Eksklusif Sammy Simorangkir; Tulang Rusuk dan Keresahan Bermusik

Altov JoharNizar Zulmi diperbarui 16 Agu 2017, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Perjalanan cinta Sammy Simorangkir akhirnya berlabuh di satu jiwa, sang tulang rusuk yang menjadi separuh nyawanya kini. Karenanya mungkin tak berlebihan jika Sammy mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada Viviane, yakni sebuah lagu.

***

Eks vokalis Kerispatih ini siap memulai kembali kiprahnya bernyanyi solo. Setelah album Aku Kembali yang dirilisnya pada 2012, Sammy bakal menawarkan sederet tembang jagoannya di album kedua. Tulang Rusuk menjadi komposisi yang dipercayanya sebagai awalan yang sempurna, meski ia sempat merasa prihatin dengan kondisi industri saat ini.

Banyak hal baru yang kini dirasakan Sammy saat ini. Selain menyandang status sebagai suami, ia juga menikmati kariernya yang lebih independen. Apalagi pengalaman kurang menyenangkan yang ia alami dengan label sebelumnya, sedikit banyak membuat Sammy lebih berhati-hati.

Belasan tahun berkarier di dunia musik, tak membuat Sammy jauh dari kata resah, terutama terkait industri yang kurang menyejahterakan seniman musik. Meski demikian penyanyi 34 tahun tersebut optimis kondisi akan berubah dan menjadi lebih bersahabat bagi para musisi.

"Sangat optimis. Memang butuh waktu. Mungkin bukan di generasi gue. Mungkin di genersi keempat dari gue, baru akhirnya terbuka pemikiran orang. Contohnya, musik di Indonesia plagiat saja laku kok. Jadi gue dengan cakram gue sekarang jalan saja, nggak mau ngoyo. Bikin musik yang bagus, tapi tetap laku," ujar Sammy Simorangkir kepada tim Bintang.com.

Sudah tak lagi terikat dengan label, Sammy Simorangkir berharap bisa leluasa mengeksplor musikalitasnya. Unsur musik EDM dan rock ia bocorkan bakal terdapat di album barunya nanti. Sammy juga membagikan perspektifnya tentang industri musik dan karier solonya dalam sesi wawancara eksklusif dengan Bintang.com. Berikut kutipan lengkapnya.

2 dari 3 halaman

Tulang Rusuk, Persembahan untuk Sang Istri

Sammy Simorangkir sempat prihatin dengan industri musik, sampai ia merilis Tulang Rusuk (Fotografer: Adrian Putra, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bisa diceritakan tentang lagu Tulang Rusuk?

Sebenarnya lagu ini bukan lagu single pertama. Dari 12-15 lagu yang kita kumpulkan buat album, ini nggak masuk chance kuat untuk single pertama. Karena single pertama kan harus yang nendang banget. Tapi saya pikir itu kita mau rilis 21 Juli, tapi saya bilang kok saya feeling untuk single pertama, kenapa nggak pas gue married, lagu itu juga dilaunching. Jadi semua yang menikah di tanggal itu, atau pengantin-pengantin baru bisa merasakan lagu itu.

Lagu ini tentang personal seorang Sammy?

Dibilang personal, ya personal. Karena liriknya kuat. Waktu di pernikahan juga saya bawakan secara live.

Waktu dibawakan secara live, apa reaksi Viviane?

Wah, dia sih ya sudah, cengar-cengir saja. Tapi saya bilang, kalau memang rezekinya, single ini pasti naik, disukai banyak orang.

Waktu menentukan single ini sempat berdebat?

Sempat. Ada 5 lagu, single ini tuh sama sekali nggak masuk. Ada Lelaki, Coba Ulangi, nah ini nggak masuk. Tiba-tiba dirembukin MD, terus saya bilang yang ini. Nggak tahu feeling saya bilang kalau emang rezekinya pasti naik.

Memang selalu berdasarkan feeling?

Iya, memang banyak kejadian seperti itu. Sampai waktu di Kerispatih pun seperti ini. Jadi saya keukeuh lagu yang ini, eh benar. Jadi memang feeling so strong.

Video klipnya sudah dibuat?

Kemarin sembari bulan madu di Maldives, aku iseng-iseng tuh. Aku bawa fotografer juga, dari yang awalnya foto-foto buat lucu-lucuan, ternyata oke juga nih. Sayang juga kan. Soalnya di sana indah banget kan. Jadi sekarang lagi proses editing.

Viviane jadi modelnya?

Dia jadi modelnya. Awalnya nggak sengaja, cuma kok sayang kalau nggak sekalian dibuat.

Rencana rilis video klipnya kapan?

Masih hampir mungkin setengah bulan lagi ya.

Kemarin sempat ada masalah sama label. Hikmah apa yang bisa dipetik?

Nggak ada sih. Saat ini hukumnya masih berjalan. Mau dia main.. amit-amit ya, mau dia main duit‎ kek, mau dia main apa kek, masih jalan terus kok. Jadi saya cuma mau kasih tahu label-label tuh harus memperhatikan kesejahteraan penyanyinya. Jangan mentang-mentang dia penyanyi baru ditekan, royalti sekian perak. Sedangkan mereka bisa ribuan dapatnya dari satu CD, itu kan nggak benar. Yang dijual tuh suara penyanyinya. Label-label harus memperhatikan itu. Penyanyi tanpa label banyak, label tanpa penyanyi bisa jalan nggak? Ya sudah, sadar diri. Mungkin yang dilihat baru kasus gue. Mungkin banyak yang lain tapi nggak berani. Mungkin gue dablek, gue sikat saja. Bodo amat kalau kalah di tingkat pengadilan, masih ada kasasi, lama. Kalaupun mau main apa silahkan saja.

 

3 dari 3 halaman

Keresahan Bermusik Sammy Simorangkir

Sammy Simorangkir sempat prihatin dengan industri musik, sampai ia merilis Tulang Rusuk (Fotografer: Adrian Putra, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Setelah jadi solois sering diminta nyanyikan lagu Kerispatih?

Banyak juga yang request. Saya sebagai penyanyi profesional ya nggak masalah. Memang lagunya bagus.

Perbandingan yang paling terasa antara masih di Kerispatih dan solois?

Perbandingannya lebih bebas, rezekinya lebih banyak. Jadwal manggungnya jadi lebih padat. Makanya kalau dari penyanyi band pindah ke solo‎, sudah malas tuh kalau disuruh ngeband lagi.

Ada tawaran?

Ada. Kemarin ada rencananya kang Armand mau umrah atau naik haji gitu. Sempat WhatsApp saya. 'eh Sam gimana kalau nanti Gigi ada tur, gue pas lagi naik haji atau umrah lo gantiin gue ya', gitu. Terus ada beberapa band juga tawarkan. Gue masih pikir-pikir 3-4 kali. Takutnya bentrok sama jadwal gue juga.

Awalnya terpikir bisnis itu kenapa?

Karena memang produknya enak. Gue sama istri kalau ke luar kota, yang kita cari kalau nggak diving, kuliner. Pokoknya itu saja. Sementara pas mereka kasih produk ini, ternyata enak banget.

Kenapa mau bisnis, jenuh bermusik?

Ngak bosan sih, cuma ‎sudah berbelas-belas tahun di dunia musik, kayaknya seru juga kalau coba dunia baru. Tapi nyanyinya nggak ditinggal, ini biar Vivi yang pegang.

Apa kerena kondisi industri musik sekarang Sammy berpikir buat bisnis?

Benar. Bukan gue nggak mau berusaha ya, cuma dengan kondisi pemerintahan seperti ini ya gue nggak mau ngoyo. Ubah saja dulu cara pandang tentang korupsi dan lain-lain. Kalau korupsi bisa diberantas, nah yang kecil-kecil jadi bisa terlihat nih. Oh ternyata nyanyi bisa jadi pegangan hidup ya. Kalau sekarang kan, zaman sekarang. Anak‎ pejabat punya pacar musisi. Mau dikasih makan apa anak gue. Kalau di luar negeri kebalikannya. Anak pejabat ketemu sama artis Hollywood, direstui langsung nggak pakai nanya

Keinginan terbesar di musik?

Yang penting laku terus. Kalau gue sih itu. Kan ada orang lo ingin go internasional? Kalau gue sih berpikir, negara kita di bidang perekonomian masih jauh dibanding negara lain. Di bidang teknologi sama, masih jauh sama negara lain. Jadi kalau dibandingkan musiknya‎, masih jauh juga. Bukan dalam kualitas musik ya, tapi dalam segi penjualan musiknya. Kalau di luar negeri sudah diatur sama pemerintah, nih lo bakal dapat ini seumur hidup lo, royaltinya. Semua diatur sama undang-undang. Stop pembajakan. Di Indonesia kan jauh dari harapan. Musisi harus terima lah di Indonesia, lo akan dipandang sebelah mata. Gue mencoba biarkan industri seperti ini, yang penting gue tetap laku.

Sammy optimis kondisi industri musik sekarang akan membaik?

Sangat optimis. Memang butuh waktu. Mungkin bukan di generasi gue. Mungkin di genersi keempat dari gue, baru akhirnya terbuka pemikiran orang. Contohnya, musik di Indonesia, plagiat saja laku kok. Niru lagu orang lebih dari 5 bar atau 7 bar, laku. Lo lihat saja kan di Youtube yang dibanding-bandingkan. Laku kok, dan santai-santai saja. Jadi gue dengan cakram gue sekarang jalan saja, nggak mau ngoyo. Bikin musik yang bagus, tapi tetap laku.

Menjaga eksistensi di musik bagaimana?

Sebenarnya gini, banyak orang yang salah kaprah tentang eksistensi. Lo kok jarang muncul di TV, lo jarang sih di tabloid. Indonesia dan luar negeri beda. Wartawannya pun jauh lebih ekstrem, jauh lebih ekstrem. Lima kali lipat dari wartawan di sini. Di sini paling seekstrem-ekstremnya apa sih. Di sana sih gila-gilaan. Manjat pagar rumah orang. Jadi kalau dibilang lo kok jarang muncul di TV itu salah. Kalau gue jarang di TV berarti jadwal manggung gue banyak. Banyak orang bilang kemana Harvey Malaiholo, kemana Ruth Sahanaya, mereka manggung terus. Gue kalau ketemu di nikahan selalu ketemu orang sama, penyanyi lama itu lagi itu lagi. Sampai sekarang ada yang nggak keluarkan album selama 10 tahun, masih nyanyi. Di nikahan anak pejabat, acara polisi. Jadi kalau gue bisa berbagi. Ini untuk musisi. Jadilah musisi yang berkarakter, jadilah‎ musisi yang punya kepribadian dalam bermusik, karena itu akan bertahan lama. Bukan yang one hit wonder, booming satu lagu lewat. Kalau lo punya karakter kuat, lo akan dicari

Siapa saja musisi atau penyanyi yang menginspirasi Sammy?

Wah ada banyak, dari Bright Night dari Chicago, dari U2, dari Toto, Phill Collins, John Mayer, semua tuh kiblat yang sebenarnya gue dengar. Cuma di Indonesia apa boleh buat. Kalau lo mau cari makan di musik, ya lo harus ikutin telinga orang Indonesia. Lo nggak akan bisa buat lagu sehebat Chicago atau Toto, tapi jualnya di Indonesia. Ya lo bakal hilang sendirinya. Gue rasa dengan mengikuti telinga orang Indonesia, yang masih suka banget sama lagu melow, kita tinggal kemas saja. Musiknya megah, musiknya rapih nggak, musiknya bagus nggak

Kondisi ini jadi memasung ide liar lo nggak?
Sebenarnya nggak memasung. Karena saat gue manggung off air, di club, di kafe atau dimana. Lagu gue yang gue bawakan sama berbeda dengan di album. Jadi gue aransemen ulang. Contohnya gue kalau manggung bawakan lagu Dewa yang Kangen, itu kan pelan. Tapi kalau gue bawain jadi EDM, ngebut lagunya. Dan disitu banyak solonya, jadi di situ dituangkan semua tuh sel-sela darah yang mampet.