Fimela.com, Jakarta Pernikahan Ben Kasyafani dengan Nesyana Ayu Nabila baru genap berusia satu tahun. Menikah dengan melewati proses perkenalan yang singkat, Ben dan Ines, sapaan akrab istrinya, sepakat menganggap usia satu tahun pernikahannya itu merupakan masa adaptasi. Kini, memasuki usia pernikahan yang kedua, mereka pun siap untuk memulai langkah lebih, termasuk soal momongan.
Ya, seperti yang diketahui, Ben dan Ines melangsungkan pada 30 Juli 2016 lalu di sebuah hotel mewah di Jakarta. Sebelum sepakat untuk menikah, keduanya sudah terlebih dahulu melewati proses taaruf (perkenalan secara Islam) yang terbilang singkat, hanya sekitar 6 bulan.
Dengan proses perkenalan yang singkat itu, diakui Ben, banyak pihak yang meragukan keharmonisan pernikahan keduanya tersebut. Terlebih, ia dan Ines menyadari banyaknya perbedaan antara mereka yang bisa saja menjadi permasalahan dalam rumah tangganya.
Meski mendapat dukungan penuh dari keluarga, tak ayal kegagalan di pernikahan sebelumnya dengan Marshanda membuat Ben sempat dipandang sebelah mata saat memutuskan menikah untuk kedua kalinya. Namun, berlandaskan doa dan keyakinannya pada Tuhan, nyatanya pria 34 tahun itu mampu melewati satu tahun pernikahan dengan Ines tanpa kendala yang berarti.
"Keluarga sih support banget kita nikah, tapi banyak yang meragukan juga. Karena habis nikah aja kita langsung berantem loh. Karena kita waktu itu benar-benar baru saling kenal enam bulan. Yaa karena kita beda aja. Karakter beda, lingkungan beda, beda banget lah. Tapi benar, akhirnya doa yang bisa menjawab semuanya," ujar Ben Kasyafani saat berbincang bersama Bintang.com beberapa waktu lalu.
Lantas, apa saja perbedaan yang kerap menyulut perselisihan antara Ben dan Ines? Bagaimana pula cara mereka menanggulangi perbedaan yang ada? Lalu, bagaimana cara Ines menjadi 'perpanjangan tangan' Marshanda sebagai ibu dari Sienna? Semuanya terungkap dalam sebuah wawancara eksklusif Bintang.com bersama Ben Kasyafani dan Nesyana Ayu Nabila berikut ini.
What's On Fimela
powered by
Mencari Pahala dalam Pernikahan
Banyak yang bilang, cinta adalah modal utama untuk sepasang manusia menjalani kehidupan rumah tangga. Namun, bagi Ben Kasyafani dan Ines, ketaatan pada Tuhan lah yang membuat mereka bisa melewati satu tahun pernikahan tanpa adanya masalah yang berarti di rumah tangganya.
Sudah memasuki usia satu tahun pernikahan, bagaimana rasanya?
Ben: Mix feeling aja sih, berasanya cepet banget karena dari mulai nikah sampai sekarang tuh ada aja kayak tiba-tiba kita persiapan nikah, abis itu kita trip honeymoon, abis itu umroh, abis itu pindah rumah, jadi kayak banyak space-space dalam perjalanan pernikahan kita selama setahun ini yang kayak tes. Kayak tugas yang harus kita selesaikan bareng-bareng dan nggak terasa tiba-tiba udah setahun aja.
Apa yang kalian rasain setelah satu tahun hidup bersama?
Ben: Kalau aku sendiri yang jelas aku menikah sama Ines, aku sebagai seorang manusia merasa jauh lebih baik lagi.
Ines: Kalau sama Ben sih, yang aku rasain ke Ben tuh kayak baru aku rasain sekarang karena nggak pernah aku rasain sama hubungan-hubungan aku sebelum nikah. Maksudnya aku nggak pernah ngerasain, 'gimana sih nih caranya' cari cara aku bisa bener-bener cinta itu apa.
Ben: Yaa itu sama sih, kayak orang pas pertama kali nikah. Keluarga sih support banget kita nikah, tapi banyak yang meragukan juga. Tapi Alhamdulillah karena kita fokus dan niatnya sama-sama mau ibadah, jadi kita fokus untuk mencari pahala dan alhamdulillah cintanya sama-sama tumbuh. Mungkin aku bisa bilang kisah kita tidak seperti kisah sinetron yang cinta pada pandangan pertama, nggak kaya Romeo Juliet juga, kita lebih fokus dan memahami bagaimana caranya Nabi Muhammad saat mencintai Aisyah dan sebaliknya.
Memutuskan menikah hanya dengan 6 bulan perkenalan dengan latarbelakang yang sangat berbeda, bagaimana proses adaptasinya?
Ben: Habis nikah aja kita langsung berantem loh waktu ke Bali hahaha. Yaa karena kita waktu itu bener-bener baru saling kenal 6 bulan. Yaa karena kita beda aja. Karakter beda, lingkungan beda, beda banget lah. Dan di Bali itu kita sampai duduk malam-malam karena habis berargumen, akhirnya kita duduk kayak mentok aja. Tapi bener akhirnya karena doa, doa yang bisa menjawab semuanya. Allah doang yang bisa menolong kita.
Ines: Yaa semuanya kan kita proses, proses menyesuaikan diri aku sama Ben gimana, dia gimana. Kita kayak puzzle yang nggak kelar-kelar. Jadi yaa saling nyocokin aja sih, nggak mengubah juga. Aku lebih inget pas aku tiap malam doa, tiap hari doa, 'ya Allah minta kebarokahan buat pernikahan kita, minta kelancaran, minta keharmonisan, kerukunan, kekompakan', itu yang bikin aku mau nangis. Kayak inget pas ada kesel-keselan terus aku doa minta dilancarin pernikahannya. Sekarang kaya keinget itu jadi terharu.
Ben: Kalau dibilang pernikahan ada yang sempurna sih nggak tau yaa, Mungkin ada, tapi buat aku ternyata menemukan bahwa dua orang yang memiliki tujuan dan melihat tujuan yang sama, walaupun berbeda (karakter) tapi bisa berjalan bersama itu tuh udah jauh lebih dari sempurna. Karena saat menemukan kendala, menemukan halangan tuh kita sepakat untuk saling bantu, saling support untuk ke tujuan yang sama. Untuk aku sendiri prosesnya nggak mudah, tapi Alhamdulillah sih. Bener banget kalau Ines bilang karena doa.
Mas Ben bilang banyak perbedaan, terus mbak Ines juga bilang banyak berdoa minta dilancarin pernikahannya seolah membenarkan banyaknya perbedaan diantara kalian, terus bagaimana cara kalian menyelesaikan masalah atau perbedaan pendapat?
Ben: Kita tuh extrovert dan introvert. Aku extrovert yang paling-paling, Ines introvert yang paling-paling. Ines kalau lagi ada masalah, dia cari space sendiri biar energinya kumpul, sementara gue kalau lagi ada masalah, gue keluar dan bertemu dengan orang banyak.
Ines: Biasanya dia (Ben) orangnya (kalau ada masalah) lebih mau diselesain langsung, kalau aku orangnya lebih yang diam dulu, mikir.
Ben: Jadi gua kalau lagi ada masalah tuh kayak, 'yaudah pecahin aja sekarang biar selesai', sementara Ines tuh nggak, dia diam. Awalnya sih kesel karena dia nggak mau ngomong, sementara kita nge-push dia untuk ngomong. Awal-awal sih ribet, tapi akhirnya sebelum meledak banget gua kasih waktu semenit untuk diam dulu dan mutusin untuk gue marah atau nggak. Jadi gua mending tahan nafas, alihin yang lain dan nggak nge-push dia sampai dia sendiri yang akhirnya ngomong. Yaa itu lah, hubungan soal itu sih, gimana kita menghadapi masalah supaya tidak ada impact yang besar.
Dengan perbedaan yang seperti itu akhirnya kalian bisa sampai usia satu tahun pernikahan, apa sih hal yang menguatkan rumah tangga kalian?
Ben: waktu kita kemarin umroh sih ya. Perjalanannya kan kita juga dari mulai kenalan, terus nikah bisa dibilang nggak mudah juga buat kita berdua untuk sama-sama memantapkan hati. Tiba-tiba kita dapat kesempatan untuk umroh di waktu yang kita nggak duga. Akhirnya kita berangkat, terus di sana kita menemukan banyak hal lah. Satu, kita juga jadi lebih dekat. Kedua, kita bisa jauh lebih tawakal. Terus kita jauh lebih fokus dalam menjalani pernikahan ini arahnya mau dibawa kemana dan kita sama-sama tumbuh lah rasa cintanya.
Kalau boleh tau, apa sih yang berbeda dari pasangan kalian saat taaruf dulu dan sekarang saat sudah menikah?
Ben: Dia sih jauh lebih galak, hahaha. Dia sabar sih, Dia tuh sabar banget sama aku. Aku belum pernah nemuin orang yang sesabar itu ngadepin kita sebagai laki-laki. Kita (laki-laki) kan manusia yang sulit dan kalau ada yang mau sama kita artinya dia sabar banget. Aku bisa lihat Ines di usia 25 tahun menikah dan langsung punya anak (Sienna), pasti bukan situasi yang mudah buat Ines dan aku melihat Ines itu secara pribadi, secara karakter, orang yang jauh menyenangkan.
Ines: Kalau aku ngerasa setelah nikah ada yang take care aku banget. Karena kan sebelumnya aku apa-apa ngerjain sendiri. Ben tuh bener-bener take care keluarga banget, kayak bener-bener memenuhi kebutuhan aku, Sienna, keluarga aku, keluarganya Ben juga.
Buat mas Ben, mbak Ines itu istri seperti apa?
Ben: Luar biasa sih. Yang luar biasa buat gue, Ines banyak melakukan hal yang sebenarnya dia nggak mau. Artinya dia berusaha merasakan apa yang sebenarnya belum dia rasakan saat ini. Nah perjuangan dia untuk melakukan itu yang membuat gua, 'ini pasangan yang gua cari'. Dia lagi kesel, dia bisa bilang sayang sama gue, dia bisa bilang maaf.
Kalau mbak Ines, mas Ben tuh suami yang bagaimana?
Ines: Dia sosok suami yang sangat memanjakan keluarga sekali. Dia bener-bener mikirin keluarganya banget, mikirin aku banget, mikirin Sienna banget. Pokonya gimana caranya membahagiakan aku sama anaknya banget, gitu lah. Itu kadang aku merasa bersalah juga saat aku marah-marah sama dia.
Semua Buat Sienna
Memang, saat menikahi Ines, Ben Kasyafani berstatus duda satu anak bernama Sienna Ameerah Kasyafani. Sienna sendiri merupakan anak Ben dari pernikahan pertamanya dengan Marshanda yang kandas pada 2014 lalu. Bahkan, kala bercerai, Ben dan Marshanda sempat bersitegang soal hak asuh Sienna yang diurus oleh Ben. Tak merasa canggung, Ines seolah mampu menjadi 'penyambung' hubungan Ben dan mantan istrinya yang sempat merenggang.
Menikah dengan status duda satu anak, bagaimana proses mengenalkan Ines pada Sienna?
Ben: Yaa itu, dia (Ines) nikah sama aku udah tau situasinya buy one get one. Tapi Alhamdulillah dari pertama, value yang membuat aku yakin karena Sienna sama Ines itu nggak ada adaptasi yang dibuat-buat, bahkan Ines awalnya jauh lebih deket sama Sienna dulu daripada sama aku.
Di usia yang terbilang muda, banyak yang bilang mbak Ines jauh lebih dewasa menerima kehadiran Sienna dan membuat hubungan Ben dan Caca membaik, komentarnya?
Ines: Ya Alhamdulillah. Bersyukur kalau orang ngelihat kaya gitu. Kalau aku ngejalaninnya ya untuk pahala aja, nggak mesti gimana-gimana. Pokoknya untuk pahala aja simpelnya.
Ben: Saat kita nikah, hubungan dengan Caca memang sudah jauh lebih baik. Yang kita syukuri juga, kita sama Caca juga sepakat apapun yang terjadi sekarang ini semua buat Sienna, jadi point of view-nya Sienna. Selama itu baik buat Sienna itu yang kita prioritaskan. Alhamdulillah Caca juga bisa jalan sama kita. Mungkin ada yang dia (Marshanda) nggak nyaman, nggak setuju, tapi untuk Sienna kita jalanin dan patut kita syukuri. Sienna kan juga baru 4 tahun, masih golden moment, jadi penting banget buat Sienna merasa disayang.
Bisa dekat sama Sienna, bisa akrab juga sama Marshanda, bagaimana mbak Ines ngejalaninnya?
Ines: Yaa yang penting dari kita semua sih Sienna bisa nyaman, Sienna bahagia, Sienna bisa menerima keadaan dia dan jadi anak yang kuat. Itu udah bisa bersyukur sih.
Kalau mas Ben melihat Ines yang seperti itu bagaimana?
Ben: Umur 25 dia (Ines) urusin Sienna kaya anaknya sendiri dan Sienna juga bisa melihat itu. Mungkin ada beberapa hal yang dia nggak ngomong tapi gue liat kalau dia nggak nyaman dan dia melakukan itu untuk hal yang lebih besar, yaa ibadah, cari pahala, gua bisa lihat dia ngelakuin itu. Jadi kaya orang bilang bisa (akur) yaa Alhamdulillah sih, tapi itu juga perjuangan buat kita dan ada fasenya juga. Kalau sekarang kan tugas kita bagaimana mengenalkan Sienna pada situasi ini, 'bukan kamu kehilangan, tapi kamu ketambahan nih. Mungkin part-nya beda, tapi kamu punya dua ibu, itu yang sekarang kita kenalkan.
Komunikasi dengan Marshanda terkait Sienna sendiri sejauh apa sekarang?
Ben: Kalau waktu (Sienna) untuk Caca dibilang ideal banget mungkin ada keadaan yang nggak akan sama. Tapi kita berusaha yang bisa kita lakukan untuk membuka komunikasi, untuk membuka diskusi. Ada juga ketidaksetujuan, dan dia (Caca) cukup berbesar hati sih untuk tumbuh kembangnya Sienna karena mungkin ada beberapa hal juga yang mesti dia relakan.
Sienna kan udah 4 tahun, udah minta adik belum?
Ben: Iya nih, dia udah minta. Maunya perempuan.
Ines: Ada (boneka) bola kan, itu ceritanya adiknya. Dikasih makan, dimasukin ke perut aku. Biasanya kalau ayahnya megang-megang perut aku, dia anggap udah ada adiknya dia, jadi suka dia ajak ngomong, dia cium-ciumin.
Terus kapan rencananya mau kasih adik untuk Sienna?
Ben: Kita udah ada program sih, kita udah ke dokter, kita udah nanya-nanya, udah ngitung tanggal, minum macam-macam. Yaa kita masih menunggu lah.
Memang kemarin sempat tunda momongan?
Ben: Bukannya nunda, Kita sih emang awal kalau bisa jangan sekarang dulu, sekarang sih kita nggak nunda.
Ada rencana mau bulan madu lagi mungkin biar Sienna cepet punya adik?
Ines. Kita nggak pernah honeymoon berdua. Pas umroh doang bedua, hahaha.
Ben: Kita anggapnya yaa emang belum aja sih. Setahun kemarin mungkin perkenalan, dan kita udah mulai merasa setelah setahun ini, dua bulan tiga bulan terakhir ini udah mulai nyaman dan aku sih punya feeling sebelum akhir tahun sih udah (hamil), insya Allah tahun ini.
Ines: Aku juga yakin tahun ini.
Melewati tahun pertama pernikahan sebagai proses pengenalan lebih dalam untuk masing-masing, kini Ben Kasyafani dan Ines sudah semakin yakin adanya ridho Allah yang menguatkan cinta diantara mereka. Dan, jika Ben dan Ines yakin akan dikaruniai momongan di usia dua tahun pernikahannya, tak ada salahnya untuk kita amini. Jadi, good luck Ben dan Ines!