Fimela.com, Jakarta Pada Sabtu (12/8/2017) pagi, dua perempuan muda, satu berkulit putih dan yang lainnya berkulit hitam, saling berpegangan tangan, sementara tangan lainnya memegang pembatas baja di hadapan mereka di Taman Emansipasi di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat.
Beberapa meter dari mereka, seorang pemuda berkulit putih, di mana ia berambut cepak dan mengenakan kacamata hitam, mengarahkan badan ke arah dua perempuan di seberang pembatas itu. Sisanya ada yang mengenakan baju atasan berwarna hitam, helm, dan bersepatu boot.
Pemandangan inilah yang tersuguh saat kaum nasionalis kulit putih turun ke kota kecil dan liberal, Charlottesville, di negara bagian Virginia bagian selatan, guna memprotes rencana penurunan patung seorang jenderal Konfederasi, Robert E Lee, untuk ketiga kalinya dalam beberapa bulan terakhir.
Tapi, siapa sangka, aksi yang demikian berlangsung tegang mesti berakhir dengan duka tak bertepi. Pawai semakin tak terkendali, sebagaimana dilansir dari BBC, Senin (14/8/2017) , Gubernur Negara Bagian Virginia menyatakan keadaan darurat dan memerintahkan pembubaran pawai umum itu.
Tapi, langkah tersebut sudah terlambat karena seorang pengemudi dengan membabi buta menabrakkan mobilnya ke arah demonstran, menyebabkan seorang perempuan meninggal dunia dan melukai 19 orang lainnya. Siapa sih sebenarnya perempuan bernasib nahas yang meregang nyawa dalam aksi protes ini? Coba simak deretan fakta tentangnya berikut.
Heather Heyer. Ya, itulah nama perempuan berusia 32 tahun, korban aksi pawai berdarah yang meninggal setelah diseruduk mobil. Seperti dilansir dari Guardian, Senin (14/8/2017), dengan kecepatan tinggi mobil yang belakangan diketahui dikemudikan oleh James Alex Fields Jr menerjang kerumunan kelompok rasis maupun antifasis. Kecelakaan tersebut merenggut nyawa Heyer, perempuan yang bekerja sebagai asisten legal di firma hukum di Virginia, dan membuat 19 orang lainnya luka.
Identitas Heather Heyer
Identitas. Seperti dimuat cnbc.com yang dikutip Senin (14/8/2017), Heyer berasal dari Greene County, Virginia. Ia adalah lulusan William Monroe High School, di mana ini merupakan sekolah yang menyediakan pendidikan gratis untuk anak berkulit putih, di mana situs sekolah ini kebanyakan menyatakan perlawanannya terhadap diskriminasi berdasarkan warna kulit, negara asal, juga jenis kelamin.
Donasi untuk keluarga. Seperti diwartakan Guardian, Senin (14/8/2017), terdapat laman donasi untuk mengumpulkan uang bagi keluarga Heyer. Lebih dari 3.000 orang sudah menyumbangkan uang setelah 11 jam laman tersebut diaktifkan dan berhasil mengumpulkan donasi sebanyak USD50.000 (sekitar Rp.668 juta).
Ia meninggal ketika melakukan apa yang benar. Baik di media sosial maupun laman donasi, tak sedikit netizen yang menyebut Heyer adalah pahlawan. Bahkan, sang ibu, lewat teman perempuan yang memang dikenal sebagai aktivis ini mengaku bangga. "Ia meninggal saat melakukan apa yang dipikirnya benar (ikut protes di Charlottesville, Virginia). Hatiku sakit, tapi selamanya aku bangga," tuturnya, seperti dilaporkan Guardian.