Fimela.com, Jakarta Terkuaknya sindikat Saracen membuka tabir penyebaran ujaran kebencian dan SARA yang selama ini mungkin pernah kamu temukan di media sosial. Yang mencengangkan, sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, Selasa (29/8/2017), hampir sebagian besar berita bohong yang selama ini dikonsumsi publik ternyata diproduksi sindikat Saracen.
Tak sampai di situ, kelompok ini malah kabarnya memasang tarif untuk membuat dan menyebarkan ujaran kebencian, juga SARA. Ketua Saracen, Jasriadi alias JAS, sempat membantah soal patokan harga ini, namun ia mengaku kalau ada biaya yang harus dibayar oleh pengguna jasa Saracen. Biaya tersebut tercantum dalam proposal yang dibuat Saracen untuk kliennya.
"Si JAS ini menyediakan proposal bagi siapapun kelompok maupun perorangan yang membutuhkan jasa yang bersangkutan, proposal dana kampanye dalam medsos," tutur Kasubdit 1 Dit Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Irwan Anwar kepada Liputan6.com.
Dalam proposal itu, sambung Irwan, disebutkan, jika ingin menggunakan jasa Jasriadi, bisa melalui CV Jadi Jaya dengan dikenakan tarif Rp72 juta per bulan atau per paket.
Irwan pun merinci harga paket yang ditawarkan Saracen:
1. Pembuatan website atau blog Rp15 juta per bulan.
2. Jasa untuk buzzer dengan jumlah 15 orang masing-masing dihargai Rp3 juta. Jadi, totalnya Rp45 juta.
3. Jasa untuk koordinator Rp5 juta.
4. Jasa untuk media Rp7 juta.
Kendati demikian, Irwan belum dapat memastikan apakah jasa itu digunakan untuk pilkada atau bukan. "Ini kami hanya menemukan bahwa yang bersangkutan memang dugaannya adalah sindikat yang menyiapkan jasa untuk melakukan hoax atau ujaran kebencian," tuturnya.
Dalam wawancara khusus, pentolan Saracen mengaku kalau ia tak pernah menawarkan tarif tersebut, hanya saja ada pihak lain yang minta dibuatkan anggaran. "Saya tak menawarkan, orang minta buatkan anggarannya berapa sih yang seperti itu," ujar Jasriadi dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com.