Fimela.com, Jakarta Bagi Habibie Afsyah, hidup bisa berubah 180 derajat hanya dalam sekejap. habibie, bungsu dari H. Nasori Sugianto dan Hj. Endang Setyati ini lahir dengan kondisi fisik sempurna. Namun, semuanya berubah ketika dia didiagnosa dengan mucular dytrphy.
Penyakit ini, MaxMonroe menulis, merupakan penyakit bawaan yang perlahan-lahan merenggut fungsi motorik tubuh Habibie. Akhirnya, dia perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Dia pun terpaksa harus menggunakan kursi roda.
Meskipun begitu, sang ibu tak menyerah. Dia terus menyemangati Habibie untuk terus hidup dan semangat meski memiliki kekurangan fisik. Bahkan, ibunya juga membantu pria yang lahir tahun 1988 ini untuk hidup mandiri. Ibu Endang lantas mendorong Habibie untuk ikut kursus Internet Marketing tingkat dasar dengan biaya lebih dari Rp5 juta.
Meski awalnya Habibie menolak, namun dia akhirnya mengikuti kursus tersebut. Usai lulus dari kursus Internet marketing tingkat dasar, dia pun kembali ke aktivitasnya sedia kala; bermain game dan browsing. Soalnya, dia merasa Internet marketing itu sulit unutk dipelajari karena bahasa pengantarnya Bahasa Inggris.
Melihat anaknya masih belum mahir, sang ibu akhirnya menjual mobil keluarga untuk biaya kursus lanjutan di Singapura. Setiap dua minggu sekali selama 3 bulan, Habibie mendapatkan pelajaran soal Internet marketing. Akhirnya, Habibie berhasil menjual produk game di Amazone senilai US$ 24.
Dari penjualan pertamanya, kemudian mengekor penjualan-penjualan berikutnya. Dia lantas terus berusaha hingga nilai komisi dari penjualannya meningkat jadi US$ 124, US$ 500, US$1.000 dan US$2.000! Penghasilan ini kemudian dia gunakan untuk mengikuti kursus lainnya, seperti Dokterpim, Indonesia Bootcamp dan Eprofitmatrix.
Kesuksesan Habibie sejak itu melejit dan terus mengekor. Dia lantas menulis sebuah buku panduan bagaimana agar sukses berjualan di Amazon dan juga meluncurkan situs jual beli properti. Selain itu, kisahnya yang menginspirasi membuatnya menjadi seorang trainer di berbagai acara seperti seminar Eprofitmatrix bersama sang guru, Suwandi Chow.