Fimela.com, Jakarta Dear Bintang, saya Lintang. Umur saya 32 tahun, saya sebenarnya bingung sama ini cowok. Saya kenal ini cowok sewaktu ada event di Pasuruan, daripada saya bawa team EO saya ke luar kota. Saya pakai EO nya dia, kebetulan dia kerjanya sebagai photography di EO tersebut. Saya kenal dia sejak tahun 2015an, semenjak itu saya sama dia jadi dekat. Saya pun sudah sampai kenal dengan keluarga besarnya ini cowok, sebut saja DB. Saking dekatnya sama DB, pacarnya dia sampai2 nerror saya. Saya bilang gini: "loh apa urusanmu dengan saya, saya sama DB hanyalah sebatas adik dan kakak saja. Hanya sebatas saudara saja", dan tiba2 DB 2hari kemudian putus sama pacarnya. Gegara pacarnya selingkuh, saya hanya bisa bilang: "enggak usah di sesali dek, kan pasti ada pengganti nya yang lebih oke. Jangan pacaran sama pramugari lah, dunia nya pramugari rata2 begitu semua dek (kebetulan mantan pacarnya DB itu pramugari)".
Terus seiring nya waktu yang telah berjalan lama, 2016an saya sama DB ini ketemu lagi. Dan kebetulan mama saya ngajak DB ke Jogja, diajak lah dia ke sana. Oh iya saya lupa cerita, kalau dulu memang saya punya perasaan ke DB. Saya waktu itu sudah cukup lama mengjomblo, alias masih single. Karena paska putus dari mantan tunangan di tahun 2012an, terus di tahun 2015an lah saya bertemu dengan DB ini. Akan tetapi ya sudahlah, saya memutuskan anggap si DB ini hanya sbg saudara saja. Lanjut ke perjalanan Jogja tadi, di Jogja kebetulan saya ada saudara di sana dan punya teman disana yang tinggal disana. Namanya AW, saya kenal sama si AW ini juga karena kantor nya dia itu client saya. Di pertengahan 2016 itu, si AW tanya ke saya: "mba (umurnya AW dibawah saya, terpaut 2/3 tahun, jadinya manggilnya mba), si DB itu apanya mba? Adek kah, sepupu kah atau gimana?". Saya jawab: "enggak mas AW, dia (DB) itu sudah saya anggap seperti punya adik laki2. Enggak ada hubungan apa2 dengan DB, cuma ya gitu itu sudah seperti saudara sendiri", si AW pun cuma bilang: "oowh, saya pikir sampeyan pacaran".
Mulai lah kenal juga dengan keluarga nya AW, dan lain-lainnya. Sama halnya saya kenal AW seperti DB juga, kalau enggak salah inget bulan november atau enggak December 2016an gitu saya dan keluarga pergi umroh. Terus si AW datang dari Jogja ke Jakarta, terus nganterin saya dan keluarga untuk pergi umroh. Mulai pertengahan desember itu, saya dan AW mulai goyah (padahal kami berdua enggak pacaran). Begitu pulang umroh, semakin benar saja firasat saya. Ada yang berubah dari AW ke saya, besoknya lagi itu tiba2 saya dapat inbox di instagram sy. Saya itu seperti di terror lagi oleh yang ngaku2 sebagai saudara nya AW, padahal bukan saudara kandung. Tapi sudah seperti adik kakak gitu lah, si AW nya sendiri orangnya lebih percaya omongan orang lain dari pada saya.
Lucunya dari setiap peristiwa saya ini, selalu muncul DB. Seperti Guardians Angels saya, yang saya bingungkan itu ya ini...kenapa setiap kali ada peristiwa apa saja.... pasti DB muncul. DB selalu WhatsApp ke mama saya, "bunda, Lintang engga apa2 tah? Aku kok enggak enak ya". Terus si mama cuma bilang: "enggak apa2 kok DB, si Lintang"... terkadang saya bingung nya disitu. Adik ketemu gede...
***
Dear Lintang,
kalau sudah berteman akrab, apalagi kamu bilang sampai seperti saudara sendiri, itu wajar-wajar saja jika kamu dan dia saling menolong saat dibutuhkan. Bahkan saking dekatnya, kadang-kasang belum bilang butuh bantuan pun dia sudah datang sendiri, kan? Agak aneh, memang. Seperti ada sesuatu hal yang terus 'menyambungkan' kamu dengan dia.
Tidak ada yang salah dengan hal ini, kecuali kalau kamu ingin mempertanyakan soal kemungkinan adanya perasaan yang lebih antara kamu dan dia.
Pertama-tama, kamu harus benar-benar sadar posisi. Kuatkan hati sebisa mungkin agar kamu tidak terbawa perasaan seorang diri. Ini penting untuk menghindari kemungkinan kalau ternyata cuma kamu yang kegeeran, padahal dianya cuma menganggapmu kakak/adik seperti yang kamu bilang.
Kedua, kalau kamu memang yakin kedekatan kalian ini berbeda, kamu bisa langsung tanyakan soal ini ke dia kok. Malah lebih enak dan jelas karena kamu bisa membicarakannya langsung kepada yang bersangkutan. Jadi kamu tidak perlu lagi menebak-nebak perasaannya.
Ketiga, sadari risiko yang mungkin harus kamu hadapi kalau kau berusaha memperjelas ini. Bisa jadi, dia memang cuma ingin bersahabat denganmu dan tidak siap jika ternyata kamu menganggapnya lebih, sehingga dia memilih untuk jauh darimu daripada menyakitimu.
Sebaiknya, kamu tidak mengira-ngira sendiri soal itu biar kamu tidak salah langkah. Tanyakan saja langsung padanya biar jelas. Goodluck, Lintang!
***
Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!