Kenapa Patung Tuban di Kelenteng Kwan Sing Bio Jadi Kontroversi?

Karla Farhana diperbarui 08 Agu 2017, 09:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Patung Tuban, atau patung Kwan Sing Tee Koen yang megah dan besar, berdiri di Kelenteng Tri Dharma Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur sejak awal Juli lalu. Patung setinggi 30 meter ini saat itu diresmikan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Namun, beberapa hari ini patung panglima perang tertinggi di Asia Tenggara menuai kontroversi di media sosial. 

Sebagian pihak menginginkan patung megah ini diruntuhkan. Padahal, nggak mudah, lho, membuatnya. Menurut laporan dari Liputan6, patung ini dulu dibuat berdasarkan ide Ketua Penilik Kelenteng, Alim Sugiantoro.

Alim mengatakan, pembangunan patung sebagai monumen ini dalam rangka perayaan Ulang Tahun Yang Mulia Kongco Kwan Sing Tee Koen yang ke-1857. "Pembangunan monumen patung ini sekaligus Hari Ulang Tahun Yang Mulia Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1857," katanya, kepada media tersebut. 

Sementara, biaya untuk membangun patung besar ini mereka dapatkan dari para donatur yang merupakan jemaat kelenteng tersebut. Bukan jemaat baru, mereka yang menyumbangkan uangnya untuk pembangunan patung ini sudah menjadi jemaat sejak tahun 1970.

Perang pro dan kontra ternyata tak terjadi di media sosial saja, girls. Tapi, sejumlah massa dari gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Surabaya ikut turun buat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Timur di Surabaya, pada Senin (7/8) kemarin. Dilansir dari berbagai sumber, mereka meminta patung panglima perang ini segera dirobohkan. 

Didik Muadi, korlap unjuk rasa tersebut, mengatakan patung itu tak ada hubungan sejarah bangsa Indonesia sama sekali. "Patung tersebut tidak ada kaitan sejarah dengan bangsa Indonesia. Masih banyak pahlawan Indonesia atau tokoh pejuang daerah yang lebih pantas dijadikan patung di Tuban," katanya, seerti dikutip dari salah satu media nasional. 

Selain itu, sebagian pihak juga membandingkan patung raksasa ini dengan patung Sudirman di Jakarta yang ukurannya jelas jauh lebih kecil. Juga ada pernyataan di media sosial, kalau patung ini berdiri di alun-alun kota. Nah, karena banyak kabar yang simpang siur, Ketua Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Irawan pun menjadi khawatr. 

Kepada BBC Indonesia, dia meluruskan apa yang selama ini menyebar di kalangan netizen. Dia mengatakan, patung Tuban yang di dalam kelenteng kecilukurannya cuma 15 cm. Sementara patung yang ada di dalam kompleks kelenteng jauh lebih besar. Tapi, ini nggak berarti patung setinggi 30 meter itu juga disembahyangkan. 

Media ini juga melaporkan, kalau pengunjung kelenteng Tri Dharma Kwan Sing Bio malah makin banyak sejak adanya patung Tuban di sana. Apa lagi, pada tanggal 1-15, selalu ramai dengan orang Malaysia dan Singapura yang mau sembahyang di sana.

What's On Fimela