justru mempertahnkan. Sama-sama sulit sih, tapi lebih sulit ketika mencoba mempertahankan kehadiran kita. Jadi kalau dibilang ada yang belum tercapai kayanya nggak ya. Anak udah dapet, karier udah punya. Sebagai wanita, sebagai ibu komplit, sebagai manusia sudah melangkah cukup banyak dengan kariernya. Apa lagi ya, mungkin aku pengen lihat Indonesia senyum lagi. Sekarang terlalu banyak sedihnya sih.

Harapan untuk konser tunggal dan musik Indonesia nanti seperti apa?

Untuk konsernya Mama berharap bisa memberikan kepuasan batin, bisa buat yang nonton pulang dengan senyuman. Mama Ina akan usahakan bagaimana bisa semaksimal kemampuan untuk menghibur, karena ini totally sebuah hiburan.

Soal musik Mama Ina dari dulu tetap sama ya. Jangan menutup diri dengan musik dari luar, tapi jangan juga menutup diri untuk musik Indonesia. Selalu musik Indonesia jadi tuan rumah bagi kita, jangan sampai anak-anak kita merasa asing mendengar lagu Indonesia. Itu permintaan dan harapan Mama Ina dari dulu sampai sekarang. Musik Indonesia itu indah, keren, juara. Pokonya hebat. Jangan sampe kita melupakan kehebatan kesenian Indonesia.