Fimela.com, Jakarta Band PADI boleh saja vakum. Namun romantisme perjuangan mereka meraih mimpi tetap menjadi kenangan manis yang tak pernah terlupakan. Yoyo misalnya. Penggebuk drum band PADI ini masih ingat betul rentetan kejadian yang mereka alami bersama. Dari mulai perburuan label, hingga hijrah ke Jakarta karena terpilih menjadi pengisi album kompilasi Indie Ten.
"Banyak ya romantisme-nya. Karena waktu awal kita bikin PADI tuh banyak banget kejadian-kejadian yang masih membekas sampai sekarang. Karena kita sama-sama mulai dari nol," ujar Yoyo, di sela-sela syuting, kawasan Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/8/2017).
Hampir selama satu tahun Fadli, Yoyo, Piyu, Ari, dan Rindra melakukan perburuannya melamar ke label-label. Mereka pun sempat bimbang saat label Sony meminang sebagai salah satu pengisi album kompilasi. Padahal semangat mereka kala itu ingin membuat album.
"Karena awalnya misi kita bikin album. Jadi kita sudah siapkan beberapa lagu. Kita bagi tugas, kita berempat di Surabaya memperkenalkan nama PADI, sedangkan Piyu di Jakarta tawar-tawarkan demo. Pas ada tawaran kita pikir mungkin ini jalannya. Siapa tahu dengan satu lagu ini, yang penting dikenal dulu deh sama orang," kenangnya.
Siapa sangka, hasilnya pun sangat membanggakan. Single Sobat milik mereka lebih hits ketimbang single andalan album itu yang dipilih dari band Wong. Seiring berjalan, job pun mulai berdatangan, dengan banderol harga yang terus meningkat.
"Waktu itu single hitsnya lagu Wong dari Bandung. Tapi justru lagu Sobat ini yang hits. Dari situ kita dapat job, senang banget. Dari merasakan honor 200 ribu, 500 ribu, 1 juta, 2 juta, 5 juta, itu senang banget," ungkap Yoyo PADI.