Editor Says: Haruskah Berebut Tempat Duduk dengan Ibu Hamil?

Gadis Abdul diperbarui 29 Agu 2017, 12:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Mungkin inilah yang sering dialami juga oleh kamu yang setiap hari pulang dan pergi naik kereta atau commuterline Jabodetabek. Sengaja berangkat lebih pagi dari rumah, nggak berharap dapat tempat duduk, tapi paling tidak kalau subuh-subuh sudah ada di stasiun itu artinya kereta yang akan dinaiki dalam keadaan nggak penuh-penuh banget.

Sepertinya semua penumpang kereta atau commuterline sudah memiliki patokannya masing-masing. (Kalau saya) Yang naik kereta dari Stasiun Pondok China pasti sudah tahu banget kalau di atas jam 06.00 WIB kereta penuhnya sudah “ampun-ampunan”. Amannya sih kamu sudah ada di stastiun itu sebelum jam 06.00 WIB. Kebayang donk berangkat dari rumah jam berapa atau setiap hari bangunnya harus jam berapa? Huffhhh…

Kalau lewat dari jam tersebut di atas? Kamu yang nggak terbiasa dengan penuhnya kereta pasti langsung “mental” atau setidaknya sepatu kamu sudah di dalam gerbong, tapi kamunya sendiri masih di luar atau sebaliknya. Saking penuhnya! Situasi tersebut selalu terjadi di hari kerja, Senin dan Kamis. Selama itu, maka penuhnya kereta seakan tidak pernah memiliki hari libur.

Mau aman? Lebih baik kamu naik kereta di atas jam 09.00 WIB, di jam tersebut kamu bisa menghirup udara dengan bebas, nggak harus berdesak-desakan sama penumpang lain. Tas atau pun pakaian kamu nggak lecek, ketarik-tarik hingga robek, kancing lepas, atau dimarahin sama penumpang lain lantaran posisi badan kamu—menurut dia, sudah membuatnya nggak nyaman.

“Kalau mau enak, naik taxi aja, atau bawa mobil sendiri. Jangan naik kereta!” Celetukan tersebut sering kali terdengar dan biasanya selalu diucapkan oleh para penumpang cewek yang terkadang lebih “liar” dibandingkan dengan para penumpang cowok. Tapi, meskipun begitu kereta selalu menjadi pilihan karena naik angkot nggak lebih nyaman dari naik kereta. Naik angkot macetnya parah banget guys!

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Untuk Mereka yang Lebih Berhak

Penuhnya kereta, wangi parfume yang bercampur dengan bau badan, kena sikut orang, kaki keinjak orang, mungkin adalah hal-hal yang sudah bisa dipahami oleh kamu-kamu yang sering naik kereta. Tapi, yang nggak bisa dipahami adalah ketika orang-orang yang lanjut usia atau ibu hamil naik kereta, kamu yang sudah merasa nyaman mendapat bangku pun sepertinya tak mau beranjak, memberikan tempat duduk untuk mereka yang berhak.

Ya, mereka yang lebih berhak untuk duduk. Seperti yang sudah kamu sering lihat, disetiap sudut gerbong kereta pasti akan ada himbauan yang bertuliskan “Tempat duduk prioritas: lanjut usia, wanita hamil, penyandang cacat, dan ibu membawa anak”. Meskipun sudah ada himbauan seperti itu namun ternyata persoalan juga belum selesai.

Ternyata bangku prioritas tak lebih banyak dari jumlah penumpang lansia, atau ibu hamil yang naik kereta di jam-jam sibuk. Alhasil terkadang petugas suka kewalahan, lantaran penumpang yang duduk dibangku nonprioritas sepertinya tak mau untuk berdiri dan mengikhlaskan bangkunya.

“Maaf ya mba, ada ibu hamil, tolong ngalah, kasihan. Tolong ya mba.” Itulah kalimat yang sering diucapkan oleh petugas yang berjaga di beberapa gerbong kereta, khususnya gerbong kereta khusus wanita. Ya, terkadang sampai petugas harus mengeluarkan kata “mohon” untuk meminta tempat duduk, bukan untuk dia, tapi untuk ibu hamil atau pun lansia yang pastinya sudah nggak kuat lagi untuk berdiri lama-lama.

Haruskah sampai sebegitunya hanya demi sebuah tempat duduk? Jangan bilang kalau kamu lebih berhak, lantaran kamu sudah sengaja bangun lebih pagi untuk mendapatkan bangku. Ya, selama kita masih sehat, nggak ada salahnya kok untuk memberikan tempat duduk bagi mereka yang berhak. Dan nggak perlu menunggu kamu hamil atau jadi tua untuk merasakan apa yang mereka rasakan jika tidak mendapatkan bangku di kereta.