Fimela.com, Jakarta “Slalu ku bilang, aku tak sebaik kau pikir, salah kau nilai aku, salaaaah”. Masih ingat, nggak, sama sepenggal lirik lagu yang kamu baca barusan? Atau justru kamu telah membacanya sambil bernyanyi dalam hati sambil mengingat-ingat zaman kapan lagu itu tenar? Atau kamu masih berusaha mengingat-ingat bagaimana nada dan siapa penyanyinya? Yak, dapat salam dari era 90-an.
***
Dari seperempat abad hidup di dunia, tampaknya hanya era 90-an yang paling berkesan di hidup saya. Pun saya yakin jika 90-an juga masih membekas di hati banyak orang yang pernah melewatinya. Buktinya, dari era-era yang sudah ada, hanya zaman 90-an yang masih banyak dibicarakan orang hingga saat ini. Lewat media sosial tentunya.
Bahkan, sampai ada yang membuat akun khusus membahas hal-hal yang eksis di era 90-an. Mulai dari permainan, fashion, tontonan, bacaan, kuliner, artis, peristiwa, dan banyak hal lainnya. Apalagi kalau bukan @generasi90an di Instagram? Ah, terima kasih Marchella FP! Kamu sungguh keren!
Saya masih ingat betul, bagaimana segala hal yang ada di zaman 90-an meramaikan masa kecil saya. Meski saat itu saya masih sangat muda untuk ikut eksis di dalamnya, namun, secara tidak langsung beberapa kakak sepupu saya telah membiarkan saya mengenalnya lebih dalam. Khususnya mengenai musik, mode, dan tontonan seperti MTV yang kini tinggal angan-angan.
Jika dibandingkan dengan era Millenium seperti saat ini, zaman 90-an masih sangat tertinggal soal teknologi. Bahkan, telepon rumah pun hanya orang-orang tertentu saja yang punya. Sisanya, kalau mau mengabari sanak saudara, teman, kekasih, dan gebetan yang jauh di sana harus melalui telepon umum. Itu juga nggak bisa lama-lama karena banyak orang yang antre juga mau menelepon. Kyaaaa! Siapa yang pernah ngobrol berjam-jam di telepon umum sampai ditegur?
Namun, dari keterbatasan teknologi dan komunikasi itu pula lah yang tampaknya membuat zaman 90-an jadi zaman paling seru. Di mana nggak ada anak-anak yang asyik sendiri dengan gawai kebanggaannya. Semua permainan dimainkan bukan cuma dengan otak, tapi, juga dengan otot. Bukan cuma soal kemenangan, tapi, lebih dari itu, kerja sama adalah segalanya.
What's On Fimela
powered by
90-an Tak Tergantikan
Tiada hari tanpa bermain. Begitulah sedikit gambaran masa kecil saya kala itu. Di sekolah, pulang sekolah, ada saja yang permainan yang dilakukan. Bahkan, ada beberapa teman yang turut serta membawa permainannya di rumah ke sekolah. Sebut saja gamebot, karet, dan tazos, misalnya. Kamu pasti pernah melakukannya, kan? Terus disita sama guru, deh! Hahahaha.
Dari keterbatasan alat komunikasi dan teknologi itu pula, waktu jadi terasa lebih berharga saat bertemu. Nggak ada yang sibuk foto-foto dengan berbagai gaya dan diunggah ke media sosial untuk mendapatkan pengakuan. Sangat nggak ada. Begitulah yang saya lihat kalau teman-teman kakak sepupu saya main ke rumahnya. Semua sibuk dengan ceritanya masing-masing dan makan jajanan yang mereka dibeli di luar.
Soal hiburan, meski fiksi, sinetron-sinetron di era 90-an juga masih masuk akal dan punya nilai moral yang bisa dijadikan pelajaran bagi para penonton. Seperti Si Doel Anak Sekolahan yang diperankan oleh Rano Karno, Benyamin Sueb, Aminah Cenderakasih, Mandra, Suti Karno, dan Almarhum Basuki. Lalu ada juga Air Mata Ibu yang diperankan Joshua, Tabah Penemuan, Vira Yuniar, dan Raslina Rasidin. Serta tak lupa Keluarga Cemara yang soundtrack-nya masih dinyanyikan hingga saat ini sebagai seru-seruan. Ah, indahnya!
Dari sinetron-sinetron pula, beberapa tampilan fashion dan model rambut jadi hits karenanya. Kayak misalnya bandana yang dipakai sama Mbak Yul di sinetron Tuyul dan Mbak Yul, lalu roller blade yang sempat hits di novel Olga Sepatu Roda karya Hilman. Oiya, topi Tersayang juga nggak boleh ketinggalan! Belum lagi sinetron anak-anak dari luar negeri kayak Maria Bellen dan Amigos. Wah! Juara banget deh!
Namun, hal yang paling nggak bisa saya lupakan dari era 90-an adalah musik-musik yang hits kala itu. Baik dari luar maupun dalam negeri. Dari kakak sepupu saya, saya mengenal siapa itu Potret, siapa itu Funky Kopral, siapa itu Wayang, siapa itu Base Jam, siapa itu Sheila on 7, siapa itu Tipe X, dan siapa-siapa lainnya hingga ke band luar negeri seperti Nirvana, Coldplay, Blur, juga Radiohead.
Belakangan ini mungkin kamu kerap melihat kembali pakaian-pakaian 90-an seperti baju kodok, sepatu Capung, atau kalung choker yang dipakai orang-orang di luar sana. Tapi, tetap saja atmosfernya terasa berbeda. Sekalipun bisa diulang, era 90-an tak akan pernah bisa sempurna seperti yang telah ada di zamannya. Hmmm.. Setuju?
Salam,
Febriyani Frisca